(Pegiat Literasi)
Di setiap jiwa yang masih memiliki nurani tentu hati terkoyak melihat pembantaian yang dilakukan zionis Israel terhadap muslim Palestina. Tak kenal usia, tak peduli anak atau wanita, mereka dibantai. Pemukiman, sekolah, rumah sakit dan seluruh tempat di sana diluluhlantakan tanpa ampun. Korban berjatuhan tak terhitung jumlahnya.
Agresi militer Israel yang semakin membabi buta membom Palestina menjadikan milisi Hizbullah terketuk turun tangan membantu Hamas. Pada Kamis (2/10) di selatan Libanon, Hizbullah menembakkan puluhan roket ke Kota Kiryat Shmona Israel. Menyusul kelompok Houthi di Yaman tak ketinggalan melancarkan serangan ke Israel dengan drone pada Selasa (31/10) sebagaimana yang disampaikan juru bicara Houthi, Yahya Saree, dan mereka secara terbuka menyatakan berada dipihak Palestina, seperti dikutip Reuters.
Selanjutnya kelompok Jihad Islam yang secara terang-terangan mengumumkan bahwa mereka telah membantu Palestina dalam penyerangan 7 Oktober lalu. Jihad Islam sendiri merupakan salah satu milisi Palestina yang didirikan sekitar akhir 1970 oleh Fathi Shiqaqi dan Abdel-Aziz Odeh dan bermarkas di jalur Gaza wilayah yang dikuasai Hamas. Meski pemimpin Jihad Islam sendiri yakni Fathi Shiqaqi telah terbunuh pada 1995 dalam oprasi intelejen yang dilakukan Israel, namun penerus organisasi ini bersumpah akan menghancurkan Israel. Dilansir CNN Indonesia (3/11/2023).
Terlepas siapa dan dari mana beberapa milisi seperti disebutkan di atas yang membantu perjuangan Palestina, perlu kiranya kita sebagai umat muslim mendoakan serta sedikit bernafas lega atas bantuan para milisi untuk Palestina guna membalas penjajahan yang dilakukan Israel selama ini. Meskipun di tengah bantuan itu tercetus teori konsfirasi yang muncul dari beberapa akademisi barat. Patut kiranya umat berhati-hati dengan berbagai pendapat yang datang dari orang fasik, sebagaimana Allah berfirman: wahai orang-orang yang beriman, jika seseorang yang fasik datang kepadamu membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan (kecerobohan), yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu. (QS. Al-Hujurat [49]:6).
Mempersoalkan apapun bentuk bantuan yang diberikan kepada Palestina sejatinya hanya akan melemahkan perjuangan serta meragukan siapapun yang hendak memberi bantuan kepada Palestina. Sekecil apapun kontribusi yang bisa disumbangkan untuk rakyat Palestina, maka berikanlah, tak perlu ragu. Mengingat perang Palestina-Israel adalah perang yang tidak seimbang, perang kemanusiaan sekaligus perang agama, pembunuhan massal terjadi di sana. Dalam perjuangannya Hamas berdiri sendiri mempertahankan apa yang menjadi haknya. sedangkan Israel didukung oleh beberapa negara barat seperti Amerika dan Inggris, serta diperkuat oleh keberpihakan PBB.
Sejak umat Islam tercerai berai menjadi negara bangsa, umat seakan terhalang pada upaya membela Palestina. Mereka terpisah satu sama lain dan terkungkung oleh tembok pemisah nasionalisme. Seperti halnya tubuh yang sudah terkerat menjadi beberapa bagian, saat tubuh yang kesakitan merintih meminta pertolongan, maka tubuh lainnya tidak merasakan apapun, tak ada respon dan mati rasa. Begitulah kiranya gambaran nasionalisme yang telah memutus upaya membela Palestina.
Akibat hilangnya kesatuan pada tubuh umat, para pemimpin negeri-negeri muslim yang membela Palestina baru sebatas pada kecaman, pemboikotan dan diplomasi yang menghasilkan resolusi yang bersifat sementara dan tidak menyolusi persoalan Palestina. Hampir semua pemimpin negeri-negeri muslim abai pada realita perang antara Hamas dan Israel, dimana perang ini perang sebuah kelompok militer melawan negara. Kalau saja mau adil dan berimbang, harusnya negara melawan negara.
