(Aktivis Muslimah)
Hari Sumpah Pemuda baru saja terlewati. Setiap tahun selalu ada peringatannya. Program-program turunan kepemudaan banyak dikemas hingga ke segmen terkecil. Dimana pemuda diharapkan berkontribusi terhadap kemajuan ekonomi dan pembangunan. Penguasaan pemuda terhadap Teknologi dan Informasi serta Literasi Digital diharapkan juga menjadi sesuatu yang harus disikapi secara serius. (dilansir dari Kompas, 28 Oktober 2023)
Memaksimalkan peran pemuda bukan hal yang salah. Karena pemuda memiliki potensi yang besar serta energi yang masih optimal. Maka, sepatutnya hari sumpah pemuda ini menjadi refleksi kemana arah optimalisasi pemuda saat ini. Pemuda masih didominasi dengan pemikiran yang materialistis, pragmatis dan individualis. Potensinya pun terbajak dengan cara berpikir sekuler, memisahkan agama dari kehidupan. Cinta dunia, namun takut mati. Inilah bentuk asuhan dari sistem yang mengesampingkan aturan pencipta. Sayangnya, masih banyak pemuda yang belum sadar bahwa potensinya terbajak.
Lantas, harusnya kemana potensi pemuda seharusnya diarahkan? Mari kita bahas dari sudut pandang Islam. Sudut pandang yang seharusnya digunakan pemuda untuk segala aktivitas dalam kehidupannya.
Pertama, pemuda dalam Islam haruslah menjadi pemuda yang peduli, bukan pemuda yang apatis. Peduli dengan urusan ummat. Memperhatikan setiap kebijakan penguasa, apakah berpihak pada kepentingan umat atau pada para korporat. Berani menyampaikan kebenaran dan meluruskan kebijakan-kebijakan rezim yang seringkali tidak berpihak pada rakyat. Berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam riwayat 4 Imam yang berbunyi “Sebaik-baik jihad adalah menyampaikan perkataan yang benar kepada pemimpin yang zalim. “
Maka saat ini pemuda harus menguatkan diri bahwa Islam adalah agama yang paripurna mengatur segala urusan. Pemuda harus menghempaskan pemikiran keliru dimana Islam hanya dianggap sebagai agama spiritual. Jika sudah memahami Islam secara paripurna, tentu pemuda sejati tidak akan diam melihat rusaknya berbagai kondisi saat ini dari segala aspek. Jadilah bagian dari yang berkontribusi membangun peradaban Islam yang mulia, menghempaskan aturan-aturan yang zalim.
Kedua, pemuda haruslah mengkaji Islam dan menjadikannya sebagai pandangan hidup, bukan hanya sebagai ilmu pengetahuan tanpa ada praktek amal dalam kehidupan. Tak gentar meski pemuda yang memegang erat Islamnya dianggap fanatik, radikal dan intoleran. Label-label berbahaya inilah yang dihembuskam hingga membuat pemuda semakin ragu untuk berkepribadian Islam. Takut dianggap ‘gak gaul, cupu, kolot, sok alim, ketinggalan zaman' dan yang lainnya. Maka, sebagai pemuda haruslah menunjukkan interpretasi dari Islam sesungguhnya. Dimana berorientasi hidupnya pada akhirat, bukan dunia semata. Cita-citanya jauh kedepan untuk akhirat dan agamanya.
Ketiga, tegas menunjukkan keberpihakannya kepada Islam. Tidak mencari kepentingan atau mencari aman untuk dirinya hingga memilih netral. Apalagi, mengambil kesempatan demi keuntungan dunia. Maka, visi misinya harus sesuai dengan cita-cita Islam. Bukan visi misi yang terbajak oleh sistem Demokrasi Kapitalis.
Keempat, melibatkan diri dalam perjuangan yang lurus. Yakni, mengikuti metode perjuangan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Menjadikan dakwah menegakkan Islam Kaffah sebagai aktivitas utamanya. Ia berpegang teguh pada prinsip perjuangan tanpa tergoyahkan oleh arus ditengah pemuda yang saat ini melenakan. Mengikuti semangat Pemuda Al Kahfi yang tertuang dalam Al Quran. Keteguhan dan kesungguhannya mendapatkan perlindungan dari Allah Subhanahu wa ta'ala.
Jadi, pemuda jangan hanya karena ingin ‘trend' malah akhirnya mengorbankan potensi sesungguhnya yang dimiliki. Ingatlah sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam yang berbunyi “Janganlah kalian menjadi imma’ah (suka ikut-ikutan)! Kalian berkata, ‘Jika manusia berbuat baik, kami pun akan berbuat baik. Jika mereka berbuat zalim, kami juga akan berbuat zalim.’ Akan tetapi, kukuhkan diri kalian. Jika manusia berbuat baik, kalian juga berbuat baik. Jika mereka berbuat buruk, jangan kalian berlaku zalim.” (HR At-Tirmidzi).
Masya Allah, luar biasa Islam dalam mengarahkan pemuda pada tujuan yang mulia. Semua ini hanya dapat kita rasakan dalam naungan penerapan Islam yakni Khilafah Islamiyyah. Wallahu alam bish shawwab.
Post a Comment