Dengan Islam, Ketahanan Mental Generasi Terjaga


Oleh : Ummu Asma'


Warga Bandung digegerkan dengan kasus seorang siswi di salah satu SMA terbaik di Bandung yang melakukan percobaan bunuh diri di sekolahnya saat waktu jam istirahat. Kejadian tersebut diberitakan di berbagai media, salah satunya media pikiranrakyat (28/11) menyebutkan seorang murid SMA (sekolah menengah atas) di Bandung lompat dari ketinggian 10 meter. Berdasarkan informasi yang dihimpun, peristiwa itu terjadi pada Selasa 28 November 2023 pukul 10.00 WIB. Menurut beberapa informasi yang didapat di lokasi, korban sengaja melompat dari ketinggian 10 meter. Korban dikabarkan selamat, namun tubuhnya terluka. Korban pun langsung dilarikan ke rumah sakit.


Walaupun belum diketahui pasti penyebab dari siswi tersebut bunuh diri, tapi hal ini membuat banyak orang merasa miris akan adanya kejadian tersebut. Faktanya, pelajar yang mengenyam pendidikan di sekolah terbaik pun tidak mampu menjamin ketahanan mental dari generasi saat ini. Memang betul, hal ini tidak bisa menyudutkan pihak sekolah saja. Karena peran keluarga, lingkungan masyarakat, bahkan negara pun berperan dalam menjaga kesehatan mental dan kekuatan aqidah dari generasi. Tapi, tak dapat dipungkiri juga kalau sekolah memiliki peranan penting dalam membentuk ketahanan mental dan kekokohan aqidah dari peserta didik khususnya.


Kenapa hal ini bisa terjadi? Tidak heran, kalau saat ini banyak kasus remaja yang mengalami mental illness. Bahkan remaja yang berpendidikan tinggi sekalipun. Karena sistem pendidikan saat ini hanya berorientasi pada penekanan akademis, para pelajar dituntut untuk ahli dalam segala ilmu pengetahuan atau sains tapi minim ilmu agama. Alhasil, akidah mudah rapuh, mental mudah jatuh.


Sistem pendidikan berbasis kapitalis-sekuler yang diadopsi negeri kita saat ini menjadikan para pelajar disibukkan hanya untuk meraih materi dunia dan dijauhkan dari nilai-nilai agama. Sekuler inilah yang memisahkan agama dari kehidupan termasuk dalam mencetak generasi. Buktinya, mata pelajaran agama hanya diberikan waktu sedikit dibandingkan dengan mata pelajaran yang lainnya. Suka tidak suka, kenyataannya akibat sistem sekuler inilah kualitas generasi saat ini berbeda jauh dengan generasi dahulu ketika masa peradaban Islam masih berdiri. Bahkan saat ini, generasi menjadi kehilangan arah, depresi, frustasi, dan permasalahan lainnya. Baik itu karena tidak kuat dengan tekanan yang menimpa dirinya, banyak tuntutan yang tidak sesuai dengan kemampuannya, pemenuhan naluri yang tidak tepat yang akhirnya terjebak pergaulan bebas, dan lain sebagainya.


Berbeda dengan sistem pendidikan Islam, yang menjadi poin utama dalam sistem pendidikan Islam adalah akidah. Para peserta didik ditanamkan akidah yang kokoh sejak dini. Sehingga ketika beranjak baligh hingga dewasa mampu mengendalikan dirinya untuk tidak melakukan perbuatan sia-sia bahkan menjauhkan diri dari apa saja yang dilarang oleh Rabb-Nya. Semakin tinggi ilmu pengetahuan yang didapat, tidak menjadikan manusia itu sombong bahkan lupa terhadap hakikat hidupnya sebagai manusia yang sejatinya adalah hamba Allah Subhanahu wa Ta'ala. Justru tingginya ilmu generasi terdahulu, semakin menguatkan keimanan generasi.


Sejarah membuktikan, begitu banyaknya para ilmuwan muslim yang menghasilkan karya terbaik dan bermanfaat untuk umat manusia sampai saat ini. Mereka semua bukan sebatas ahli dalam bidang sains dan teknologi, tapi juga ahli dalam bidang agama. Karena yang menjadi motivasi dan inspirasi mereka melahirkan karya terbaik itu tidak lain dari keimanan yang kuat terhadap Allah Subhanahu wa Ta'ala. Diantaranya ada Ibnu Sina, seorang ahli kedokteran pertama yang hingga kini menjadi sumber rujukan pendidikan kedokteran dunia. Lalu ada Abbas Ibnu Firnas, beliau adalah ilmuwan muslim yang menemukan konsep teknik penerbangan pertama. Al-Khawarizmi, cendikiawan muslim yang menemukan angka nol dan dikenal juga dengan bapak matematika dunia. Dengan penemuannya ini, menjadi cikal bakal berkembangnya teknologi sosial network yang berbasis pada algoritma. Dan masih banyak lagi, mereka semua melakukan penelitian dan pendidikan dengan penuh keseriusan dan ketaatan kepada Allah Ta'ala.


Jadi kalau dibandingkan kualitas generasi di sistem saat ini dengan generasi di masa kegemilangan Islam sangatlah jauh. Generasi terdahulu tidak mudah menyerah, semangat dalam ketaatan, tidak takut menghadapi masalah karena hati mereka terpaut pada Allah Ta'ala, dan apapun yang dilakukan mereka tujuannya hanya untuk meraih Ridho Allah Ta'ala bukan yang lain. Jika kita saat ini menginginkan generasi selamat serta memiliki mental dan akidah yang kuat, maka tidak ada solusi lain, selain kembali pada penerapan sistem Islam dalam seluruh aspek kehidupan termasuk dalam pendidikan dan bernegara. Wallahu'alam bishshawwab.

Post a Comment

Previous Post Next Post