Akhir-akhir ini beredar video yang memperlihatkan lima unit mobil Mitsubishi Xpander keluaran terbaru terparkir di Kantor Camat Kuaro, Kabupaten Paser, Kalimantan Timur. Masing-masing dari kelima mobil tersebut telah terpasang plat merah. Hal tersebut diduga terjadi setelah Fahmi Fadli selaku Bupati Paser membagi-bagikan mobil untuk Kepala Desa (Kades) di wilayahnya.
Kabar tersebut viral di media sosial usai diunggah oleh akun Instagram @korupmas pada Selasa, 5 Desember 2023 dan dibagikan ulang oleh akun X @PartaiSocmed Rabu pagi.
“Bupati Wonogiri dan Walkot Semarang dari PDIP yang Cuma bagi-bagi motor dinas merah buat kades/lurah ternyata tidak ada apa-apanya dibanding Bupati Paser dari PKB yang bagi-bagi mobil dinas expander Kepala Desa menjelang Pemilu,” ungkap dalam salah satu unggahan, dikutip Rabu, 6 Desember 2023.
Adapun kelima Kades yang diduga menerima mobil tersebut yakni Desa Pasir Mayang, Pondong Baru, Padang Jaya, Klempang Sari dan Keluang Paser Jaya. Namun ternyata, selain daripada kelima desa yang berada di Kecamatan Kuaro, terdapat juga 134 desa lain yang menerima mobil mewah seharga ratusan juta tersebut.
Sehingga terkait beredarnya informasi yang diunggah oleh sejumlah akun di media sosial ini telah mendapat sorotan tajam dari warganet. Bahkan tidak sedikit memicu timbulnya pertanyaan terkait urgensi dari pemberian mobil dinas mewah untuk para perangkat desa tersebut.
“desa yang kepilih itu apa udah bagus programnya? Masyarakatnya gimana? Stunting udah beres? Jalan lobang adaga?” tanya warganet.
Itulah salah satu ujar warganet dalam mempertanyakan urgensi adanya pembagian mobil mewah tersebut.
Melihat kondisi tersebut, tentunya akan timbul banyak pertanyaan dari masyarakat akan urgensinya. Apalagi ketika pembagian mobil mewah tersebut, di waktu yang bersamaan dengan kondisi negara yang masih berkutat pada permasalahan perekonomian, stunting yang menjangkiti generasi serta sejumlah fasilitas akses jalan yang rusak, dan masih banyak lagi. Dibandingkan berfokus pada masalah tersebut, malah melakukan pembagian mobil mewah kepada sejumlah pereangkat desa.
Hal tersebut tidak seharusnya dilakukan kepada para pemangku pemerintah, di kala masyarakat mengalami kesusahan. Dan timbul pertanyaan terkait urgensinya, bahkan dana darimana yang digunakan.
Sebagai pemangku pemerintah sejatinya harus hidup dengan sederhana. Mendahulukan kebutuhan masyarakat dibandingkan kebutuhannya pribadi. Dan seharusnya merasa tidak tenang jika masyarakatnya dalam kondisi kesusahan.
Apa yang terjadi saat ini, terkait fakta yang ada sangat berbeda jauh dengan apa yang ada di dalam Islam. Pemangku penguasa dalam Islam digambarkan sebagai sosok yang amanah dalam menjalankan pemerintahan, teladan, dan terhindar dari korupsi melalui pembagian ghulul/hadiah di luar daripada gaji. Penguasa Islam pun juga memberikan keteladanan hidup dalam kesederhanaan. Dan pemimpin dalam Islam akan senantiasa mendahulukan rakyatnya sehingga terjamin kebutuhannya yang kemudian tercipta masyarakat yang sejahtera.
Tentunya kriteria pemimpin yang seperti hanya akan didapati di dalam sebuah naungan Islam secara Kaffah, yakni ketika diterapkan Islam ke dalam seluruh aspek kehidupan. [Wallahu a’lam bisshowab]
Post a Comment