KEMISKINAN DI TANAH URBAN BUAH PENJAJAHAN


Oleh Yeni Aryani


Ada kemiskinan  terjadi di tengah-tengah gencarnya pembangunan serta berlimpahannya kekayaan sumber daya alam suatu daerah. Kemiskinan ini menjadi kisah miris mengundang beragam tanya. Kata miskin dalam artian ketidakmampuannya dalam mencukupi kebutuhan hidup. Ketidakmampuan ini tentunya diakibatkan oleh berbagai macam pula faktor, bisa dari dalam diri individu manusianya, lingkungan dan sistem yang mempersulit dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Kita mengetahui bersama saat ini negara ini masih memakai sistem buatan manusia. Untuk mengatur dirinya saja manusia tidak akan mampu apalagi mengurusi urusan hidup orang lain apalagi untuk mengurusi segala aspek kehidupan manusia


Di lansir oleh Sumsel. Tribunnews, 07/12/2023, melalui data lama di Maret 2023 yang disampaikan oleh PJ Walikota Trisko Defrianysa menunjukkan bahwa angka kemiskinan di kota Lubuklinggau Sumsel sebanyak 12,65 persen atau 31,02 ribu jiwa dari jumlah penduduk kota tersebut yang tergolong miskin.


Data tersebut berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumsel pada Maret 2023 lalu. Tingginya angka kemiskinan ini membuat kota Lubuklinggau menjadi kota ke-7 dalam daftar kota termiskin tertinggi di Sumatera. Pernyataan PJ walikota tersebut justru membuktikan bahwa kemiskinan sudah merata, kegagalan program-progam pemerintah dalam mengatasi kemiskinan selama ini sama sekali tidak menyelesaikan akar masalahnya


Kemiskinan adalah kenyataan yang tengah dihadapi oleh negara-negara berlimpah hasil  kekayaan alamnya, mengapa bisa. Karena saat ini negara kita mengelola hasil kekayaan alamnya secara langsung melainkan menyerahkan sepenuhnya ke pihak lain seperti swasta bahkan asing yang memiliki modal besar. Lewat perjanjian kerjasama yang saling menguntungkan antara pemangku kepentingan negeri dan pihak pemodal, masyarakat tidak mendapatkan apa-apa buruknya lagi masyarakat kini terbebani  oleh pajak yang mencekik, belum lagi  biaya kebutuhan hidup, pendidikan, kesehatan dan lainnya 


Kemiskinan atau dimiskinkan adalah konsekuensi dari penerapan sistem kapitalis. Yang mana sistem ini hanya berfokus pada untung rugi bukan memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Kegagalan sistem ini sudah terbukti, mulai dari pemerintah abai akan urusan rakyatnya. Seperti sempitnya lapangan pekerjaan buat warga negara lokal justru mendatangkan pekerja-pekerja asing, hal ini menjadikan tingginya angka pengangguran. 


Di sistem yang ada saat ini pejabat pandai berdalih namun minim visi dan solusi. Kalaupun ada solusinya yang dikeluarkan lewat kebijakan-kebijakan pemerintah justru semakin menyengsarakan rakyat. Berbeda halnya dengan negara yang menetapkan syariat Islam sebagai dasar kepengurusan umatnya, dalam Islam tidak akan ada lagi kesenjangan sosial, tidak akan lagi klaster pembeda antara kaya dan miskin, dalam Islam semua akan terjaga, dalam Islam kezaliman segala rupa termasuk penjajahan yang betdali investasi akan di hapuskan.


Dalam Islam menjadi kewajiban seorang pemimpin negeri itu menjaga lindungi, melayani, mencukupi segala kebutuhan hidup masyarakat atau umatnya. Masyarakat di berikan arahan, bimbingan agar dapat menyadari perlunya hidup dengan penerapan syariat Islam Kaffa. Jadi negara yang menjajakan syariat Islam tidak hanya mengurus urusan perut umatnya melainkan juga mengurusi bekal buat kehidupan abadi sesudah kehidupan di bumi 



Wallahu alam


Palembang, 13/12/23

Post a Comment

Previous Post Next Post