Akhir-akhir ini serangan yang bertubi-tubi tiap harinya selalu dilayangkan tanpa henti oleh zionis Yahudi kepada rakyat Palestina. Ratusan bahkan ribuan perempuan dan anak serta warga-warga sipil Palestina yang tidak bersalah menjadi korban dalam serangan yang terjadi beberapa bulan belakangan ini. Tentu ini menjadi hal yang sangat miris bagi siapapun yang mendengarnya, terutama bagi kaum muslimin.
Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, serangan zionis di wilayah Palestina yang terkepung sejauh ini terhitung dari tanggal 07 Oktober 2023 telah menewaskan 10.022 warga Palestina termasuk 4.104 anak-anak dan 2.641 wanita, serta melukai sedikitnya 24.000 jiwa. Di Tepi Barat, pasukan zionis telah membunuh 155 warga Palestina selama 31 hari terakhir. Tentu data ini tiap harinya kian bertambah melihat bagaimana bengisnya zionis membantai rakyat Palestina tiap harinya. Jika dibandingkan dengan perang Ukraina dan Rusia lalu, total warga sipil akibat peperangan Ukraina-Rusia yang terbunuh mencapai 9.806. Data ini menunjukkan jumlah yang terbunuh di Palestina 20 kali lebih banyak dari jumlah perang Ukraina-Rusia. Hal ini menjadi bukti betapa parah dan kejinya serangan zionis kepada Palestina.
Dalam agresi militernya, zionis tidak memandang orang dewasa, anak-anak, warga lanjut usia, laki-laki atau perempuan. Bahkan tenaga medis dan wartawan pun diberantas habis oleh mereka. Rupanya kaum zionis Yahudi memang sudah tidak punya hati lagi, dan tidak lagi memiliki rasa kemanusiaan bahkan lebih parah daripada binatang buas. Semua mereka bom termasuk rumah sakit, sekolah, bahkan instalasi listrik dan air yang amat vital bagi kebutuhan dasar rakyat Palestina.
Perilaku biadab zionis ini mengundang simpati yang luar biasa dari beberapa negara belahan dunia untuk mendukung rakyat Palestina. Aksi demo bela Palestina terjadi di beberapa daerah Indonesia dan negara lainnya. Sebagian penguasa Arab dan muslim ikut mengecam dan mengutuk perbuatan zionis kepada Palestina. Ratusan ton bantuan berupa pangan, pakaian, dan obat-obatan dikirimkan ke Palestina. Namun tidak juga kunjung menyelesaikan permasalahan penjajahan yang ada di Palestina.
Memang benar, problem yang dihadapi oleh rakyat Palestina salah satunya krisis air bersih, listrik, pangan, dan kekurangan kebutuhan selimut dan obat-obatan, namun problem yang sebanyak itu hanyalah problem cabang yang berpangkal pada satu problem pokok yaitu penjajahan oleh zionis Yahudi kepada Palestina. Oleh karena itu, seberapa banyak pengiriman pangan, obat-obatan, pakaian, dan lain sebagainya tidak akan menyelesaikan masalah utamanya yaitu penjajahan oleh kaum zionis. Problem seperti kekurangan bahan pokok akan sirna apabila problem utamanya dicabut yaitu melenyapkan entitas penjajah zionis dari bumi Palestina.
Beberapa kaum muslim sudah banyak yang sadar, bahwa solusi tuntas untuk menyelesaikan penjajahan di bumi Palestina dengan cara bersatunya kaum muslimin untuk memerangi kaum zionis Yahudi. Namun sayangnya dukungan kaum muslim terkadang tidak sama dengan kebijakan penguasanya. Penguasa kaum muslim saat ini hanya bisa memberikan kutukan dan kecaman kepada penjajah dan mirisnya beberapa negara ada yang lebih memilih bungkam. Ironisnya lagi, beberapa negeri muslim masih ada yang menjalin hubungan diplomatik dengan zionis seperti Uni Emirat Arab, Mesir, Arab Saudi, Sudan, Bahrain, dan lainnya.
