Aktivis Muslimah Tangerang
Setiap tanggal 22 Oktober diperingati sebagai Hari Santri yang dilatarbelakangi adanya Resolusi Jihad yang disampaikan oleh K.H Hasyim Asy'ari pada masa perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Menurut K.H Hasyim Asy'ari melawan penjajah adalah kewajiban (fardhu ain) dan siapa saja yang gugur/ meninggal karenanya maka insya Allah syahid. Kabar gembira ini menguatkan para santri pada saat itu untuk berjuang demi kepentingan bangsa, negara dan umat.
Sejarah mencatat bagaimana perjuangan para santri melawan penjajah Belanda. Pada awal kemerdekaan, tentara Sekutu (Inggris) yang diboncengi Netherlands Indies Cicil Administration (NICA) hendak menduduki Indonesia lagi melalui Agresi Militer Belanda II. Kondisi ini membuat resah pada kiai pada saat itu. Hingga K.H Hasyim Asy'ari mengumpulkan seluruh kiai di Jawa dan Madura pada 21-22 Oktober 1945 di Surabaya . Hasil pertemuan ini mengahsilkan Resolusi Jihad untuk mengangkat senjata melawan penjajah Belanda dan sekutunya. Kewajiban ini adalah perang suci ( jihad) yang wajib dilakukan oleh setiap muslim yang tinggal dalam radius 94 km. Sementara diluar radius ini harus membantu para pejuang melalui materi. (Liputan 6, 21/10/2023).
Resolusi ini langsung disebar ke seluruh umat Islam di Jawa dan Madura hingga para santri ikut dalam pertempuran pertama antara Indonesia dan Sekutu. Pada saat itu para santri dengan gagah berani melawan penjajah, mereka tidak pernah gentar sekalipun nyawa taruhannya, justru mereka sangat menantikan untuk menjadi syahid di jalan Allah SWT.
Tahun ini Presiden Jokowi, menghadiri Apel Hari Santri 2023 di Monumen Tugu Pahlawan, Surabaya. Presiden menyampaikan dalam pidatonya untuk terus berpegang teguh menjaga semangat Hari Santri dengan konteks saat ini, dimana ada krisis ekonomi, pangan, dan energi yang diakibatkan oleh perang baik yang sebelumnya hanya satu terjadi di Ukraina, sekarang tambah lagi dengan perang Palestina dengan Israel. (Tirto, 22/10/2023).
Jokowi juga menyampaikan bahwa negeri ini punya potensi besar dalam menentukan masa depan bangsa yaitu keberadaan 36 ribu lebih pondok pesantren di Indonesia. Tema Hari Santri tahun ini "Jihad Santri Jayakan Negeri" menjadi ironi karena saat ini santri telah kehilangan spirit jihad karena tergerus arus sekularisasi.
*Santri Kehilangan Spirit Jihad*
Hari ini profil santri telah jauh berbeda dari santri pada masa dulu. Spirit jihad telah hilang karena santri saat ini hanya disibukkan dengan aktivitas menghafalkan Al-Qur'an, tetapi tidak tergerak untuk memperjuangkan penerapan isinya. Banyak santri yang menjadi perpustakaan berjalan, karena menguasai banyak tsaqofah, tetapi tidak mengamalkan apa yang telah dipelajari dalam kehidupan. Bahkan mirisnya setelah mereka selesai nyantri dan kembali berbaur dengan masyarakat mereka meninggalkan profil seorang santri dan terwarnai dengan kehidupan sekuler.
Saat ini terjadi pembajakan dan degradasi peran santri akibat penerapan kurikulum pendidikan yang sekuler. Agama hanya dipakai untuk urusan ibadah, sementara urusan yang lain memakai hukum buatan manusia. Akibatnya berbagai persoalan negeri ini tidak kunjung selesai bahkan semakin rumit. Kalau pun ada solusi hanya bersifat tambal sulam.
Santri juga dijadikan objek untuk menunjang perekonomian dengan adanya program santri preneur, dan program OPOP (one pesantren one produk). Santri juga mulai dengan budaya asing dan kehidupan hedonis. Bahkan mereka juga tidak luput dari propaganda LGBT. Santri juga rentan terhadap kekerasan fisik/ bullying hingga menghilangkan nyawa serta kekerasan seksual.
Saat ini umat Islam di seluruh dunia layaknya santapan makanan yang sedang diperebutkan oleh pemangsa yang kelaparan (para penjajah). Muslim di Uighur masih disiksa oleh China, Rohingya masih terombang-ambing nasibnya, muslim di Irak, Afganistan masih dijajah Amerika, di Afrika masih berada dalam jurang kemiskinan dan perang saudara, dan sampai saat ini Zionis Israel terus melakukan genosida terhadap saudara kita di Palestina.
Kondisi ini pernah disabdakan oleh Rasulullah saw. sejak 1400 tahun lalu. " Hampir tiba masanya kalian diperebutkan seperti sekumpulan pemangsa yang memperebutkan makanannya. Seorang sahabat bertanya, " Apakah karena jumlah mereka sedikit? Rasulullah menjawab, " Tidak, Bahkan jumlah kalian sangat banyak, tapi Allah telah mencabut rasa gentar dari musuh-musuh kalian dan Allah menanamkan dalam hati umat Islam penyakit al- wahn ( cinta dunia dan benci kematian)." (HR Abu Dawud).
Saat ini umat muslim di dunia jumlahnya lebih dari dua miliar, tetapi jumlah yang banyak ini ibarat buih di lautan tidak punya daya. Umat Islam hanya bisa jadi penonton saat saudara muslim lainnya dijajah bahkan dibunuh di depan mata mereka. Sekat nasionalisme membuat mereka tidak kuasa menolong saudaranya. Terlebih tidak adanya kepemimpinan umat Islam menjadikan jumlah yang banyak ini tidak berarti.
*Kembalikan Peran Santri*
Momen peringatan Hari Santri ini hendaknya menjadi momentum mengembalikan peran santri kepada jalan yang seharusnya. Santri harus berperan aktif dalam melakukan perubahan kondisi umat dari kondisi terjajah dan jauh dari aturan Islam menjadi kondisi yang merdeka yang sesungguhnya dengan Islam kafah. Santri harus menjadi pejuang Islam yang tangguh seperti dulu yang gagah berani mengusir penjajah hingga kita mendapatkan kemerdekaan. Santri harus menjadikan akidah Islam sebagai asas dalam kehidupan dan asas dalam menyelesaikan segala persoalan dunia. Santri harus meneladani Rasulullah saw. dalam menerapkan Islam dalam kehidupan.
Rasulullah saw. berhasil menjadikan masyarakat Arab yang jahiliah menjadi masyarakat yang terhormat dan disegani dunia. Semua karena dakwah yang mengubah pemikiran, dan antikekerasan yang akhirnya menjadikan umat Islam sebagai umat terbaik.
Di pundak para santri ada tanggung jawab yang besar untuk melakukan perubahan. Bekal tsaqofah dan ilmu yang didapat di pondok hendaknya menjadi modal untuk melakukan dakwah di tengah umat.
Para santri ingatlah Allah telah berfirman dalam surat At-Taubah ayat 111 yang artinya: "Sungguh Allah telah membeli dari orang-orang Mukmin, diri dan harta mereka, dengan bayaran surga. Mereka berperang di jalan Allah, lalu mereka membunuh atau terbunuh."
Para santri jadilah mutiara umat yang akan menjayakan negeri dengan penerapan Islam kafah.
Wallahua'lam bishawab.
Post a Comment