Pemilihan umum sudah di depan mata. Masyarakat sudah bisa melihat bakal calon pemimpin dari tiga kandidat. Untuk menambah kekuatan, partai sepakat berkoalisi. Dengan perhitungan dan prediksi akurat menghantarkan pada keyakinan bisa merebut kursi kepemimpinan. Tak segampang itu, bisa berjalan mulus. Karena konflik yang terjadi menjelang pemilu kerap terjadi.
Melansir dari tirto (16/10/23), terjadi bentrokan di Mutilan Provinsi Jawa Tengah. Menurut Kapolresta Ruruh Wicaksono menuturkan bentrokan terjadi akibat dua kelompok saling bersinggungan sehingga terjadi perdebatan dan kesalahpahaman. Beliau memastikan tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut. Pihaknya juga akan melakukan mediasi antara dua kelompok yang berseteru.
Pemicu bentrokan antara pendukung partai ini diakibatkan karena hal sepele. Kuatnya sentimen mengakibatkan bentrokan terjadi. Rakyat sebagai pihak pendukung berpihak pada partai tertentu karena dorongan emosional akan simbol dan figur partai. Inilah buah sistem sekuler demokrasi yang sarat akan kepentingan dan politik kotor.
Bentrokan yang terjadi tidaklah memakan korban jiwa akan tetapi kerugian properti yang dirusak tentunya tidak sedikit nilainya. Akan tetapi peristiwa ini bisa menjadi gambaran bahwa meraih kekuasaan dalam sistem ini tidaklah bersih dan tertib.
Ada sebuah slogan yang mengatakan bahwa tidak ada teman sejati, tidak ada musuh abadi yang ada adalah kepentingan abadi. Ini tergambar dari tujuan politik demokrasi yaitu memiliki kepentingan untuk meraih kekuasaan setinggi-tingginya. Rakyat hanya digunakan untuk mengambil suaranya demi ambisi kekuasaannya. Saat kursi kekuasaan diraih, rakyat tidaklah sejahtera
Tak sedikit praktik politik kotor yang dilakukan para kontestan pemilu. Bisa saja ada kontestan pemilu yang bermain uang dan ada juga oligarki yang menghamburkan uang untuk membantu membeli suara rakyat. Slogan dari rakyat, untuk rakyat dan oleh rakyat hanyalah slogan tak berarti. Terbukti saat ini kursi pemimpin berganti pemilik akan tetapi rakyat tak kunjung menikmati kesejahteraan yang dijanjikan.
Pemilu merupakan ajang pertarungan hidup dan mati. Kilas balik pemilu 2019 menjadi bukti bahwa rakyat dibohongi. Bagaimana tidak ketika simpatisan Prabowo membela mati-matian justru dikhianati oleh Prabowo yang mulai rapat dengan kubu Jokowi ketika diangkat menjadi Menteri Pertahanan. Rakyat pasti kecewa karena mereka sudah bertarung habis-habisan namun Prabowo justru mengkhianati kepercayaan mereka demi mendapat kursi.
Umat membutuhkan partai sahih yang menerapkan sistem Islam. Jika partai sahih ini ada dalam sistem kapitalisme, maka tujuannya adalah mengembalikan kehidupan Islam dan membangun kembali peradaban Islam. Partai politik ini akan membuka pemikiran umat dan menilai setiap problematika umat dengan kaca mata Islam.
Partai politik ini bukan berdiri untuk memuaskan nafsu untuk berkuasa atau meraup suara rakyat semata. Akan tetapi peran strategisnya adalah melakukan perubahan di tengah masyarakat yaitu membentuk kesadaran dan pemahaman politik yang benar yaitu mengurus urusan rakyat.
Partai sahih yang dibangun di atas ideologi Islam akan meraih tujuan berdasarkan asas tersebut. Peran partai politik adalah melakukan koreksi terhadap penguasa yang bertentangan dengan Islam. Partai sahih memiliki fikrah (pemikiran) dan tariqah (metode) yang benar pada penerapan aturan Islam bukan yang lain. Karena itu orang-orang yang berada dalam partai ini akan memiliki kesadaran dan kehendak yang benar . Ikatan yang dibentuk pun adalah ikatan Islam bukan ikatan kepentingan atau organisasi.
Islam membolehkan adanya banyak partai sebagai sarana untuk melakukan muhasabah terhadap penguasa. Namun partai ini harus berideologi Islam dan terikat dengan aturan Allah dan Rasul-Nya. Tugasnya adalah mengembalikan kehidupan Islam dalam Institusi yang menerapkan aturan Islam secara jatah. Sistem yang mampu mempersatukan umat di dunia dan menyebarkan dakwah Islam.
Sangat disayangkan tujuan perpolitikan saat ini sangat berbeda dengan politik dalam Islam. Masyarakat harus sadar dan berjuang bersama partai politik yang sahih agar tujuan dan visi yang dibangun bukan mengejar kepentingan elit partai.
Wallahhu a’lam bishawab
Post a Comment