Penjajahan di dunia harus dihapuskan. Namun sayang, ini tidak dipahami dengan baik oleh sebagian pihak.
Aksi damai umat Islam di Bitung untuk Palestina yang diakhiri dengan kericuhan oleh ormas Manguni Makasiouw yang bertindak anarkis terhadap peserta bela Palestina. Mereka mengeroyok peserta dan menyebabkan adanya korban yang tewas. Mereka berdalih peserta mendukung teroris, tidak sampai disitu, mereka juga membakar bendera Palestina dan bendera tauhid (gelora.co, 26/11/2023).
Gaza adalah benteng terakhir umat muslim di Palestina. Tanahnya sudah dijarah paksa oleh zionis yahudi sejak tahun 1948. Sejak itulah, beberapa cara dilakukan zionis untuk menghancurkan Gaza. Ratusan kali mereka mencoba untuk masuk dan memusnahkan pejuang Gaza. Bahkan segala jenis senjata yang ada di perang dunia II telah dijatuhkan ke Gaza. Bahkan berton-ton mesiu sudah diluncurkan ke Gaza. Kebiadaban zionis yahudi tidak cukup sampai disitu mereka terus membombardir penduduk Gaza dengan harapan rakyat gaza keluar dari tanah milik mereka. Tapi apa yang mereka upayakan itu tidak sedikit pun membuat rakyat gaza gentar dan meninggalkan tanah mereka. Bahkan telah tercatat dalam sejarah jawaban seorang ibu, ketika saat itu para pemimpin dunia berkumpul untuk musyawarah agar rakyat gaza pindah saja dan jangan bertahan.
Dengan tegas ibu itu menjawab,
"Jika kami mau, kami bisa saja untuk hijrah. Tapi yang harus kalian tahu, kami disini mewakili kalian untuk menjaga Masjid Al-Aqsho. Bahkan debu di pelataran Al-Aqsha lebih mahal daripada darah kami. Dan jika kami pergi, dosa besar sedang jatuh tepat di pundak kalian."
Apa yang dilakukan oleh rakyat gaza dalam mempertahankan tanah mereka adalah bentuk penghormatan mereka terhadap perjuangan Rasulullah dan para sahabat sebelumnya dalam membebaskan Al-Aqsha. Jika mereka pergi sama saja mereka menodai perjuangan itu sendiri. Karena perjuangan para sahabat membebaskan Al-Aqsha kembali tidaklah mudah.
Pertempuran Yarmuk saat itu menjadi buktinya, ketika 35 ribu tentara muslim berhasil menang melawan 500 ribu serdadu Romawi Timur. Hanya empat tahun berselang dari wafatnya Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam, kemenangan kaum muslim di Yarmuk berujung pada pembebasan Al-Aqsha setahun kemudian. Khalifah Umar bin Khattab sendiri yang menerima kunci kota Baitul maqdis dari pendeta Patrick sophronius. Dan dengan tangannya sendiri Al-Aqsha dibersihkannya dari sampah-sampah.
Maka sudah jelas, zionis Yahudi adalah penjajah yang harus dihapuskan di muka bumi ini. Pengusiran mereka adalah keharusan dari tanah Palestina dan umat muslim berdiri bersama Palestina karena itu adalah sikap yang seharusnya ditunjukkan oleh umat muslim. Karena Palestina adalah milik umat muslim. Palestina adalah bagian dari kita, dan sikap yang kita tunjukan juga seharusnya sebagaimana halnya anggota keluarga kita diserang musuh, maka kita akan membalas penyerangan itu.
Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam bersabda yang artinya:
"Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal saling mencintai, menyayangi, dan mengasihi bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga (tidak bisa tidur) dan panas (turut merasakan sakitnya). (HR. Bukhari Muslim).
Tapi sayang bentrokan justru terjadi pada kalangan tertentu padahal kaum muslim di seluruh dunia tidak akan pernah tinggal diam melihat kekejian dan kebiadaban yang dilakukan penjajah zionis Yahudi. Tidak sedikit dari kaum muslim yang tidak memihak kepada Palestina karena tidak mengetahui akar dari masalah Palestina dengan zionis Yahudi. Padahal Yahudi ingin menguasai dan merampas tanah palestina bahkan mereka tidak segan-segan mengklaim tanah Palestina adalah milik mereka. Mereka adalah penjajah sebenarnya yang harus diusir dari tanah Palestina. Kemerdekaan Palestina akan terwujud ketika yahudi keluar dari tanah milik Palestina.
Sudah seharusnya semua pihak lebih-lebih muslim memahami bahwa penjajahan harus dihapuskan di muka bumi ini. Negara memiliki andil untuk meriayah warga negara dengan kebijakan yang dikeluarkannya agar umat paham akar masalahnya sehingga mereka tidak memihak pada penjajahan.
Masalah bentrok dan kriminalitas lainnya tidak akan dapat terurai jika masih berpijak pada sistem yang salah seperti hari ini, yang tidak mampu memberi solusi yang solutif.
Maka tidak ada solusi dunia untuk Palestina jika bukan Islam. Jumlah kaum muslim di seluruh dunia sangat banyak terlebih di Indonesia yang mayoritas muslim, demikian juga dengan kekuatan militernya, jika seluruh negeri-negeri muslim bersatu maka sungguh kekuatan itu semakin besar tidak terkalahkan. Tapi sayang lagi-lagi karena sekat nasionalisme satu sama lain merasa terasing. Maka tidak ada cara lain untuk menyatukan umat Islam di seluruh dunia hanya dengan adanya institusi Islam yakni khilafah.
Wallahu'alam.
Post a Comment