Kecaman dan kutukan tidak bisa menjadikan Palestina merdeka seutuhnya. Apalagi jika dilihat sekarang, perang antara zionis Yahudi dan mujahidin Palestina sangat tidak berimbang. Di belakang Yahudi ada Amerika Serikat dan sekutunya yang selalu mengirimkan bantuan berupa senjata peralatan perang. Sebaliknya, Palestina hanya dikirimkan bantuan logistik.
Dukungan penguasa muslim saat ini hanya sebatas bantuan kemanusiaan yang hanya meredakan sejenak derita rakyat Palestina, tetapi belum bisa menghilangkan penjajahan zionis di bumi Palestina. Lalu langkah seperti apa yang harusnya ditempuh oleh negeri-negeri muslim untuk memberantas penjajahan di bumi Palestina?
*YANG HARUS DILAKUKAN NEGERI-NEGERI MUSLIM*
Sebelumnya perlu disadari terlebih dahulu oleh setiap kaum muslim, bahwasanya apa yang terjadi di bumi Palestina ini adalah bentuk penjajahan yang dilakukan zionis kepada rakyat Palestina. Bukan hanya sekedar konflik peperangan biasa, namun secara tegas, ini adalah bentuk penjajahan dan penindasan yang brutal. Dengan memahami fakta ini, maka yang dilakukan oleh Hamas dan rakyat Palestina saat ini adalah bentuk perlawanan atas pendudukan yang selama ini dilakukan oleh zionis, bukan sebagai perbuatan teroris. Sebab begitulah faktanya sekarang, zionis memutarbalikkan fakta bahwasanya merekalah yang diserang oleh Hamas, padahal jika diruntutkan melalui sejarah merekalah teroris yang sesungguhnya.
Ironisnya masih ada saja kaum muslim yang berdiri dalam barisan pendukung zionis. Entah apa yang menjadikan mata hati dan pikiran mereka menjadi mati, padahal fakta yang ada sudah begitu jelas bahwasanya zionis adalah penjajah yang hakiki. Namun lebih ironi lagi melihat penguasa negeri-negeri muslim tidak bisa bertindak apa-apa atas genosida yang dilakukan zionis kepada Palestina. Mereka hanya menyerukan kecaman, kutukan, serta menyerukan penghentian perang tanpa aksi yang nyata.
Padahal puluhan diplomasi dan kecaman selalu dilayangkan untuk zionis, namun hal itu tidak bisa menghentikan mereka untuk membantai rakyat Palestina. Mereka seringkali melanggar dan tidak patuh terhadap hukum internasional yang dikeluarkan oleh PBB, seperti menyerang warga sipil, menyerang gedung kepentingan penduduk sipil, dan lain sebagainya. Anehnya, PBB tidak memberikan sanksi pula kepada zionis padahal sudah secara nyata melanggar hukum internasional yang telah disepakati. Sudah menjadi rahasia umum, PBB adalah salah satu yang mendukung tindakan yang dilakukan zionis atas Palestina.
Maka dari itu, zionis tidak bisa diberantas melalui kecaman atau basa-basi diplomasi semata. Zionis hanya bisa diberantas dengan kalimat perang, yang artinya satu-satunya cara menghentikan kekejian zionis adalah dengan memeranginya. Maka penguasa negeri-negeri muslim haruslah mengirimkan pasukan militer ke Palestina untuk menghentikan serangan militer zionis agar penjajahan dapat dihentikan. Meskipun sekarang dibatasi oleh sekat-sekat nasionalisme yang membuat para penguasa muslim sulit untuk mengirimkan pasukan, namun apabila seluruh negeri muslim sepakat dan mau menerobos sekat tersebut, niscaya kemenangan akan mudah didapatkan. Sayangnya penguasa muslim masih takut untuk melakukan hal tersebut, melihat masih adapula kepentingan mereka dibelakangnya, maka dari itu mereka lebih memilih mengirimkan bantuan atau dana kemanusiaan ketimbang harus mengerahkan pasukan militer untuk memerangi zionis Yahudi.
