Kondisi miris anak sungai Musi Palembang semakin dangkal, hingga dipenuhi sampah dan nyamuk (dikutip*tribun sumsel jumat,6/8/2023). Kondisi anak aliran sungai Musi di Palembang kini semakin dangkal dan dipenuhi sampah hingga membuat warga yang tinggal dipinggiran sungai harus merasakan kesulitan air bersih.
Solusi yg diberikan pemerintah pun seakan tidak menyentuh akar permasalahannya, mereka sekadar mengajak warga sekitar membersihkan sungai bersama jajaran pemerintah setempat. Kepala Kepala Dinas PUPR kota palembang Ahmad Bastari melalui kabin RA Marlina pun memberikan pernyataan. Ia menjelaskan bahwa keadaan air sungai yg mengering merupakan hal yang wajar lantaran Muara sungai terpengaruh pasang surut.
Dampak pencemaran sampah di aliran sungai sangat merugikan bagi lingkungan di sekitar sungai . Sedangkan sungai sendiri selain sumber air bersih sungai menjadi salah satu media mengalirkan air dari daratan menuju lautan. Ketika sungai dipenuhi oleh sampah , sungai akan tercemar bahkan yg terburuk mengalami pendangkalan.
Bila kita teliti mengapa masalah sampah sulit diatasi ternyata selain masalah manajemen sampah atau masalah teknis, namun juga berkaitan dengan sikap dan pandangan hidup atau ideologi suatu negara.
Ideologi Kapitalis yg diterapkan saat ini melahirkan sikap individualisme yg kental sehingga sulit menyadarkan masyarakat tentang arti pentingnya kebersihan dan hidup bersih. Upaya yg dilakukan pemerintah untuk menanggulangi permasalahan sampah hanya bersifat parsial, belum menyentuh pada akar permasalahan sehingga besar kemungkinan upaya ini pun tidak akan menyelesaikan permasalahan sampah.
Pemerintah seharusnya memberikan akses mudah dalam pembuangan sampah, misalnya menyediakan tempat-tempat pembuangan sampah di setiap lorong-lorong pemukiman warga dan menyediakan petugas -petugas kebersihan untuk membersihkan sampah tersebut setiap hari. Sehingga rakyat yg tinggal di tepian sungai tidak akan membuang sampah ke sungai karena pemerintah telah menyediakan akses mudah untuk membuang sampah mereka.
Dalam Islam sudah banyak aturan yg mengatur tentang kebersihan dalam firman Allah dalam surah Ar Rum:41" Telah tampak kerusakan didarat, dan lautan karena perbuatan manusia, Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian akibat perbuatan mereka, agar mereka kembali (kejalan yg benar).
Jika setiap individu mencermati ayat tersebut niscaya mereka akan memahami apa yg mereka perbuat semuanya akan kembali ke mereka. Hal yg tidak kalah pentingnya adanya peran negara. Sejarah kekhilafahan mencatat pengelolaan sampah pada masa Bani Umayah. Jalan - jalan di Cordova bersih dari sampah . Karena ada mekanisme pembuangan sampah yg awalnya dilakukan individu diambil alih oleh negara.
Pengelolaan Sampah tidak bertumbuh pada kesadaran individu dan kebiasaan masyarakat saja, namun juga dibutuhkan infrastruktur pengelolaannya dan ini menjadi tanggung jawab negara.
Penguasa sebagai pelayan masyarakat memastikan keberadaan sistem dan infrastruktur pengelolaan sampah dan membatasi segala upaya agar terkelola secara baik.
Sudah seharusnya kita kembali ke sistem Islam yg sudah terbukti keberhasilan menyelesaikan setiap permasalahan di segala aspek kehidupan, sistem yg diwariskan Rasullullah dibawah naungan negara Khilafah ala minhajinn nubuwwah.
Wallahu'aam bishawab
Post a Comment