KDRT Meroket, Buah Busuk dari Sistem Kapitalisme


Oleh : Nina Iryani S.Pd


KDRT (Kekerasan dalam Rumah Tangga) kian meroket tajam diberbagai negara para penganut sistem Kapitalisme. Membuli, menyiksa, baik dengan tindakan verbal maupun non verbal bahkan membunuh seolah tiada habisnya. Apakah hukum yang diterapkan tidak membuat efek jera? Atau tekanan hidup, kurang iman bahkan akibat pergaulan yang tidak sehat?


Ketika sebuah negara memisahkan agama dari kehidupan, sejatinya ia sedang membuat hukum sendiri, membuat lelah dan terjerumus semakin dalam menuju kehancuran. Padahal Sang pencipta alam semesta ini sudah membuat aturan sempurna karena lebih mengerti apa yang kita butuhkan. 


Salah satu dampak yang dihasilkan dari sistem kapitalisme yang diterapkan adalah  jumlah kasus KDRT ( Kekerasan dalam Rumah Tangga).


Dilansir dari Jakarta, Kompas.com- seorang pria bernama Jali Kartono membakar isterinya sendiri, Anie Melan, di kediaman pribadinya, Kebayoran lama, Jakarta Selatan, Selasa (28/11/2023).


Jali nekat membakar isterinya hidup-hidup lantaran terbakar api cemburu usai melihat isterinya chatting dengan pria lain. 

Jali yang tak mampu mengendalikan emosinya, mengambil jerigen berisi bensin secara spontan. Jerigen itu dengan mudah didapatkan karena pelaku sehari-hari menjual bensin eceran. Bensin yang ada didalamnya lalu dituangkan keatas kepala korban. Pelaku lantas mengeluarkan korek api untuk menyulut api. 

Anie yang terbakar hidup-hidup lantas berlari keluar rumah untuk meminta pertolongan. 


Kemudian ada salah seorang tetangga korban yang coba membantu meredam api dengan menyelimuti Anie dengan menggunakan sarung yang sebelumnya telah dibasahkan. Hingga akhirnya dilarikan ke rumah sakit dengan 70 persen bagian tubuhnya terkena luka bakar. Suami korban pun akhirnya ditangkap.


Demikian merupakan salah satu kisah KDRT dari sekian banyak kabar berita yang ditayangkan. Belum lagi kasus-kasus yang tidak terpublikasikan. 


Allah SWT berfirman:


"Kaum laki-laki itu adalah pelindung bagi kaum wanita. Oleh karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (wanita). Dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang sholehah, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada. Oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasihatilah mereka dan pisahkan lah mereka ditempat tidur mereka dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka menaatimu maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah maha tinggi lagi maha besar." 

(TQS. An-Nisa ayat 34).


Rasulullah Saw bersabda:


"Aku ingatkan kepada kalian tentang hak dua orang yang lemah. Yaitu anak yatim dan perempuan." 

(H.R Imam Ahmad, Ibn Majah dan Al-Hakim).


Disisi lain, Rasulullah Saw bersabda:


"Banyak perempuan menemui isteri-isteri Muhammad untuk mengadukan perlakuan suami-suami mereka. Suami-suami seperti itu bukanlah orang-orang yang terbaik." 

(H.R Abu Dawud, Ibn Majah, Al-Darimi, Ibn Hibban dan Al-Hakim).


Begitu pula Rosul SAW bersabda:


"Bila engkau ingin bernikmat-nikmat dengannya, maka engkau bisa bernikmat-nikmat dengannya, namun padanya ada kebengkokan. Jika engkau memaksa untuk meluruskannya, engkau akan memecahkannya. Dan pecahnya adalah talaknya." 

(H.R Muslim).


Dalam riwayat lain :


"Aisyah berkata bahwa Rasulullah tidak pernah memukul apapun dengan tangannya. Tidak memukul wanita dan pembantu." 

(H.R Muslim).


Demikian Islam menjelaskan dengan gamblang dan rinci tentang pergaulan suami-istri yang sehat. Ketika terjadi hal yang tidak diharapkan dari salah satu pihak, hendaknya bersabar dan perlahan mencari solusi dengan dasar taat kepada Allah dan Rasulullah. Bukan dengan kekerasan apalagi pembunuhan.


Tak ada jalan lain kecuali kembali menuju Islam kaffah agar kasus KDRT dapat diatasi dengan baik dan ditetapkan sanksi yang berefek jera bagi pelakunya.  


Wallahu'alam bissawab.

Post a Comment

Previous Post Next Post