Oleh Maisyarah Runadi, S.Pd
(Guru STP Paud TK Khoiru Ummah Banjarmasin)
“Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia”, itulah kata-kata dari Bung Karno sang penggugah jiwa untuk mengobarkan semangat 45 dalam jiwa pemuda. Ingatkah kalian, tanggal 10 November dikatakan sebagai hari pahlawan? Ingatkah kita, dengan perjuangan mereka untuk bangsa ini?
Terlintas jelas dalam benak kita, para pahlawan mengusir penjajah hanya menggunakan bambu runcing untuk sebuah kemerdekaan bangsa Indonesia. Siapa yang tak tahu, bagaimana Indonesia dijajah selama 300 tahun lebih? Indonesia berhasil memerdekakan dari penjajah, berkat para pahlawan.
Bersyukur dan berterimakasih lah kita kepada mereka, dengan ikut melanjutkan estafet perjuangan para pahlawan. Perjuangan identik dengan pemuda dan pemudi, yaitu mereka yang mampu menorehkan berbagai prestasi, manfaat dan memberikan solusi kepada negeri ini.
Fakta Pemuda Saat Ini
Hari ini, kita melihat pemuda telah melakukan banyak aksi kriminalitas yang tak pelik oleh mata. Baru-baru ini telah terjadi kasus pembunuhan yang dilakukan oleh seorang mahasiswa yang membunuh juniornya.
Pelaku membunuh juniornya, setelah rugi kripto dan terlilit utang pinjol. Ironis, sebuah fakta yang menunjukkan kepada kita bahwa saat ini pemuda sudah mulai jauh dari tujuannya untuk membawa perubahan.Tak hanya itu, aksi kejahatan pemuda juga menyerang daerah Banjarmasin. Kejadian ini bermula saling tatap atau merasa aneh ketika melihat. Hal ini dianggap sepele, sehingga nyawa pun melayang. Salah satu pelakunya juga masih berstatus mahasiswa.
Kasus pemuda berurusan dengan hukum pun kembali terjadi. Bulan Oktober yang lalu, kita dihebohkan dengan kasus gangster di Banjarmasin. Pelakunya adalah remaja yang masih belasan tahun. Aksi gangster remaja pun berulang pada bulan November ini. Mereka membuat onar bahkan tak segan untuk melukai korbannya. Menurut Pakar Psikologi Forensik, Reza Indragiri Amriel mengatakan setiap orang yang terkena dampak stres cenderung melangsungkan aksi kejahatan. (Medcom.id, 23/9/2022).
Akar Masalah
Sebenarnya apa akar masalahnya sehingga pemuda saat ini malah menjadi pelaku kekerasan. Jika kita runut pemicunya pasti bermacam-macam, seperti menunjukkan eksistensi diri, kesalahan dalam pendidikan dan pola asuh atau lingkungan yang tidak baik, tapi semua ini hanyalah pemicu. Jika kita lihat lebih mendalam maka sebab satu-satunya adalah sistem saat ini yaitu sistem sekuler kapitalis.
Sistem sekuler kapitalis yang memisahkan agama dari kehidupan menjadikan para pemuda tadi salah dalam menentukan standar perbuatan. Sistem ini pula yang membuat orang tua gagap atau sibuk hingga lupa mendidik anak-anaknya dengan baik.
Tersebab sistem ini pula lingkungan menjadi rusak dan merusak pemuda kita. Sistem ini memberikan mereka kebebasan bertindak atas nama hak asasi.
Begitu luar biasa efek dari sistem ini. Maka perlu perubahan sistem untuk menyelamatkan pemuda dan mengembalikan perannya sebagai agen perubahan.
Islam sebagai Solusi
Dalam sistem Islam kafah, terdapat tiga pilar yang saling berkesinambungan bekerja sama dalam membentuk profil generasi khairu ummah. Ketiga pilar itu adalah ketakwaan individu, peran orang tua dan negara.
Ketakwaan individu si pemuda adalah pilar pertama. Pemuda yang dididik dalam sistem pendidikan Islam akan memahami dan menjalankan ajaran Islam. Tujuan hidup mereka adalah mencari rida Allah. Sehingga mereka akan menjadikan syariat Allah sebagai standar perbuatan. Pemuda yang bertakwa akan terus menyerukan kebaikan. Maka pemudapun harus tetap menuntut ilmu agama dan mengamalkannya serta mendakwahkannya.
Pilar kedua adalah kontrol masyarakat. Orang tua dan lingkungan adalah bagian penting di pilar ini. Rasulullah mengingatkan kepada kita “ Tiada suatu pemberian yang lebih utama dari orang tua kepada anaknya selain pendidikan yang baik.” (HR. Al Hakim: 7679).
Pendidikan yang baik sudah dicontohkan dalam sejarah Islam, seperti yang dicontohkan oleh kisah Imam Syafi’i. Di tangan ibunya lah, dia menjadi seorang imam mazhab empat, yang dikenal memiliki khazanah keilmuan yang begitu luas. Bahkan, mayoritas masyarakat Indonesia sendiri memilih pendapat beliau sebagai mazhab utamanya.
Peran orang tua dalam menghadapi kenakalan remaja yang harus dilakukan adalah perbaiki diri orang tua itu sendiri menjadi teladan dan banyak mendekatkan diri kepada Allah, perbanyak istighfar, pengawasan perlu tapi tidak mengekang, berikan perhatian dan kasih sayang.
Ketiga adalah peran negara. Dalam Islam kafah, kewajiban negara adalah untuk mengurus rakyatnya dengan penerapan syariat Islam secara menyeluruh. Dengan menerapkan aturan yang bersumber dari Sang Maha Pencipta dan Pengatur, negara akan membuat kebijakan yang memberikan kemaslahatan bagi seluruh aspek kehidupan manusia. Sehingga negara menjadi negara yang dirahmati Allah begitupun dengan para pemudanya.
Di tangan kita semua, pemuda akan menjadi estafet perubahan sebuah negara. Di tangan pemuda, kesejahteraan akan terwujud, dan sebuah bangsa menjadi cerdas. Di tangan kita semua, pemuda mempunyai tekad rela berjuang untuk perubahan yang hakiki.
Sudah saatnya kita bersama-sama menentukan arah perubahan yang lebih baik yaitu dengan sistem islam, sehingga tangan-tangan pemuda saat ini mampu membuat perubahan untuk peradaban yang gemilang.
Wallahu a'lam bishawab
Post a Comment