Palestina Butuh Solusi Hakiki, Bukan Sekedar Simpati Maupun Belas Kasih


Oleh: Astriani Lydia, S.S


Presiden Iran Ebrahim Raisi mengatakan bombardir Israel yang sedang berlangsung di Jalur Gaza Palestina sudah kelewat batas.


Raisi menuturkan gempuran Israel yang terus meningkat sejak 7 Oktober lalu ini "mungkin memaksa semua orang" untuk segera bertindak.


"Kejahatan rezim Zionis telah melewati garis merah, dan ini mungkin memaksa semua orang untuk mengambil tindakan," kata Raisi di X, sebelumnya Twitter, pada Minggu (29/10). (CNNIndonesia, 30/10/2023)


Israel berencana mengakhiri perang di Jalur Gaza dengan membentuk otoritas transisi yang memerintah wilayah tersebut. Namun hal ini ditentang oleh Perdana Menteri (PM) Otoritas Palestina Mohammad Shtayyeh.


Shtayyeh mengatakan otoritas Palestina tidak akan kembali memerintah Gaza setelah konflik Israel-Hamas tanpa perjanjian komprehensif yang mencakup Tepi Barat (West Bank) sebagai negara Palestina.


Perdana menteri sejak 2019 itu juga menekankan tidak akan bekerja sama tanpa kembali ke proses perdamaian sejati yang menghasilkan dua negara berdaulat.

Pada saat serangan Hamas terjadi, AS berusaha mendorong Arab Saudi untuk menyetujui perjanjian normalisasinya sendiri, namun para pemimpinnya bersikeras bahwa perjanjian apa pun harus membawa manfaat substantif bagi Palestina.


Dia mengatakan ada kesadaran yang semakin besar di antara negara-negara tetangga Arab bahwa kawasan ini tidak bisa damai tanpa solusi politik bagi Palestina.


"Sejujurnya, orang-orang Arab benar-benar muak dengan kami," kata Shtayyeh. "Mereka ingin melihat solusi atas permasalahan Palestina karena kami menyusahkan mereka."


"Kita terjebak di antara 'batu dan palu'," pungkasnya.

(CNBCIndonesia, 30/10/2023)


Konflik yang terjadi antara Palestina dengan Israel selalu menjadi sorotan dunia. Banyak pihak di berbagai negara menyatakan dukungan secara terang-terangan terhadap Palestina, meskipun ada juga yang menolak Palestina merdeka.


Sejatinya umat Islam harus menyadari bahwa yang dijajah Israel itu adalah sesama muslim. Sebagai muslim perlu membantu muslim lainnya yang membutuhkan pertolongan.

Dalam hadis Rasulullah SAW berkata, "Orang muslim seperti satu jasad, kalau satu luka, sedikit luka, maka akan membuat seluruh tubuh itu demam." (HR Bukhari dan Muslim). 


Di Palestina juga terdapat banyak keutamaan. Salah satunya komplek Al-Aqsa yang pernah menjadi kiblatnya umat Islam.


Mengutip hadis Nabi SAW yang berbunyi bahwa Abu Dzar berkata, "Kami sedang berdiskusi di antara sahabat-sahabat Nabi SAW di masjid (Nabawi) di Madinah lalu kami berkata satu sama yang lain, 'Mana yang lebih afdhal sholat di masjid ini (Nabawi) atau sholat di Masjid Al-Aqsa?' Maka Nabi SAW keluar lalu berkata, 'sholat di masjidku ini empat kali lipat dibandingkan Masjid Al-Aqsa. (HR Al-Hakim)


Hadis ini berarti menjelaskan bahwa Masjid Al-Aqsa keutamaannya 250 kali lipat dibandingkan tempat lain, karena sholat di Masjid Nabawi 1.000 kali lebih utama di masjid lain kecuali Masjidil Haram.


"Lalu kata Nabi SAW, tapi ketahuilah sebaik-baik tempat sholat adalah Masjid Al-Aqsa dan akan datang nanti satu waktu seseorang tinggal di sana tidak memiliki tanah lagi, kecuali senilai dengan tali sandal mereka. Dan mereka tetap mempertahankannya karena melihat Baitul Maqdis." Hadis tersebut seakan-akan Nabi SAW menceritakan tentang keadaan sekarang.


"Kemudian Nabi SAW juga berkata, ketahuilah tanah sekecil itu pun di sekitar Baitul Maqdis sekitar Masjid Al-Aqsa senilai itu pun tanah kita miliki di sana karena ingin melihat Baitul Maqdis lebih baik daripada dunia dan seluruh isinya."


Inilah alasan kenapa kita harus membebaskan Palestina dari penjajahan zionis Israel. Rasa simpati dan belas kasih seperti bantuan dana, makanan dan obat-obatan serta doa dan qunut nazilah yang tulus tidak cukup untuk menghentikan kebiadaban dan mengusir zionis Israel di sana. Diperlukan solusi hakiki dengan pengiriman tentara  dari seluruh negeri muslim, khususnya Mesir, Turki, Irak, Indonesia, dan negeri-negeri Arab. Karena tindakan militer yang dilakukan oleh zionis penjajah hanya bisa dihadapi dengan kekuatan militer juga. Andai seluruh negeri muslim yang berjumlah lebih dari 40 negara mengirim tentara ke sana, hasilnya akan sangat signifikan.


Maka tak kalah penting untuk terus menyeru umat Islam agar selalu berdakwah dengan istiqamah bagi tegaknya kembali kehidupan Islam yang di dalamnya diterapkan syariah Islam secara kaffah dan menyatukan umat. Dan dengan persatuan itu umat menjadi kuat dan terlindungi dari penjajahan. Wallahu a'lam bishshawab

Post a Comment

Previous Post Next Post