Islam Pencetak Generasi Cemerlang



Oleh Ummu Fatimah

Ibu Pemerhati Umat


Keluarga adalah jembatan pertama bagi setiap manusia memahami makna  kehidupan, keluarga pula lah benteng awal pembangun calon pemimpin peradaban. Orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam keberhasilan membina keluarganya, tapi sayang nya hari ini kita di suguhi fakta banyak generasi kita yang salah arah, terjerumus ke dalam kemaksiatan bahkan sampai pada tindakan kriminal seperti mencuri dan bertindak keji serta sanggup menghilangkan nyawa orang lain. 


Kepolisian Banjarmasin, Kalimanntan Selatan menangkap 15 orang remaja bermotor yang melakukan penyerangan terhadap sejumlah warga menggunakan senjata tajam, empat orang terluka terkena sabetan senjata tajam pelaku dan sudah mendapatkan perawatan di rumah sakit. Kapolresta mengatakan kasus ini membuat banyak pihak sangat miris, apalagi melibatkan anak-anak di bawah umur, kendati demikian para pelaku tetap di proses  berdasarkan peran masing-masing sesuai ketentuan dalam UU no 34 tahun 2014 tentang perlindungan anak. (media online Antaranews, 11/11/2023).


Tak kalah sadis pekan lalu Provinsi Bandar Lampung khusunya di Kota Bandar Lampung di gegerkan aksi kenakalan remaja beujung peristiwa pidana yang menimbulkan 2 korban jiwa dalam dua peristiwa pidana berbeda. Korban pertama meregang nyawa karena terlibat tawuran antar kelompok pelajar dan  meninggal dengan kondisi mengalami sejumlah luka bacok di tubuhnya. Dan korban kedua menghembuskan napas terakhir pasca di keroyok sejumlah remaja di jalan. (Bandar Lampung IDN Times 11/11/2023).


Sungguh memprihatinkan generasi yang jelas rusak lahir batin bahkan seperti tak punya hati nurani. Dengan sadar melakukan kemaksiatan seolah tak takut akan dampak dari apa yang di perbuat. 


Akar Masalah


Tak dapat dipungkiri  bahwa fenomena yang terjadi saat ini, banyak remaja yang salah arah dalam hidupnya, abai terhadap agamanya, sehingaa tak terbentuk dalam dirinya Syaksiyah Islamiyah yang kokoh, hidupnya dihiasi dengan hura-hura, mengikuti tren yang sedang viral di media sosial,  terjerat narkoba, pergaulan bebas, LGBT, miras, hingga terlibat dalam kasus-kasus kriminal dsb. Ketika di cermati lebih dalam sebenarnya kondisi demikian itu tidak berdiri sendiri, semua saling terkait baik antara keluarga, masyarakat dan negara. Namun intinya akibat diadopsi dan diterapkannya ideologi kapitalisme-sekularisme, sehingga agama Islam hanya dipahami masalah ritual ibadah mahdah saja,  tidak lebih.


Sehingga masyarakat asing dengan agama nya sendiri bahkan fobia karena framing yang di opinikan buruk dan radikal.


