Bahasa dan faktor di luar bahasa di dalam linguistik


Oleh: Nisrina Qotrunnada Riesmala


Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia, memiliki makna dan ciri ciri arbriter ,  kontensional, universal, unik,  produktif, dinamis, variatif. Sebagai alat komunikasi untuk identitas diri. Menurut Soejono ,bahasa adalah suatu sarana perhubungan rohani yang amat penting dalam hidup bersama. Luar bahasa yaitu kegiatan bahasa  dalam masyarakat .

Selanjutnya ada penggunaan bahasa, bagaimana kita harus menggunakan bahasa dalam itu di dalam masyarakat?

Menurut hymes(1974) seorang pakar sosiolinguistik mengatakan,bahwa suatu komunikasi dengan menggunakan bahasa harus memperhatikan delapan unsur,yang diakronimkan menjadi SPEAKING, yakni:

1. Setting and scene,yaitu unsur yang berkenaan dengan tempat dan waktu terjadinya percakapan.umpamanya percakapan yang terjadi di kantin sekolah pada waktu istirahat tentu berbeda dengan yang terjadi di kelas ketika pelajaran sedang berlangsung.

2. Participants, yaitu orang-orang yang terlibat dalam percakapan. Umpamanya, antara Ali murid kelas dua SMA dengan pak Ahmad gurunya.

3. Ends, yaitu maksud dan hasil percakapan. Misalnya,seorang guru bertujuan menerangkan pelajaran bahasa Indonesia secara menarik: tetapi hasil yang didapat adalah sebaliknya: murid murid bosan karena mereka tidak berminat dengan pelajaran bahasa.

4. Act sequences,yaitu hal yang menunjuk pada bentuk dan isi percakapan.

5. Key, yaitu yang menunjuk pada cara atau semangat dalam melaksanakan percakapan. Misalnya, pelajaran linguistik dapat diberikan dengan cara yang santai; tetapi dapat juga dengan semangat yang menyala -nyala.

6. Instrumentalities, yaitu yang menunjuk pada jalur percakapan apakah secara lisan atau bukan.

7. Norms, yaitu yang menunjuk pada norma perilaku peserta percakapan.

8. Genres,yaitu yang menunjuk pada kategori atau ragam bahasa yang digunakan.

Kontak bahasa adalah saling pengaruh antara berbagai bahasa karena para bahasawan saling bertemu(kamus linguistik). dalam masyarakat yang terbuka artinya yang para anggotanya dapat menerima kedatangan anggota dari masyarakat lain,baik dari satu atau lebih dari satu masyarakat,akan terjadilah apa yang dimaksud kontak bahasa. Adanya kontak bahasa ini adalah terjadinya atau terdapatnya  yang disebut monolingual (satu bahasa) dan multiliungual ( dua bahasa atau lebih)..

Dalam sejarah linguistik ada satu hipotesis yang sangat terkenal mengenai hubungan bahasa dan kebudayaan ini. Hipotesis ini dikeluarkan oleh dua orang pakar,yaitu Edward sapir dan Benjamin Lee whorf( dan oleh karena itu disebut hipotesis sapir-whorf) yang menyatakan bahwa bahasa itu mempengaruhi cara berpikir  dan bertingkah anggota masyarakat penuturnya.

Post a Comment

Previous Post Next Post