Oleh Icha
Aktivis
Muslimah
Sampai
saat ini, warga Palestina dibantai secara keji oleh Zionis Yahudi Israel, khususnya
di jalur Gaza,.pada 17/11/2023 jumlah korban sudah hampir 11.800 jiwa. Puluhan
ribu diantaranya adalah bayi dan anak-anak, dan masih banyak lainnya yang
terluka parah. Semua itu akibat banyaknya bom yang dijatuhkan oleh Zionis
Yahudi. Di samping itu,ratusan gedung runtuh dan rata dengan tanah, bahkan
sejumlah rumah sakit terkena sasaran bom-bom Zionis Yahudi, termasuk pengeboman
instalasi air dan listrik yang amat penting bagi kebutuhan dasar warga
Palestina.
Dikutip
oleh media online Jakarta CNN Indonesia, Agresi Zionis Yahudi yang makin brutal
ke jalur Gaza,imbas peperangannya dengan Hamas kian mematik reaksi milisi
pendukung Palestina di timur tengah untuk ikut melancarkan tindakan balasan.
Pada
Kamis (2/10/2023), Milisi Hizbullah di Selatan Lebanon menembakkan puluhan
roket ke kota Kiryat Shmona yang diduduki oleh Zionis Yahudi Israel. Tidak
hanya itu,Milisi Houthi di Yaman juga meluncurkan dronenya untuk menyerbu
Zionis Yahudi. Pada Selasa (31/10/2023) Houthi mengklaim telah menyerang
wilayah Utara Zionis Yahudi Israel sebanyak 3 kali,sejak Zionis Yahudi Israel
itu kembali berperang dengan Hamas Palestina pada 7/10/2023. Juru bicara Houthi
Yahya Saree menyatakan, serangan ini di tujukan untuk kemenangan Palestina, "Kami
akan terus melakukan operasi militer untuk mendukung Palestina, hingga agresi
militer Zionis Yahudi Israel di Gaza Palestina berhenti," kata Saree. Seperti
dikutip Reuters.Kemudian,Milisi Jihad Islam pada 7/10/2023 menggempur Zionis
Yahudi Israel hingga peperangan berlangsung sampai hari ini. Jihad Islam
merupakan salah satu Milisi Palestina yang bermarkas di jalur Gaza, wilayah
yang di kuasai oleh Hamas.
Aksi
perlawanan oleh milisi-milisi Islam ini adalah bentuk kesadaran atas kewajiban
mereka membela Palestina, saudara sesama muslim yang sedang teraniaya. Meskipun
negeri mereka mengambil sikap yang berbeda, sebagaimana yang di ketahui tidak
ada satupun negeri-negeri muslim yang mengirim tentara ke Palestina, termasuk
Yaman dan Lebanon. Kejahatan dan penjajahan entitas Zionis sudah nyata, tapi penguasa
negeri-negeri muslim justru mengabaikan
realita ini,mereka hanya melakukan kecaman-kecaman, bahkan yang lebih
menyakitkan lagi penguasa Arab Saudi justru melakukan pesta tahunan disaat
Palestina di bombardir rudal oleh Zionis Yahudi Israel, sementara penguasa
negeri-negeri muslim lainnya masih ada yang menjalin hubungan diplomatik dengan
Zionis Yahudi Israel, bahkan beberapa negeri muslim lainnya melakukan hubungan
normalisasi.
Sikap
ini menunjukkan pengkhianatan terbesar kepada Palestina.Tak hanya itu,penguasa
negeri-negeri muslim lainnya juga mengabaikan realita kondisi peperangan yang
terjadi antara Zionis Yahudi dan
Hamas.Pertarungan antara mereka tidaklah imbang,posisi Hamas adalah Milisi
Independen Kaum Muslimin Palestina tanpa di dukung oleh Negeri,sementara Zionis
Yahudi di dukung Negeri.Pada awalnya kependudukan Zionis Yahudi di Palestina di
bantu oleh Inggris melalui perjanjian Balfour,pada saat itu Inggris masih
menjadi negeri adidaya,begitupun negeri-negeri Eropa mendukung keputusan
tersebut,hingga saat ini.Namun seiring dinamika berpolitikan global entitas
Zionis Yahudi Israel menjadi anak asuh negeri kapitalisme Amerika. Inilah yang
menjadi alasan Zionis Yahudi Israel saat ini berani melawan dan memusuhi kaum muslimin,mereka
mendapat dukungan dana senjata dan jenis lainnya.
