Gerakan boikot produk pro Israel ini bisa menjadi momentum beralih ke produk UMKM lokal. Namun, seberapa siap UMKM bisa bersaing dengan produk global? (di kutip*tirto) Mayoritas perbincangan di media sosial saat ini membahas tentang konflik Palestina-Israel yang menyebabkan tragedi kemanusiaan di Gaza. Bahkan belakangan ramai seruan boikot produk terafiliasi Israel di media sosial.
Gerakan boikot produk Israel ini juga menggema berujung pada ajakan untuk menggantinya dengan menggunakan produk dalam negeri. Salah satunya, untuk menyuarakan dukungan terhadap penghentian kekerasan di Gaza. Tidak dengan perang. Bukan juga lewat aksi demo besar-besaran. Namun, dengan cara mengurangi ketergantungannya kepada seluruh produk-produk yang terafiliasi Israel.
Pertama, produk-produk sabun dikurangi. Jika dilakukan secara masif oleh seluruh masyarakat Indonesia sedikitnya bisa membantu Palestina. Tapi sayangnya tidak ada dukungan dari negara. Sehingga rakyat bertindak sendiri. Karena kaidahnya adalah asal suatu benda adalah mubah, tapi jika dipakai untuk yang haram maka hasilnya adalah dosa. Apalagi uang dari belanja dikirim penjual Yahudi.
Tujuan utama dari mengurangi produk tersebut agar pendapatan mereka berkurang, sehingga kekuatan finansial untuk memberikan dukungan ke Israel juga berkurang. "Boikot bukan berarti mau menyerang pekerjanya atau pemilik perusahaannya, tapi lebih ke aksi korporasinya. Itu kan esensi boikot di situ," kata Darmawan yang juga sebagai pemilik usaha furnitur, Dekorin Wood. Selain itu, Darmawan berpandangan aksi boikot terhadap produk terafiliasi Israel ini sebetulnya bisa menjadi momentum dan peluang bagi UMKM. Jika saja para pelaku usaha di Indonesia menunjukkan keberpihakannya kepada Palestina sebagai salah satu bagian dari marketing saja, maka otomatis bisa merebut pasar mereka.
"Sebenarnya ini juga menjadi kesempatan produk lokal untuk ambil bagian. Karena banyak makanan siap saji buatan dalam negeri rasanya juga gak jauh beda. Sekarang itu kan cuma menang nama aja mereka itu," ujar dia. Baca juga: Daftar Produk Lokal Indonesia yang Mendukung Palestina Nasib Pekerja di Balik Kampanye Boikot Produk Afiliasi ke Israel Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Bidang Keagamaan, Ahmad Fahrurrozi mengatakan, memang tidak ada salahnya beralih meninggalkan produk mereka dan memilih menggunakan dalam negeri. Karena cara ini bisa membantu mendongkrak produk UMKM dalam negeri.
Seruan boikot produk yang meendukung Zionis Yahudi adalah wujud kesadaran individu Masyarakat untuk membela Palestina. Umat melakukan apa yang mereka bisa, terelebih Ketika negara tidak melakukan pembelaan yang lebih nyata atas nasib muslim Palestina. Seruan boikot umat mampu mendorong seruan dari ormas
Seruan boikot akan efektif Ketika negara yang menyerukan, karena negara lah pemilik kuasa yang memiliki pengaruh kuat. Tidak cukup itu saja, negara harus mengirimkan bantuan pasukan untuk memberikan pembelaan secara nyata
Islam memandang wilayah kaum muslim wajib dipertahankan. Islam juga menetapkan kewajiban memnbela muslim yang teraniayaa apalagi terjajah
Pembelaan hakiki hanya dapat terwujud dengan tegaknya Khilafah
Post a Comment