Rayakan Merdeka Belajar Saat Kondisi Generasi Meresahkan


Oleh. Netty al Kayyisa 
(Bidang Kurikulum Sekolah Anak Tangguh) 

 

Hari guru diperingati setiap tanggal25 November. Tahun ini mengambil tema “Bergerak Bersama Rayakan Merdeka Belajar”. Sebagaimana dilansir dalam tirto pada 13 November 2023, tema yang disampaikan dalam Pedoman Peringatan Hari Guru Nasional 2023 ini, mengandung kata “Merdeka” sesuai dengan kurikulum yang diterapkan saat ini, yaitu Kurikulum Merdeka. Dari logo peringatan mengibaratkan seluruh satuan pendidikan dan siswa-siswinya “Bergerak Bersama” menyemarakkan kurikulum yang berlaku saat ini.  

 

Pertanyaan yang menggelitik adalah merayakan apa dari Merdeka Belajar yang dilakukan? Keberhasilan dari sisi apa yang perlu dibanggakan? Di tengah kondisi generasi yang semakin memprihatinkan. Lihatlah bagaimana tawuran masih merajalela. Kasus bunuh diir pelajar di tahun 2023 hingga hari ini mencapi 10 orang. Dampak terbesar dari perundungan dan akses media sosial yang mengajarkan kekerasan. Seks bebas, pornografi, pornoaksi, narkoba masih menjadi PR generasi yang harus diperhatikan dunia pendidikan. Bisakah terselesaikan dengan kurikulm Merdeka Belajar? 

 

Konsep Merdeka Belajar yang diinginkan pemerintah adalah memerdekakan anak dalam belajar. Memanusiakan manusia. Anak-anak bisa belajar sesuai keinginannya. Menggali potensi yang ada dan melejitkannya hingga berguna untuk diri dan masa depannya. Bagaimana untuk masyarakatnya?  

 

Entahlah. Barangkali butuh pengkajian lebih mendalam. Karena  hasil dari sistem pendidikan hari ini tak jauh-jauh dari kepentingan pribadi. Mencari kerja, hidup lebih layak, tapi jangan lupa tetap menjadi kacung korporate yang berkuasa. Tak bisa merdeka dalam arti sebenarnya. Tak bisa berinovasi karena terbentur dana. Tak mampu berbuat banyak untuk menyelesaikan masalah yang ada di tengah masyarakatnya. Bahkan yang ada, semakin tak peduli karena sibuk dengan urusan pribadi.  

 

Inikah yang dikatakan keberhasilan Merdeka Belajar? Inikah yang dirayakan? Inikah yang dikatakan membanggakan?  

 

Sungguh tak tepat jika hal ini dikatakan sebagai sebuah hasil yang patut dirayakan. Meski ini sebuah konsekuensi dari tujuan pendidikan yang tak menyentuh dasar. Tujuan pendidikan yang katanya membentuk anak didik beriman dan bertakwa, nyatanya hanya dalam tataran konsep semata. Tanpa tahu tangga untuk mewujudkannya. Tanpa tahu hakekat iman dan takwa seperti apa.  

Ini bukan sekedar berbicara pelaku di lapangan. Tetapi  ini berbicara sebuah konsep kurikulum yang diadopsi negara. Karena  dari kurikulum inilah dasar pendidikan di bangun. Dari kurikulum inilah terbentuk generasi yang diharapkan mampu mengisi peradaban.  

 

Dan lihatlah jika kurikulum tidak dibangun berdasarkan akidah yang benar. Tidak akan mengantarkan pada hasil yang memuaskan. Kurikulum pendidikan yang dibangun atas asas sekuler, pemisahan agama dari kehidupan, hanya akan melahirkan persoalan-persoalan baru yang terus bermunculan. Tak ada sistem kendali. Tak ada yang dijadikan rujukan benar salah. Tak ada kepastian akan hukum dan penerapannya.  

 

Berbeda jika menggunakan sistem pendidikan Islam. Sistem  pendidikan yang berbasis akidah Islam. Kurikulum  disusun berlandakan pada akidah. Penguatan akidah di level dasar, diharapkan mampu membentuk kepirbadiannya di masa depan.  

 

Tujuan pendidikan pun jelas, membentuk kepribadian Islam pada anak didik, menyiapkan mereka menjadi orang-orang yang ahli di bidang yang dibutuhkan di tengah-tengah masyarakat.  

 

Untuk mewujdukan tujuan pendidikan ini maka ditempuh dengan metode talaqiyyan fikriyyan. Bertemunya pemikiran antara guru dan murid. Siswa didorong memikirkan apa yang dipelajari, hingga menjadi pemahaman yang mampu menggerakkan dan mempengaruhi tingkah lakunya. Pemahaman yang benar ini akan menjadi pemutus dalam setiap aktivitasnya.  

 

Sistem pendidikan Islam juga harus ditopang dengan sistem ekonomi Islam. Karena sejatinya pendidikan tetap membutuhkan sokongan dana yang tak biasa. Dan tidak ada yang bisa melakukannya jika bukan sebuah negara. Negara yang membangun ekonominya atas sektor riil, bertujuan untuk memenuhi kebutuhan seluruh rakyatnya dan mengelola kekayaan alam seesuai kepemilikannya.  

 

Sistem pendidikan Islam juga didukung sistem politik tingkat tinggi. Yang bermuara pada penerapan Islam kaffah dalam seluruh aspek kehidupan. Yang menjadikan Islam tinggi dan tidak ada yang lebih tinggi darinya. Yang tidak bergantung pada negara lain, sebaliknya akan mengantarkan negara pada satu kekuatan global yang mendunia. Dialah Khilafah Islamiyah yang kedua. Wallahu’alam bi showab.

Post a Comment

Previous Post Next Post