Hunian Mahal di Sistem Kapital


Oleh : Sukmawati 
(Pegiat Literasi)


Rumah termasuk kebutuhan penting bagi masyarakat, sehingga sudah selayaknya disediakan oleh pemerintah dengan harga terjangkau.  Sayangnya harapan untuk memiliki rumah dengan harga terjangkau pada sistem Kapitalis-Sekuler hari ini, tinggal harapan karena harga rumah semakin mahal menyusul semakin mahalnya harga lahan akibat dominasi perumahan swasta.


Dirilis dari CNBCIndonesia.Com (1/12/2023), harga rumah terus merangkak naik dari waktu ke waktu. Masyarakat yang memerlukan rumah pun harus merogoh kocek dalam-dalam bahkan sampai miliaran rupiah. “Budget orang Indonesia Rp1-2 M paling banyak, di atas itu tergolong niche lagi,“ ungkap Direktur Research and Consultancy Service Leads Propterty, Martin Samuel Hutapea.


Berdasarkan data Leads Property, untuk rumah komersiil, harga rata-rata rumah per unit di Jabodetabek sudah mencapai Rp 2,5 M. Wilayah dengan persebaran rumah subsidi di antaranya adalah pinggiran Depok, Tangerang, serta Bogor. Namun, harga rumah di wilayah  tersebut kini sudah tinggi, di antaranya Bekasi mencapai Rp 1, 5 M, Depok 1,8 M, Bogor 0,9 M dan Tangerang 3,1 M.


Adapun secara keseluruhan di Jabodetabek pasar rumah tapak di kuartal III 2023 sebanyak 162 ribu unit. Tiga wilayah terbesar adalah tangerang yang mendominasi dengan 44 persen, disusul dengan Bekasi 25 persen dan Depok 21 persen. Demi mempermudah masyarakat membeli rumah, masa tenor kredit pemilikkan rumah (KPR) pun kian bertambah panjang. 


“Bank memperpanjang KPR jadi 20-25 tahun, jadi perbulan masih mampu orang indoensia beli, dulu Cuma 10 tahun, karena 15 tahun kan berat. Tapi biasanya orang Indonesia beli di usia 30 tahun, 25 tahun kemudian usia 55 tahun,” tutupnya.


Dalam upaya penyediaan rumah khusus masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), Pemerintah melalui program kredit pemilikkan rumah fasilitas likuiditas pembiayaan menyalurkan Rp 97,44 triliun  sejak tahun 2010 hingga juni 2022.  Nilai tersebut telah berhasil membantu kepemilikkan rumah sebanyak 1,1 juta unit di seluruh Indonesia.  Tahun ini program tersebut terus digulirkan dengan penyaluran RP 30 triliun dari APBN. 


 *Hunian Mahal di Sistem Kapitalis* 


Tingginya harga rumah bukti abainya negara menjamin kebutuhan dan kesejahteraan rakyat. Jika lebih teliti diperhatikan, masih banyak masyarakat di negeri ini yang  belum memiliki rumah bahkan masih banyak dari masyarakat yang tinggal di tempat yang tidak layak. Puluhan juta masyarakat yang hidup dibawah garis kemiskinan merupakan buah dari penerapan sistem ekonomi kapitalis di negeri ini.


Yang mana sistem ekonomi kapitalis membuka peluang seluas-luasnya kepada investasi swasta dalam pengeloaan perumahan. Karena swasta yang mengelola, tentunya keuntungan yang menjadi prioritas, berbeda jika dikelola langsung oleh negara yang tentunya akan mengutamakan kepentingan masyarakat.  


Apalagi dalam sistem ini, harga tanah dan rumah terus merangkak naik, karena adanya penguasaan lahan oleh kelompok tertentu.  Kelompok yang menguasai lahan bekerjasama dengan swasta, sehingga dengan leluasa membangun hunian di lahan tersebut. tentunya dengan harga yang tidak berpihak pada masyarakat menengah bawah.  


Negara abai dalam memenuhi kebutuhan rumah masyarakat, karena hanya bertindak sebagai regulator dan fasilitator bagi investor, bukan mengurus kebutuhan masyarakat.


 *Islam Memandang* 


. Berbeda dengan sistem Kapitalis saat ini, persoalan kebutuhan rumah terselesaikan pada saat sistem Islam.  Yang mana pemerintah pada sistem Islam menyediakan lahan dan rumah bagi masyarakat dengan harga terjangkau, bahkan digratiskan.  


Islam telah menetapkan bahwa negara adalah pihak yang bertanggung jawab dalam pemenuhan segala kebutuhan masyarakat, mulai dari kebutuhan primer, sekunder hingga tersier.  Negara pun menyediakan lapangan kerja agar masyarakat dapat membeli rumah sesuai dengan kebutuhannya.  


Dalam sistem Islam, negara tidak menyerahkan pengurusan perumahan kepada swasta, karena negara yang langsung mengelolanya, sehingga rumah tersedia dan terjamin bagi masyarakat.  Rasulullah SAW pernah bersabda, “Imam atau khalifah adalah raa’in (pengurus) dan ia bertanggung jawab atas urusan rakyatnya.” (HR, AL- Bukhari)


Sungguh hanya sistem Islamlah solusi semua permasalahan berbangsa dan bernegara, tidak terkecuali permasalahan rumah yang layak dan terjangkau bagi masyarakat.  Wallahu’alam bishowab.

Post a Comment

Previous Post Next Post