Oleh Suci Halimatussadiah
(Ibu Pemerhati Umat)
Serangan zionis atas Palestina kembali terjadi, bumi Palestina yang telah puluhan tahun dalam cengkeraman zionis Yahudi sedang berjuang membebaskan diri. Sangat menyedihkan melihat kenyataan tidak ada persatuan kaum muslim. Mereka tak bisa berbuat banyak, hanya membantu dengan doa, aksi protes, dan kecaman di berbagai negara. Nyatanya hal itu tidak signifikan terhadap solusi diusirnya entitas Yahudi tersebut di Palestina.
Seperti dikutip dari media online tempo, (14/11/2023), Presiden Joko Widodo memimpin pengiriman bantuan kemanusian Indonesia untuk Palestina, di Pangkalan TNI Angkatan Udara Halim Perdana Kusuma Jakarta Timur. Bersama pemerintah, ada tiga lembaga kemanusiaan yang juga menghimpun bantuan untuk Gaza yakni PMI, Baznas, dan Humanitarian Forum Indonesia. Bantuan tersebut mencakup berbagai jenis kebutuhan seperti makanan, obat-obatan, selimut, alat penunjang disabilitas, dan barang-barang lain yang dibutuhkan warga Palestina.
Tentu tidak salah ketika ingin membantu dengan cara seperti yang dilakukan hari ini, misalnya mendoakan, mengecam dengan aksi protes, dan lain-lain sebagaimana bentuk kepedulian dan cinta kepada saudara sesama muslim. Namun, apakah cukup hanya dengan itu? Tentu saja tidak karena hal tersebut hanya solusi parsial saja dan tidak tuntas sampai ke akar. Akhirnya darah terus tertumpah di tanah Palestina.
Setelah 26 hari perang--saat tulisan ini dibuat--8.900 warga palestina tewas. (Periode 7 Oktober–1 November 2023). Korban Palestina paling banyak di Jalur Gaza, yakni korban 8.805 orang korban jiwa dan 2.240 orang korban luka. Sementara di wilayah Tepi Barat korban jiwa 128 orang dan luka 2.274 orang. Pada periode yang sama, jumlah total korban jiwa dari pihak Israel sekitar 1.416 orang dan korban luka 5.413 orang. Data ini dihimpun United Nation Office for The Coordination of Humanitarian Affairs (OCHA) dari Kementerian Kesehatan Gaza dan keterangan resmi pihak Yahudi. Selain menimbulkan korban jiwa dan luka dalam perang ini pihak Zionis telah menangkap lebih dari seribu warga Palestina. (katadata.co.id, 2/11/2023)
Ketika dicermati, persoalan Palestina tidak hanya masalah kemanusiaan, tetapi harus dipahami sebagai persoalan umat Islam di seluruh dunia. Sebab tanah Palestina adalah tanah kharajiyah milik kaum muslimin yang didapatkan melalui jihad pada masa kekhilafahan Umar bin Khattab. Oleh karena itu, kaum muslimin yang ada di sana mempunyai legitimasi yang sangat kuat. Maka, haram bagi kaum muslimin menyerahkannya kepada pihak lain. Tanah Palestina adalah tempat Rasulullah saw. melaksanakan Isra Mikraj, ada pula Baitul Maqdis sebagai kiblat pertama umat Islam sebelum beralih ke Ka'bah.
Namun hari ini, Palestina telah dicaplok entitas zionis laknatullah. Warga Palestina dibombardir bahkan digenosida, anak-anak dan wanita menjadi korban kekejamannya.
Penjajahan itu sudah 75 tahun terjadi, tetapi Palestina tak kunjung mendapatkan pembebasannya. Sungguh derita yang tak bisa dibayangkan. Padahal, Palestina hidup di wilayah negeri-negeri muslim yang memiliki akidah yang sama yaitu akidah Islam, dan merupakan saudara bagi mereka. Kaum muslim itu bersaudara, mereka dipersaudarakan karena kesamaan akidah dan persaudaraan tersebut melewati batas negara. Allah Swt. berfirman:
"Sesungguhnya kaum muslim itu bersaudara." (QS AL Hujurat:10)
Hanya saja faktanya hari ini kaum muslimin tidak bisa berbuat banyak. Mereka hanya bisa mengecam, mengirimkan bantuan obat-obatan, makanan, dan kain kafan. Mereka tidak mengirimkan pasukan militer padahal itu yang paling dibutuhkan untuk memperkuat pasukan kaum muslimin agar dapat mengusir zionis Yahudi.