Sehingga
jelas realita yang terjadi adalah peperangan antara negeri dan milisi, padahal
peperangan itu seharusnya negeri melawan negeri. Di sisi lain, Islam menjadikan
pembelaan adalah suatu kewajiban,yang harus dipenuhi sesama muslim dan negeri, apalagi
bila musuh bertindak di luar batas kemanusiaan dan menghilangkan nyawa kaum muslim.
Allah
Swt. berfirman:
واقتلوهم
حيث ثقفتموهم واخرجوهم من حيث اخرجوكم
Artinya:
"Dan perangilah mereka di mana saja kamu jumpai mereka, dan usirlah mereka
dari tempat mereka telah mengusir kamu." (QS. Al Baqarah ayat:191)
Tidak
ada upaya negeri-negeri muslim untuk mengikuti langkah milisi, yakni
mengirimkan balasan serangan,disebabkan adanya rasa nasionalisme di negeri kaum
muslim. Dahulu, kaum muslim bersatu di bawah kekuasaan Daulah Khilafah, tapi
adanya perjanjian Sykes Picot membuat kaum muslim terkotak-kotak menjadi
nations state, agar kaum muslim tidak memiliki perasaan bersatu kembali, maka
barat menumbuh suburkan paham nasionalisme di benak-benak kaum muslim.PAN
Arabisme adalah salah satu cikal bakal pemahaman Nasionalisme di negeri
muslim,sehingga mereka merasa berbeda dengan kaum muslim lainnya dengan begitu Barat
lebih mudah untuk menguasai dan mengendalikan kaum muslim di bawah
kekuasaannya. Karena itulah tidak ada tentara atau perlawanan dari penguasa
muslim atas kebiadaban Zionis Yahudi dan para sekutunya. Sejatinya nasionalisme
tak pernah dikenal umat Islam. Kaum muslim tidak tersekat-sekat, tetapi bersatu
layaknya satu tubuh jika satu bagian tubuh tersakiti maka tubuh lainnya akan
ikut merasakan sakitnya.
Allah
Swt. berfirman:
انما
المؤمنون اخوة
Artinya:
"Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara." (QS.Al Hujurat, ayat:10)
Dahulu, kaum
muslim bersatu di dalam naungan khilafah. Khilafah adalah negeri yang
menerapkan syariat Islam secara kaffah (menyeluruh), khilafah akan menjadi
junnah (perisai) bagi kaum muslim, khilafah akan melindungi kaum muslim dari
bahaya atau serangan musuh ataupun semua hal yang mengancam kaum muslim.
Inilah
penjelasan Imam an-nawawi terhadap hadis, "Sesungguhnya Al-Imam (khilafah)
itu perisai, di mana(orang-orang) akan berperang di belakangnya (mendukung) dan
berlindung (dari musuh) dengan (kekuasaan) nya." (HR.Al-Bukhari,Muslim,Ahmad,Abu
daud)
Dengan
adanya khilafah, Palestina tidak akan mengalami kenestapaan seperti hari
ini,mereka tidak akan terusir kedua kalinya. Tanah Palestina telah di sirami
oleh darah para syuhada pasukan Panglima Salahuddin Al-ayyubi ketika beliau
merebut kembali Al-quds dari penjajahan, tanah Palestina senantiasa dijaga
dengan jiwa raga oleh para khalifah. Oleh karena itu,perjuangan kaum muslim
untuk Palestina seharusnya satu suara yakni berjuang untuk menegakkan kembali
negeri pelindung bagi umat Islam yaitu Daulah Khilafah,sebuah negeri yang akan
menghabisi kebiadaban Zionis Yahudi Israel dan para sekutunya.
Wallahualam
bissawaab
Post a Comment