Bunuh Diri, Benarkah Jadi Solusi?


Oleh: Ika Widi Utami S.Pd


Kasus bunuh diri ternyata tidak hanya terjadi di negri kita saja tetapi juga marak terjadi di berbagai penjuru dunia. Contohnya seperti peristiwa yang memprihatinkan terjadi kepada Seorang mahasiswi di salah satu kampus di Semarang yang diduga nekat menabrakan diri ke kereta yang tengah melaju di Kabupaten Pekalongan. Akibatnya, korban tewas di lokasi kejadian. Peristiwa ini terjadi di jalur Kereta Api di KM 99+7 antara stasiun Sragi-Comal, di sebelah barat palang pintu perlintasan Kereta api jalur utara, ikut Dukuh Gentongwungu, Sragi, Kabupaten Pekalongan, pada Minggu (27/11), sekitar pukul 20.45 WIB. 


Dari keterangan temannya pada akhir-akhir ini korban bersikap aneh dan tidak wajar seperti biasanya, serta korban pernah cerita ke saksi, bahwa ia tengah menghadapi masalah hingga mengganggu kejiwaanya (detik.com).


Kasus sejenis juga menimpa Siswi SMPN 147 Jakarta berinisial SN tewas usai lompat dari lantai 4 gedung sekolahnya. SN (14) melompat dari lantai empat sekolahnya di Ciracas, Jakarta Timur, Selasa (14/1/2020) sore (grid.hot).


Menurut Badan Kesehatan Dunia, WHO menyalahkan peliputan media yang intens dalam kasus bunuh diri para selebritas sebagai pemicu masalah. “Bunuh diri adalah sebuah kasus kesehatan masyarakat yang luar biasa. setiap 40 detik ada kejadian bunuh diri– itu adalah jumlah yang besar,“ menurut Shekhar Saxena, direktur kesehatan mental WHO. “Secara global, tingkat bunuh diri tertinggi dunia terjadi pada orang-orang yang berusia 70 tahun keatas. Namun pada beberapa negara, tingkat tertinggi ditemukan pada mereka yang masih muda, antara usia 15-29 tahun.


Pemicu bunuh diri


Bunuh diri pada seseorang dipicu dari persoalan keluarga yang tidak bisa dia atasi, mereka tidak mendapat dukungan dari keluarga dan lingkungannya, merasa kesepian. Kasus bunuh ini yang terjadi didalam maupun di luar negri akibat wabah global kronis.


Menurut data, kasus bunuh diri ini dipicu dari beberapa hal antara lain depresi atau tekanan kejiwaan yang luar biasa, gangguan mental atau gangguan kejiwaan seperti seseorang yang mendapatkan suara atau bisikan yang menuntun dia bunuh diri, tindakan impulsif karena mengonsumsi obat-obatan terlarang sejenis Narkoba dan juga alkohol, bisa juga karena seseorang tidak memiliki jalan keluar terhadap masalah- masalah yang dihadapi dan merasa berputus asa karena sakit yang dideritanya yang tak kunjung sembuh.


Benarkah Bunuh Diri Jadi Solusi?


Banyak orang yang ketika stres tidak mampu berfiikir panjang, masalah hidupnya seakan-akan sangat berat sehingga bunuh diri satu-satunya jalan keluar. Seseorang yang seperti ini bisa dikatakan  lemah Iman, karena dia tidak berfikir akan ada kehidupan setelah kematian. Jadi apabila stres atau depresi yang kita hilangkan adalah faktor munculnya depresi, bunuh diri bukanlah solusi. 


