Banjir, Musibah Akibat Keserakahan Manusia




Oleh Ade Kamila 

Ibu Rumah Tangga dan Aktivis Muslimah



Hujan deras mengguyur wilayah Bandung Raya menyebabkan tujuh kecamatan di Kabupaten Bandung terendam banjir. Bahkan, banjir juga melanda Kompleks Perkantoran Pemkab Bandung yang diakibatkan oleh drainase yang tersumbat sehingga air meluap. Banjir melanda  tujuh kecamatan diantaranya Soreang, Kutawaringin, Dayeuhkolot, Bojongsoang, Ciwidey, Cangkuang, dan Kertasari.


Sementara di Kecamatan Cangkuang, banjir menerjang dua desa akibat Sungai Cijalupang dan Cikambuy meluap. Kemudian di Bojongsoang, banjir menerjang Desa Tegalluar yang mengakibatkan jalan sempat terputus.Terjadi banjir bandang di Desa Kopo Kecamatan Kutawaringin. Selain itu, RSUD Kertasari juga sempat terdampak banjir lumpur. Di beberapa tempat banjir terjadi hanya lintasan. Namun di Dayeuhkolot, banjir masih menggenang.


Perlu diketahui bencana yang terjadi saat ini tidak hanya disebabkan oleh faktor alam tetapi lebih kepada cara pengelolaan dengan kebijakan yang berpotensi merusak alam sehingga berdampak  pada tempat tinggal rakyat.  Banjir terjadi akibat keserakahan manusia terhadap alam seperti pembangunan lahan yang berlebihan, sungai semakin sempit di sebabkan limpahan produksi sampah dan lain sebagainya.


Sistem kapitalisme dengan asas manfaat memang bukan lagi perkara yang baru dalam mengeksploitasi alam namun menjadi hal yang biasa sebab semua berdasarkan manfaat. Sehingga jelas, meluasnya masalah banjir disebabkan makin menggurita cengkeraman kapitalis dalam mengelola alam yang tidak menempatkan alam pada posisinya sebagai pelindung dalam mengatasi berbagai bencana.


Dengan berbagai masalah  yang timbul maka rakyat butuh solusi yang benar-benar mampu mengatasi sampai ke akar masalah. Jika saat ini rakyat masih berharap dengan perbaikan alam agar mampu meminimalisir terjadinya bencana alam maka semua itu hanya tinggal harapan bahkan makin mengundang bencana terlebih banjir.


Sejatinya hujan merupakan rahmat dari yang Maha Kuasa serta patut kita syukuri. Dengan hujan segala makhluk di bumi akan tumbuh subur seperti tumbuh-tumbuhan dan makhluk lainnya. Allah Swt. menurunkan hujan dengan standar yang telah Allah Swt. tetapkan dan tidak berlebih-lebihan sehingga, tidak tepat rasanya jika banjir yang terjadi saat ini hanya karena hujan, tetapi lebih kepada keserakahan manusia yang merusak lingkungan demi kepentingannya masing-masing.


Islam memiliki solusi yang tidak ada dalam sistem kapitalisme, karena Islam bertentangan dengan kapitalisme sehingga penyelesaian masalah banjir sangat jauh berbeda. Dalam sistem kapitalisme penguasa menjadi pelayan bagi para pemilik modal yang menimbulkan kerusakan alam tidak terelakkan. Sementara Islam hadir memberikan solusi sahih yang berasal dari Sang Pencipta sehingga penyelesaiannya pun juga sistemik.


Dalam Islam setiap makhluk ciptaan-Nya akan terjaga termasuk lingkungan alam yang berpotensi terjadinya bencana. Lingkungan alam tempat tinggalnya seluruh makhluk hidup baik yang bernyawa maupun yang tidak bernyawa sebagaimana firman Allah Swt


"Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi sesudah Tuhan memperbaikinya, yang demikian itu lebih baik bagimu jika betul-betul kamu orang-orang yang beriman." (QS. Al-A'raf : 85).


Sehingga manusia harus mampu menjaga dan melestarikan alam serta memfungsikannya sebagai tempat yang layak huni bagi seluruh makhluk sehingga mampu menggunakan alam sebagai sumber kehidupan yang diberkahi Allah Swt.


Satu-satunya solusi dalam mengatasi segala permasalahan yang terjadi di tengah-tengah masyarakat, termasuk bencana alam seperti banjir dan lain sebagainya, yakni dengan menerapkan sistem Islam secara kaffah. Sebab segala aturan di bawah kendali Allah Swt., sehingga sangat tidak mungkin jika Islam akan menzalimi masyarakat.


Selain itu Islam juga akan mengelola lingkungan sesuai kebutuhan manusia dan tidak berlebihan dalam membangun lahan sebagai mana mestinya. Maka tipis kemungkinan musibah menimpa wilayah yang menerapkan hukum-hukum Allah Swt.


Wallahualam bissawab

Post a Comment

Previous Post Next Post