Ada apa dengan muslim saat ini? Semenjak digulingkannya sistem Khilafah oleh Mustafa Kemal Attaturk di Turki tahun 1924, terjadi nation state (terpecah-pecah). Muslim diberbagai belahan dunia dipecah dengan memiliki bendera kebanggaan masing-masing. Padahal dahulu, Muslim terlindungi dengan hanya memiliki satu bendera yang sama saat khilafah masih tegak yaitu bendera Laa Ilaaha illallah Muhammadarraulullah.
Kini negeri-negeri muslim tersandera banyak hal mulai dari hutang piutang dengan zionis Israel atau sekutunya (Jerman, Portugis, Inggris, Amerika dan China), tersandera nation state dan penyakit Al-Wahn (cinta dunia, takut mati). Menjadi pelopor keji dan apatis terhadap sesama muslim yang keberadaan nya hanya lintas negara. Padahal dulu seluruh muslimin muslimah, mukminin mukminah itu satu kesatuan.
Ratusan pengungsi Rohingnya yang mendarat di Desa Lapang Barat, Kabupaten Bireuen, Aceh telah dipindahkan ke penampungan sementara di eks-kantor imigrasi di kota Lhokseumawe pada Selasa malam (21/11/2023).
Semula sebanyak 256 pengungsi Rohingnya disana rencananya akan ditolak warga kembali ke laut, setelah mereka mendarat pada Minggu, (19/11/2023) lalu.
"Rencana kemaren sudah sepakat boat (perahu) mereka yang rusak, kami perbaiki. Kemudian kami bawa kembali pulang ke negeri asalnya." Kata Mauliadi salah seorang Kepala Desa di Kecamatan Gandapura kepada wartawan Muhammad di Kabupaten Bireuen, yang melaporkan untuk BBC News Indonesia, Selasa (21/11/2023).
Dari video yang diterima BBC News Indonesia, para pengungsi ini dipindahkan secara bertahap, dengan truk dan bus sekolah, milik Pemerintah Kabupaten Bireuen, dengan jarak relokasi sekitar 25 kilometer, dari lokasi tersebut.
Sebelum tiba di Desa Lapang Barat, para pengungsi ini telah ditolak berlabuh di wilayah Kecamatan Jangka, Kabupaten Bireuen dan Kecamatan Muara Batu, Aceh Utara. Saat itu, beberapa warga terekam mengancam untuk memukul mereka.
Sejumlah kalangan menilai, mereka ditempatkan di tempat yang tidak layak.
Pejabat Bupati Bireuen, Aulia Sofyan yang ikut serta dalam pemindahan pengungsi ini, menolak berkomentar.
Direktur Koalisi NGO HAM Aceh, Khairil mengatakan upaya itu, harus dilakukan guna menghindari potensi terjadinya konflik sosial di masyarakat.
Kepala Desa Lapang Barat di Kabupaten Bireuen, Aceh, Mukhtar Yusuf mengaku bahwa warganya meminta para pengungsi itu untuk segera dipindahkan.
Faisal Rahman, selaku perwakilan UNHCR Indonesia yang mengurus pengungsi mengatakan, mayoritas pengungsi berasal dari tempat penampungan Cox's Bazar di Bangladesh.
Faisal menambahkan, tidak ada pengungsi yang meninggal dunia saat mendarat. Dari 256 pengungsi Rohingnya, ditempat sementara tersebut, sekitar 110 adalah perempuan, 86 laki-laki dan 60 anak-anak.
"Enam hari ada makan dan air, lalu 10 hari air saja. Sampai sini (wilayah Indonesia), kapten kapal cakap ini Indonesia, You orang turun. Dia naik boat, sudah balik. Kita orang turun." Ujar Imam kepada wartawan Rudi Hermawan di lokasi yang melaporkan kepada BBC News Indonesia.
Imam menambahkan, dia dan pengungsi lain bertolak, dari Bangladesh dengan membayar "Sekitar 100.000 uang Bangladesh (sekitar 13,9 juta) per orang, anak kecil tak." Ujarnya.
Khairil mencatat setidaknya ada dua faktor yang menyebabkan masyarakat menolak keberadaan para pengungsi.
Pertama, mereka hilang entah kemana ketika sudah ditampung. Kedua, ada masyarakat yang pernah dipidana saat bantu perbaiki boat di Aceh Timur, sehingga masyarakat sudah pesimis menolong karena ada konteks hukum yang tidak clear." Ujarnya.
Selama beberapa tahun terakhir, terdapat rentetan peristiwa para pengungsi Rohingnya melarikan diri saat berada ditempat penampungan sementara di Aceh.
