Islam Jadikan Pemuda Duta Perubahan Hakiki


Oleh : Triana Malenita Dewi


Peringatan Hari Sumpah Pemuda (HSP)  ke-95 tahun yang di peringati pada 28 Oktober lalu menjadi sebuah ajang munculnya seruan semangat kepada pemuda agar kembali mengingat perjuangan pahlawan dahulu.


Jika melihat kilas balik sumpah pemuda kita bisa mengambil pelajaran dari kisah Bung Utomo, yang memiliki spirit perjuangan dalam mengusir penjajah di negerinya.


Bagaimana Bung Tomo mampu menggentarkan para sekutu Inggris usai meneriakkan takbir di hadapan para penjajah.

Aksi ini dinilai sangat heroik sekalipun mengahantarkan para pemuda menuju perubahan bagi Indonesia.


Jika membahas terkait makna perubahan tentunya berkaitan dengan harapan dan cita cita, baik harapan untuk dirinya, keluarganya, dan lingkungan sekitarnya. Perubahan ke arah yang lebih baik tentunya.


Perubahan ini semakin nampak urgensitasnya jika kita melihat realitas yang ada di sekitar kita. Perubahan juga tidak akan lepas dari subjek yang disebut “agen perubahan”. 


Agen perubahan ini pun biasanya dilekatkan kepada pemuda. Namun Mengapa perubahan identik dengan sosok pemuda? Apakah pemuda saat ini sudah pantas untuk menjadi pemuda yang dapat memajukan negara dan menjadi agen perubahan? 


Mengingat saat ini pemuda adalah seseorang yang akan menjadi tonggak kemajuan bangsa dan agama. Pemuda adalah orang yang menjadi harapan bagi diri, keluarga, dan bahkan negara. 


Karena pentingnya pemuda, Al-Qur’an banyak memberikan isyarat akan sikap seorang pemuda.


“Kami ceritakan kepadamu (Muhammad) kisah mereka dengan sebenarnya. Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambahkan petunjuk kepada mereka.” (QS. Al-Kahfi ayat 13)


Ayat Al-Qur’an ini memberikan isyarat akan karakter pemuda dalam Al-Qur’an, yaitu mereka yang memiliki keimanan yang kokoh. Pemuda bukan mereka yang imannya cepat goyah karena iming-iming duniawi.


Namun alih alih menjadi agen perubahan kondisi pemuda saat ini sangat memprihatinkan, bahkan tak sedikit dari mereka dikenal dengan generasi stroberi, generasi yang keren tampilannya namun mudah rapuh bahkan hancur ketika bertemu dengan benturan atau tekanan.


Pemuda yang seperti ini tentu saja tidak bisa mewujudkan cita-cita yang kita semua harapkan. Terlebih di zaman sekarang yang sudah serba instan dan mudah untuk mencari apapun di internet, menambah semangat pemuda untuk bermalas-malasan dan bermental lemah dalam menghadapi kewajibannya. Apalagi untuk mewujudkan cita-cita yang sesuai dengan visi misi penciptaan yang Allah lakukan.


Harusnya pemuda saat ini menjadi agen perubahan, bukan hanya perubahan di daerah tempat tinggalnya namun juga dalam membangun peradaban Islam, sebagaimana yang dilakukan Sultan Muhammad Alfatih usai merobohkan konstatinopel, yang mampu mencatat sejarah panjang di dunia Islam.


Untuk itu pemuda saat ini harusnya dibentuk dengan menanamkan ilmu pengetahuan yang luas, khususnya ilmu Islam. 


Karena islam adalah agama yang membahas semua aspek kehidupan, manusia, dan alam semesta. Dengan pahamnya pemuda tentang Islam, maka mewujudkan persatuan dan kesatuan yang hakiki.


Maka, akan jadi pertanyaan  besar, jika kita sebagai seorang muslim tidak mengambil Islam sebagai asas kita untuk melakukan semua aktivitas, termasuk melakukan suatu pergerakan. 


Berkenaan dengan hal ini, Allah SWT berfirman:


“Barang siapa mencari selain diin Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.” (Ali-Imran: 85)


Lantas bagaimana upaya para pemuda untuk mengembalikan estafet perubahan tersebut? Satu satunya jalan yakni sebanyak banyaknya menuntut ilmu agama.


Sebagaimana hadist nabi yang membahas tentang wajibnya menuntut ilmu Islam berikut ini, yang artinya:


"Menuntut ilmu itu wajib atas setiap Muslim" (HR. Ibnu Majah no. 224, dari sahabat Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu, dishahihkan Al Albani dalam Shahiih al-Jaami'ish Shaghiir no. 3913).


Selain untuk memenuhi kewajiban mengkaji ilmu Islam, kita juga bisa mendapatkan banyak hal lain dari mengkaji ilmu Islam ini. Seperti mendapatkan kemudahan, keberkahan, keridhoan, dan ketenangan dari Allah SWT.


Sebagaimana hadits Nabi yang artinya: "Barangsiapa yang hendak menginginkan dunia, maka hendaklah ia menguasai ilmu. Barangsiapa menginginkan akhirat hendaklah ia menguasai ilmu, dan barangsiapa yang menginginkan keduanya (dunia dan akhirat) hendaklah ia menguasai ilmu," (HR Ahmad).


Nabi Muhammad Saw. sendiri yang bilang bahwa ilmu dunia khususnya ilmu Islam adalah kunci dalam menjalankan dunia dan akhirat nanti.


Jadi, hanya dengan Islam, pergerakan pemuda dapat menuju perubahan yang hakiki. Karena jika berkata hakiki, hakikat kehidupan kita pun berasal dari Allah dan akan kembali pada Allah. Sudah sepantasnya kita melaksanakan semua yang Allah perintahkan, termasuk mengambil Islam sebagai asas dalam pergerakan menuju perubahan.


Allahualam Bishowab

Post a Comment

Previous Post Next Post