*SOLUSI YANG HAKIKI*
Hingga saat ini, terlihat Palestina hanya berjuang sendirian. Kalaupun ada bangsa lain yang menolong, hanya atas nama pribadi atau kelompok tertentu. Hal ini terjadi karena tidak adanya satu kepemimpinan ummat Islam, ibaratnya bagai anak ayam yang kehilangan induknya, itulah peribahasa yang cocok untuk menggambarkan kaum muslim saat ini.
Maka dapat disimpulkan, bahwa negeri-negeri muslim membutuhkan seorang pemimpin yang mampu menyatukan seluruh dunia Islam. Pemimpin yang digambarkan Rasulullah SAW, dicontohkan para sahabat, dan para khalifah setelahnya. Keberadaan pemimpin ini dapat menyatukan kaum muslim. Satu-satunya cara untuk menyatukan kaum muslim adalah dengan mewujudkan kepemimpinan Islam yang berlandaskan hukum Islam, yaitu negara yang mengambil Islam sebagai mabda atau ideologi. Negara seperti ini dimanakan Khilafah.
Tidak adalagi sekat-sekat nasionalisme yang membatasi kaum muslim untuk menolong saudaranya yang tertindas. Dengan adanya khilafah negeri-negeri Islam akan berdaya melawan Barat sehingga perlawanan mereka seimbang tidak berat sebelah seperti saat ini. Lantas apa yang harus dilakukan saat ini agar kepemimpinan Islam bisa segera terealisasi?
Pertama, ummat harus melakukan dakwah dengan menyadarkan pemikiran bahwa Islam adalah sebuah mabda dan solusi atas segala permasalahan termasuk perang antara zionis dan Palestina. Serta menyadarkan ummat untuk tidak mengadopsi pemikiran sekulerisme yakni pemisahan agama dari kehidupan, sebab sekulerisme tidak akan mengantarkan kita pada predikat ummat terbaik.
Kedua, mengerahkan segala daya dan upaya yang bisa kita lakukan saat ini. Dengan menyuarakan fakta, kebenaran, akar permasalahan, serta membongkar misi-misi antek penjajah baik di lakukan di dunia nyata maupun dunia maya.
Ketiga, menyerukan kepada penguasa muslim untuk mengerahkan loyalitasnya kepada Islam dan kaum muslim, dan tidak berharap pada solusi semu PBB atau perjanjian internasional yang menyebabkan mereka terhalang menolong saudara seiman di belahan dunia manapun.
Yang perlu disadari bagi seluruh kaum muslim, bahwasanya Palestina adalah milik ummat Islam seluruh dunia. Masalah Palestina bukan hanya masalah kemanusiaan atau konflik internal. Ini adalah masalah ummat Islam seluruh dunia. Kenapa bisa? Karena Palestina adalah salah satu tanah yang dimuliakan oleh Rasulullah SAW, peristiwa isra mi’raj Rasul berada di Palestina, bahkan Palestina sempat menjadi kiblat pertama bagi ummat Islam. Maka ini ada kaitannya dengan seluruh kaum muslim di seluruh dunia. Lantas apa yang menjadikan kita abai dan tidak mau bergerak dan berjuang untuk menegakkan Islam?
Oleh karena itu, mendiamkan Palestina tanpa pembelaan dan pertolongan adalah perbuatan yang tidak pantas dilakukan oleh kaum muslim. Mari sama-sama kita bergerak memperjuangkan pembebasan Palestina dan negeri-negeri muslim lainnya yang masih terjajah dengan terus berdakwah dan menyuarakan bahwa solusi yang hakiki hanyalah Khilafah. Wallahu’alam bisshawab.
Post a Comment