Dari sisi keluarga, banyaknya keluarga muslim yang rapuh minim pemahaman agamanya dan tidak ada pembiasaan untuk terikat pada hukum Allah. Orang tua hanya sibuk sendiri dengan kerja dan masalahnya, yang terpenting kebutuhan fisik anak-anak tercukupi. Akhirnya anak-anak diasuh dan dididik oleh media sosial yang ditontonnya setiap hari, dan dibimbing oleh lingkungannya yang individualis. Dampaknya anak-anak enggan atau bahkan menolak  terikat dengan hukum syariat. Karena banyak orang tua yang tidak memahami tugas dan kewajibannya, selain mencukupi kebutuhan fisik, bahkan standar kebahagiaannya pun berdasar materi.  Padahal menurut Islam, orang tua juga berkewajiban mendidik anak-anaknya agar memiliki kepribadian Islam yakni pola sikap dan pola pikir berdasarkan Islam. Ketika anak-anak tidak kokoh kepribadian Islamnya maka sangat mudah pemikiran di luar Islam masuk seperti sekularisme atau liberalisme. Terkontaminasinya pemikiran dan gaya hidup remaja saat ini, adalah menjadi pekerjaan rumah yang  tidak bisa hanya dibebankan kepada salah satu pihak saja. Karena sejatinya ketiga institusi ini yakni keluarga, masyarakat dan negara memiliki peran dan tanggung jawab masing-masing. Bicara tentang anak-anak, juga bicara tentang generasi masa depan, generasi penerus Islam, generasi pembentuk peradaban, yang di pundak mereka lah asa itu di letakkan. Hanya saja di tengah gempuran deras arus sekularisme-liberalisme saat ini, bukan perkara mudah bagi keluarga muslim untuk mendidik dan membina putra-putrinya menjadi remaja Islam yang berkepribadian Islam yang tangguh. Harus adanya upaya lebih untuk mwwujudkan nya. Dan perlu kita sadari bahwa ketika mengharap dan menyerahkan pembentukan Syakhsiyah Islam pada sistem hari ini, tentu itu adalah sebuah kemustahilan.


Islam Mencetak Generasi Cemerlang


Islam adalah agama yang sempurna, mengatur seluruh aspek kehidupan manusia. Juga bagaimana keberlangsungan manusia menjalani  kehidupannya di dunia dengan mendapatkan keberkahan dan keridaan dari Allah Swt. Sang Pencipta.


Pertama, membangun ketakwaan keluarga. Akidah Islam sebagai landasan yang menentukan visi dan misi setiap anggota keluarga dalam mengarungi kehidupan. Sebagaimana Firman Allah Swt.

“Hai orang-orang yang beriman, taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya, dan janganlah kamu berpaling dari pada-Nya, sedang kamu mendengar (perintah-perintah-Nya).” (QS. Al Anfal:20)


Ketika Ketakwaan dimiliki setiap anggota keluarga, akan melahirkan sikap tunduk dan patuh pada seluruh aturan Allah Swt. Setiap masalah yang muncul akan di sandarkan kepada hukum syarak sebagai solusi, maka halal haram akan menjadi standar perbuatanya, bukan lagi hawa nafsunya. Keluarga yang memiliki akidah kuat akan senantiasa turut serta dalam perbaikan di masyarakat. Bukan mengekor pada tren yang merusak. Keluarga yang kuat akidahnya akan tetap  berpegang teguh pada ajaran Islam.


Kedua, masyarakat juga terlibat dalam membangun generasi yang bertakwa, karena masyarakat juga bertanggung jawab untuk melakukan amar makruf nahi munkar, baik kepada penguasa juga di tengah-tengah masyarakat. Ketika masyarakat peduli dan turut bertanggung jawab terhadap proses pengokohan keluarga, sehingga akan mempermudah untuk menguatkan  keimanan yang dibangun di keluarga.


Ketiga, penerapan Islam kaffah dalam seluruh aspek kehidupan. Dalam berkelurga, bermasyarakat dan bernegara. Hukum Islam diberlakukan dalam semua bidang, baik bidang politik, ekonomi, sosial, pendidikan, kesehatan, keamanan dan lainnya. Karena satu dengan yang lain saling terkait. 


Allah Swt. memerintahkan kepada kaum muslimin agar berhukum dengan Islam, Allah Swt. berfirman dalam QS Al-Maidah:50

“Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin?”


Sudah sepantasnya kita mangganti sistem kufur dengan Islam. Menjadikan akidah Islam sebagai landasan, halal haram sebagai ukuran perbuatan. Sehingga terbentuk kepribadian Islamiyah yang kokoh. Selanjutnya seluruh keluarga sebagai bagian dari masyarakat  berperan serta sebagai pelaku perubahan di tengah masyarakat, turut berjuang dengan pemikiran untuk tegaknya kembali kehidupan Islam di muka bumi. Menghidupkan amar makruf di tengah-tengah masyarakat. Semua akan terwujud dengan penerapan Islam secara kaffah maka segala persoalan umat yang terjadi hari termasuk kekerasan remaja akan terselesaikan sampai ke akar.


Wallahualam bissawab.

Post a Comment

Previous Post Next Post