Pemikiran Sekuler Kapitalis Biang Masalah Bunuh Diri


Tidak dipungkiri zaman sekarang banyak sekali hal - hal yang dapat mengakibatkan depresi. Kebanyakan orang menganggap kehidupan didunia ini hanya untuk mendapatkan kesenangan materi sebesar-besarnya, pemikiran kapitalis juga menciptakan kehidupan yang sekuler yaitu memisahkan agama dengan kehidupan dan tidak menjadikan Islam sebagai standar dalam kehidupan, tidak faham mana yang halal dan haram. Dari pemikiran yang salah ini banyak orang yang akhirnya salah mengambil standart kebahagiaan, mereka menganggap bahwa bahagia itu ketika terpenuhi segala keinginannya, Ketika tidak terwujud maka akan merasa depresi dan akhirnya memilih untuk bunuh diri. Maka peran Negara juga sangat berpengaruh untuk memberikan pemahaman yang benar tentang kehidupan maupun keimanan. 


Pandangan Islam Terhadap Perilaku Bunuh Diri


Bagaimana Islam memandang persoalan ini dan bagaimana Islam mengatasi perilaku bunuh diri ini. Kasus bunur diri tidak hanya menimpa rakyat jelata tapi juga menimpa publik figur. Islam sebagai agama yang didalamnya terdapat aturan, Islam mampu menjadi solusi pencegahan bunuh diri, pertama, Islam melarang tindakan bunuh diri, Islam memberikan sikap tegas kepada seseorang yang bunuh diri. Tindakan bunuh diri adalah tindakan yang sangat dicela dan pelakunya mendapat dosa besar, sebagaimana Allah Taala berfirman, “Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.” (QS An-Nisa [4]: 29).


Dalam sebuah hadis, Rasulullah saw. juga bersabda, “Barang siapa yang membunuh dirinya sendiri dengan suatu cara yang ada di dunia, niscaya kelak pada hari kiamat Allah akan menyiksanya dengan cara seperti itu pula.”Kedua Islam tidak hanya mencela perilaku bunuh diri tapi juga mempunyai jalan keluar agar manusia tidak melakukan bunuh diri yaitu sebagai mana yang pernah dilakukan oleh Rasulullah saw. juga Khulafaurasyidin dan khulafa setelahnya, yaitu dengan menerapkan hukum-hukum Allah Taala, menjaga hak-hak kaum muslim beserta seluruh rakyat untuk menjamin kebahagiaan mereka, tidak terkecuali kebutuhan asasi/primer bagi hidup mereka.


Khalifah juga berperan penting dalam sistem pendidikan dan pembinaan generasi dengan penanaman ideologi Islam yang akan menumbuhkan sosok-sosok berkepribadian Islam yang kuat dan siap terikat dengan hukum syarak, mendakwahkan dan memperjuangkannya.


Mereka menjadi sosok yang pasrah dan penyerahkan total solusi permasalahan kehidupan kepada Allah SWT saja, Allah akan memberikan jalan keluar bagi seluruh problematik yang mereka hadapi, maka tidak heran mereka menjadi orang yang tangguh dan berkualitas,. Karena senantiasa bergantung kepada Allah swt dan merujuk kepada syariat Islam. Remaja atau anak-anak dituntun untuk memiliki pandangan untuk menyelesaikan masalah. Orang tua, lingkungan dan sekolah juga mempunyai peran yang sama. Tak hanya diserahkan kepada lingkungan dan keluarga saja, namun harus ada sistem yang dapat meminimalisir keadaan depresi. Kenapa dalam sistem Islam juga dilahirkan kebijakan- kebijakan yang tidak membuat sengsara dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Sadarilah bahwa wabah global kronis yang dapat merenggut pemikiran umat adalah wabah yang muncul atas pemberlakuan sistem sekuler kapitalis, maka itu akan memproduksi masalah-masalah baru seperti depresi dan gangguan kejiwaan apabila kita mempertahankannya. Kita butuh kembalinya sistem Islam yakni Islam kaffah. Sistem yang tidak hanya menghantarkan kita dalam keselamatan dunia akhirat yang menghasilkan kebaikan, kemaslahatan dan kemakmuran bagi masyarakat

Post a Comment

Previous Post Next Post