Isu Beras Plastik di Tengah Naiknya Harga Beras


Oleh Ari Wiwin

Pegiat Literasi 


Di tengah naiknya harga beras, masyarakat dihebohkan dengan isu beras plastik yang pada awalnya beredar dari mulut ke mulut hingga ke media sosial.  Karena beredar juga  video yang memperlihatkan beras yang dimasak kenyal dan tidak  hancur saat dilempar. 


Karena beredarnya isu tersebut masyarakat diimbau untuk mewaspadai beredarnya beras plastik di pasaran.  Menurut Kepala Dinas Perdagangan dan Industri Kabupaten Bandung, Dicky Anugrah, harga beras medium di kisaran Rp13.300/kg atau lebih tinggi dari harga eceran tertinggi  Rp10.400/kg.  Berbeda sedikit dari beras premium. 


Beredar narasi bahwa harga beras tinggi diakibatkan fenomena El Nino yang mengakibatkan gagal panen.  Di tengah tingginya harga beras tersebut muncullah isu beras plastik yang beredar di pasaran.  Pemerintah mengimbau masyarakat jika menemukan beredarnya beras plastik harus segera lapor kepada pihak yang berwajib. (AyoBandung, 20/10/2023) 


Akibat isu beras plastik yang berguir tentu saja membuat resah masyarakat.  Apalagi kalangan awam atau yang kurang mengikuti informasi, tentu saja tidak bisa membedakan mana beras plastik atau beras asli. 


Di sisi lain pada saat ini rakyat rakyat memilih beras yang paling murah.  Ini diakibatkan sulitnya ekonomi di negeri ini. Kesulitan hidup tersebut salah satunya diperlihatkan dari harga-harga bahan kebutuhan pokok yang terus melambung tinggi, akibat dari naiknya harga BBM dan subsid yang banyak dicabut. Memang benar bahwa naiknya harga beras juga akibat kemarau dan fenomena El Nino yang menyebabkan gagal panen. Mirisnya dalam kondisi serba sulit seperti ini pemerintah justru lebih cenderung membebankan kepada masyarakat terutama pedagang untuk mewaspadai jika menemukan beras plastik sedangkan untuk membedakannya saja sulit. 


Meskipun kemudian,  peredaran beras plastik itu dinyatakan hoax belaka. Namun,  kabar tersebut sudah telanjur menyebar, ditambah lagi melalui media sosial yang bisa dengan mudah diakses masyarakat.  Sehingga banyak masyarakat yang percaya dengan isu tersebut, serta masyarakat juga mudah mempercayai informasi meskipun informasi tersebut hoax. Ini membuktikan abainya negara serta ketidakmampuan negara dalam memberikan rasa aman bagi rakyat sehingga beredar isu-isu yang meresahkan masyarakat. 


Sebenarnya berbagai permasalahan kehidupan dan beredarnya isu tersebut akibat dari diterapkannya sistem kapitalis sekuler.  Sistem yang menjauhkan agama dari kehidupan yang membuat manusia bisa menghalalkan segala cara serta melupakan aturan dan syariat Allah Swt. Di mana oknum tersebut sengaja membuat isu atau hoax menyebarkan berita-berita yang dianggap viral meskipun itu merupakan kebohongan, tanpa memikirkan akibat dan dosa yang diperbuatnya.  Di sini negara pun tidak mampu membendung isu-isu menyesatkan yang terus bergulir meskipun sudah ada UU ITE. 


Di dalam negara yang menerapkan aturan kapitalis kebutuhan primer seperti sandang,  pangan serta papan tidak dijamin oleh negara, negara hanya menjadi regulator semata sehingga terkadang masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pokok saja sangat berat.  Rakyat seolah bagaikan ayam kehilangan induknya tanpa pelindung dan pengayom.  Ditambah lagi untuk menghindari hoax,  rakyat pun tak bisa berbuat apa-apa karena negara tidak menutup ataupun memberi sanksi bagi para penyebar hoax. 


Berbeda bila aturan Islam diterapkan, negara hadir sebagai pengayom dan pengaman yang memberikan rasa aman dan tenteram, juga bisa mengendalikan serta menutup sumber-sumber isu dengan kebijakannya.  Negara ini juga mampu mencukupkan kebutuhan primer seperti sandang,  pangan, dan papan.  Semua itu dilakukan semata-mata karena rasa keimanan kepada Allah Swt.  Rasulullah saw. pernah bersabda: 

"Seorang kepala negara adalah pemimpin atas rakyatnya dan akan dimintai pertangungjawaban atas apa yang dipimpinnya. " (HR. Muslim) 


Islam melarang keras penyebaran hoax,  itu termasuk dosa besar karena menyebabkan keresahan di tengah masyarakat.  Selain itu, masyarakat juga harus melakukan tabayyun sebagai salah satu solusi dalam menyikapi berita bohong tersebut.  Ini sesuai Al-Qur'an yang berbunyi: 

"Hai orang-orang yang beriman jika datang kepada kalian orang fasik, membawa berita maka periksalah dengan teliti agar kalian tidak menimpakan suatu musibah pada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kalian menyesal atas perbuatanmu itu."  (QS. al-Hujurat:6)


Sesuai ayat di atas orang yang menerima berita hoax harus teliti dan mencermati agar tidak terjadi musibah atau hal-hal yang merugikan.  Orang yang menyebar isu juga harus segera bertaubat kepada Allah Swt. dan bertabayyun serta mengonfirmasi sumber beritanya sebelum menyebarkannya agar tidak menjadi keresahan di masyatakat.  Warga juga harus pandai dan teliti dalam menyikapi berita jangan langsung di percaya begitu saja.  


Masyarakat akan merasa tenang dan nyaman serta terhindar dari berita hoax ketika aturan Islam diterapkan karena negara yang menerapkan Islam akan memberikan sanksi yang berat bagi para penyebar isu dan bohong. Maka hukum atau aturan syariat Islam wajib ditegakkan. 


Wallahu a'lam bi shawab.

Post a Comment

Previous Post Next Post