Dengan fakta di atas, tidak mengherankan apabila muncul kelompok-kelompok muslim yang membantu Palestina. Mereka terpanggil membela saudaranya yang sedang ditindas dan dijajah. Layaknya satu tubuh, bila satu sakit maka anggota tubuh lainnya menggigil demam. Sebab itu, mereka tergerak berupaya menolong saudara yang sedang teraniaya, agar sakit saudaranya cepat mereda, meski negara bersikap berbeda.
Dalam melakukan pembelaan terhadap Palestina, negara seharusnya berperan lebih nyata mengikuti langkah milisi Islam. Apalagi ketika musuh bertindak di luar batas kemanusiaan dan menghilangkan nyawa kaum muslim. Setiap negara Islam bersatu padu menanggalkan egoisme dan rasa ketidakpedulian, untuk selanjutnya mengirimkan pasukan dengan persenjataan lengkap dan menyeru para penjajah hengkang dari bumi Palestina.
Musuh-musuh Islam telah nyata bersekutu dan bisa dilihat seperti benderangnya matahari, tetapi para pemimpin negeri muslim tetap bungkam. Mereka seolah buta dan tuli, enggan menolong saudaranya sendiri. Diamnya mereka sama saja dengan membiarkan Israel terus melakukan tindakan keji dan brutal terhadap rakyat Palestina. Sampai hari ini Israel terus melakukan genosida terhadap Palestina dan itu sangat jelas terjadi di depan mata mereka. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an Surah Al'-Maidah ayat 32:
مَنْ قَتَلَ نَفْسًا بِغَيْرِ نَفْسٍ أَوْ فَسَادٍ فِي الأرْضِ فَكَأَنَّمَا قَتَلَ النَّاسَ جَمِيعًا وَمَنْ أَحْيَاهَا فَكَأَنَّمَا أَحْيَا النَّاسَ جَمِيعًا وَلَقَدْ جَاءَتْهُمْ رُسُلُنَا بِالْبَيِّنَاتِ ثُمَّ إِنَّ كَثِيرًا مِنْهُمْ بَعْدَ ذَلِكَ فِي الأرْضِ لَمُسْرِفُونَ
Artinya: “Barang siapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barang siapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka rasul-rasul Kami dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas, kemudian banyak di antara mereka sesudah itu sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan di muka bumi.”
Maka diamnya para pemimpin muslim ini bisa dikatakan mereka ikut andil dalam membuat kerusakan yang dahsyat di muka bumi, terlebih yang terbunuh adalah ribuan kaum muslim. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW, "Kehancuran dunia lebih ringan di sisi Allah, dibanding pembunuhan seorang muslim." (HR. At-Tirmidzi dan An-Nasa-i).
Sesungguhnya perang yang terjadi di Palestina hanya pengulangan sejak puluhan tahun lalu. Dan tidak hanya terjadi di Gaza saja, terjadi pula di beberapa negeri muslim lainnya. Maka sejatinya kaum muslim hari ini tidak boleh berdiam diri, harus bersatu membela dan menolong rakyat Palestina. Kita bersaudara disatukan oleh ikatan aqidah sehingga persaudaraan itu tidak mengenal batas-batas negara. Dengan persaudaraan ini, kaum muslim diperintahkan untuk saling menyayangi, menolong saudaranya yang lain bila mereka terzalimi. Dalam sabdanya Rasulullah SAW mengatakan, "Muslim itu adalah saudara bagi muslim yang lain, haram mendzalimi dan menyerahkan kepada musuh." (HR. Bukhari Muslim).
Intinya, untuk memberikan pertolongan kepada Palestina hanya bisa diwujudkan dengan persatuan umat di seluruh dunia. Para pemimpin negeri-negeri muslim memiliki satu suara, satu gerakan dan satu komando. Dengan demikian, mereka bisa mengirimkan setiap pasukannya untuk memerangi penjajahan di setiap wilayah yang menimpa negeri kaum muslim. Dengan jalan ini musuh-musuh Islam akan gentar dan lari tunggang langgang. Alhasil, solusi hakiki untuk menyelamatkan muslim Palestina hanyalah dengan kepemimpinan Islam, karena ia adalah perisai dan pelindung bagi umat.
Wallahu a'lam bishawwab.
Post a Comment