Problem Bunuh Diri Menjadi Jalan Keluar di Era Modern

 




Oleh Nazwa Aulia 

Pegiat Literasi

 

Melihat kasus yang sedang viral di dunia maya, seorang mahasiswi Unnes prodi Biologi bunuh diri dengan cara melompat dari lantai mall Paragon Semarang. Tidak ada yang mengetahui secara pasti masalah yang sedang dihadapi mahasiswi tersebut sampai menjadikan ia depresi berat sampai akhirnya memutuskan untuk bunuh diri.


Setelah dievakuasi, petugas menemukan sejumlah identitas korban seperti KTP, kartu mahasiswa dan Kartu Indonesia Pintar. Petugas juga menemukan secarik kertas yang ditulis menggunakan bahasa inggris. Jika diartikan seperti berikut ini:

"Maa...maaf karena tidak menjadi sekuat yang mama inginkan.Aku punya hadiah untukmu, dikirim dari kostnya Hani.Aku berharap bisa memberikan itu sendiri kepadamu,maaf.

Terimakasih selalu memikirkanku, peduli kepadaku dan maaf jika aku selalu membuatmu sedih.

Aku mencintaimu selalu.

Jangan lupa berdoa buat aku ya???

Sekali maaf nih, aku nyerah..."

Terlepas dari apapun yang sedang ia hadapi tak lepas dari kurangnya pemahaman tentang Islam yang membuat masyarakat tidak tahu cara bersikap  ketika dihadapkan pada sebuah ujian.


Di era kapitalisme seperti ini,banyak masyarakat yang memandang bahwa hidup hanyalah tentang bahagia dan bagaimana cara mendapatkannya yang diukur dengan materi. Meraka seolah melupakan bahwa kehidupan di dunia ini adalah fana dan penuh dengan berbagai ujian dari Allah Swt. Ketika seseorang dihadapkan pada cobaan dan tidak dapat bertahan, ditambah kurangnya keimanan kepada Allah Swt, maka kasus bunuh diri adalah jalan pintas bagi pelakunya. Ia tidak memahami bahwa hal seperti itu bukanlah solusi. Banyak hal yang menjadikannya sebagai manusia dalam kerugian di dunia dan di akhirat.


Dalam Islam, hukum dari perbuatan bunuh diri adalah haram dan Allah Swt membenci hal tersebut. Lantas apa yang menjadi penyebab maraknya kasus bunuh diri? Padahal mungkin saja pelakunya pun sebenarnya mengetahui bahwa perbuatan bunuh diri adalah perbuatan pengecut dan berdosa di hadapan Allah Swt.


Sekulerisme, memisahkan agama dari kehidupan, yang menganggap ibadah sebatas ritual saja banyak menghasilkan orang-orang depresi karena tidak menjadikan Islam dimana Al-quran  dan sunnah sebagai pedoman hidupnya. Sekulerisme yang kini mandarah daging begitu sulit dilepaskan. Sebab, negara menganut ideologi yang bertentangan dengan landasan Islam, yaitu Sekuler-Kapitalisme. Tentu saja ini sangat berefek besar pada standar perbuatan dan kebahagiaan dalam hidup mereka. Tidak sedikit yang menganggap bahwa ujian kehidupan adalah bencana besar dan mati  sebagai solusinya.


Selain pribadi yang harus bertanggung jawab atas segala sesuatu yang akan dan sudah kita lakukan, negara juga punya andil dalam permasalahan ini. Karena negara bertanggung jawab atas permasalahan yang sedang banyak. Negara adalah pengurus rakyat yang seharusnya menjadikan negara ini berjalan sesuai dengan syari'at.


Kita sebagai seorang muslim tentunya harus berinisiatif bahwa  mempunyai mindset yang benar dengan cara mendekatkan diri kepada Allah, melibatkan Allah disetiap kehidupan adalah jalan satu-satunya memperkuat keyakinan dan keimanan. Selain itu, mengkaji Islam agar mengetahui apa yang harus kita lakukan sebagai seorang muslim dengan cara mengetahui apa yang diperintahkan oleh Allah dan apa yang dilarang-Nya. Karena dengan bertambahnya pemahaman Islam, kita akan menjadi seseorang yang kuat dalam menghadapi ujian apapun. Karena bagi seorang muslim, ujian itu adalah peluang untuk menghapus dosa. Setiap orang pasti mempunyai ujiannya masing-masing. Tapi mindset Islamlah yang akan membuat seseorang  berhasil melewati ujian itu tanpa depresi.

 

Wallahualam bissawab

 

Post a Comment

Previous Post Next Post