Nabi Muhamad saw. bersabda:
"Muslim itu saudara bagi muslim lainnya, dia tidak layak menzalimi dan menyerahkan saudara-saudaranya kepada musuh." (HR. Bukhkari Muslim)
Telah kita sadari bahwa bukan solusi hakiki ketika kita berharap bantuan kepada dunia international. Sudah sangat jelas umat Islam menjadi bulan-bulanan kebrutalan zionis sementara Amerika telah terang-terangan mendukung dan memberi bantuan baik dalam hal keuangan maupun militernya kepada penjajah. Adapun jalan perundingan, itu pun sama sekali tidak menguntungkan.
Perundingan hanya melenakan dan pada akhirnya negeri-negeri muslim sampai hari ini tidak ada yang mengerahkan militernya. Padahal sejatinya serangan terhadap kaum muslimin di Palestina hakikatnya merupakan serangan terhadap seluruh kaum muslim di dunia.
Allah swt. menyampaikan dalam Al-Qur’an, "Jika mereka meminta pertolongan kepada kalian dalam urusan agama ini maka kalian wajib menolong mereka." (QS. AL Anfal: 72)
Oleh karena itu, membela kaum muslim di Palestina merupakan kewajiban muslim di seluruh dunia. Maka, langkah yang ditempuh umat Islam adalah jihad fisabilillah untuk mengusir entitas zionis Yahudi dari bumi Palestina tersebut.
Ada beberapa alasan mengapa solusi pembebasan Palestina harus dengan jihad fisabillilah.
Pertama, siapa pun yang masih waras dan memiliki hati nurani akan melihat bahwa sesuatu hal yang mustahil mengakhiri perang Palestina dengan jalur politik. Berbagai perundingan yang dilakukan negara-negara Barat termasuk PBB tidak memberikan solusi bagi berakhirnya perang ini, justru wilayah Palestina terus dicaplok oleh kaum zionis Yahudi laknatullah. Sementara dunia mendiamkan hal itu. Berbagai kutukan, kecaman dari para pemimpin dunia Islam juga tidak berpengaruh apa pun terhadap entitas zionis Yahudi.
Kedua, Islam telah mengharamkan berdamai dan bersahabat dengan entitas yang memerangi kaum muslim. Sebagaimana firman Allah Swt.,
"Sungguh Allah telah melarang kalian menjadikan sebagai kawan kalian orang-orang yang memerangi kalian karena agama, mengusir kalian dari negeri kalian, dan membantu (orang lain) untuk mengusir kalian. Siapa saja yang menjadikan mereka sebagai kawan mereka itulah kaum yang zalim." (QS. Al Mumtahanahj: 9)
Ketiga, Islam telah mewajibkan jihad fisabilillah atas kaum muslim ketika mereka diperangi musuh. Dan Allah Swt. juga memerintahkan untuk mengusir siapa pun yang telah mengusir kaum muslim.
"Perangilah mereka di mana saja kalian menjumpai mereka dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kalian." (QS. Al-Baqarah: 191)
Berdasarkan ayat di atas dapat disimpulkan bahwa bukan perkara yang mudah ketika berbicara solusi. Hal ini butuh kekuatan dan kesatuan umat Islam dalam satu komando kepemimpinan dan ini hanya dapat terwujud dengan Khilafah Islam.
Dari sini dapat disimpulkan bahwa solusi untuk Palestina adalah jihad dan khilafah. Ini yang menjadi tanggung jawab kita bersama untuk mewujudkannya. Demi untuk mewujudkannya kita membutuhkan usaha penyadaran terhadap kaum muslimin agar memahami hal ini sehingga umat menginginkan khilafah. Jika khilafah telah terwujud maka jihad dapat terlaksana di bawah komando khalifah. Insyallah dengan jihad dan khilafah, tidak akan butuh waktu lama menyelesaikan masalah Palestina dan semua problematika kaum muslimin yang tertindas di negeri-negeri lain pun akan dapat terselesaikan, dengan izin Allah.
Wallahualam bissawab.
Post a Comment