Ketika ditangkap oleh aparat keamanan, mereka mengaku menuju Sumatera Utara, untuk kemudian ke Malaysia.
Juru Bicara Kementrian Luar Negeri RI, Muhamad Iqbal, pernah mengatakan bahwa, kebijakan Indonesia dalam menampung pengungsi, kerap disalahgunakan, bahkan banyak pengungsi yang masuk ke Indonesia, teridentifikasi sebagai korban perdagangan manusia.
"Dari penanganan selama ini, teridentifikasi bahwa kebaikan Indonesia memberikan penampungan sementara banyak dimanfaatkan oleh jaringan penyeludup manusia (people-smuggler) yang mencari keuntungan finansial dari para pengungsi tanpa peduli resiko tinggi yang dihadapi oleh para pengungsi, khususnya kelompok rentan seperti perempuan dan anak-anak. Bahkan banyak di antara mereka teridentifikasi korban TPPO." Tutur Iqbal.
Senada Achsanul Habib saat menjabat sebagai Direktur HAM dan Kemanusiaan Kemlu RI pernah mengatakan, bahwa Indonesia adalah negara transit sindikat TPPO, dan bukan tujuan utama.
"Jadi kita melihat pola yang sama dan umumnya adalah secondary movement, dan terlibat dengan jaringan sindikat TPPO." Achsanul Habib.
Dalam liputan BBC tahun 2022, seorang Rohingnya yang kini bermukim di Malaysia mengaku membayar Rp 20juta (6000 Ringgit Malaysia) untuk membayar penyeludupan seorang saudaranya dari Aceh ke negeri Jiran itu.
Berdasarkan UNHCR Indonesia, sepanjang 2015, hingga Februari 2022, dari 1.545 pengungsi Rohingnya, yang tersisa tinggal 282 orang, selebihnya telah pergi dari Indonesia dengan berbagai alasan.
Terlepas dari rentetan peristiwa tersebut, juru bicara UNHCR Indonesia, Mitra Salima Suryono mengatakan, para pengungsi Rohingnya adalah orang-orang yang mengalami penganiayaan atau melarikan diri dari negara asalnya Myanmar untuk mencari keselamatan.
Saat ini katanya konflik terhadap kelompok Rohingnya di Myanmar masih berlangsung. Saat mereka ke kamp penampungan, di Bangladesh pun kondisinya telah melebihi kapasitas, seperti Cox's Bazar yang menampung hampir satu juta pengungsi Rohingnya.
"Situasi sulit ini mendorong pengungsi Rohingnya untuk mencari solusi di negara lain. Namun, pengungsi Rohingnya tidak memiliki opsi menempuh perjalanan yang resmi dan terpaksa menempuh perjalanan yang berbahaya melalui kapal."
"UNHCR menyerukan pentingnya Bangi negara-negara untuk berkoordinasi dalam mengambil tindakan penyelamatan jiwa di laut dan untuk selalu memfasilitasi pendaratan yang aman bagi pengungsi, serta pentingnya kerjasama regional agar negara-negara yang memberikan bantuan kepada pengungsi tidak harus memikul beban yang berat sendirian." Ujarnya.
Rosul SAW bersabda:
"Muslim yang satu adalah saudara muslim yang lain. Oleh karena itu, ia tidak boleh menganiaya dan mendiamkannya. Barangsiapa memperhatikan kepentingan saudaranya, maka Allah akan memperhatikan kepentingannya. Barangsiapa membantu kesulitan seorang muslim, maka Allah akan membantu kesulitannya dari beberapa kesulitannya nanti pada hari kiamat. Dan barangsiapa menutupi (aib) seorang muslim, maka Allah akan menutupi (aib) nya pada hari kiamat."
(H.R Bukhari).
Senada Rosulullah SAW bersabda:
"Mukmin yang satu dengan yang lainnya bagaikan sebuah bangunan yang saling memperkuat antara sebagian dengan sebagian yang lainnya. Rosulullah SAW mengatakan sambil memasukan jari-jari tangan ke sela jari-jari lainnya."
(H.R Bukhari).
Rosulullah SAW bersabda:
"Allah SWT berfirman, "Ada tiga perkara yang Aku menjadi musuh mereka di hari kiamat. Dan barangsiapa yang Aku menjadi musuhnya, maka Aku patahkan dia. Mereka itu adalah orang yang bersumpah dengan nama-Ku, kemudian dia ingkar sumpahnya. Dan orang yang menjual manusia merdeka, kemudian dia memakan uangnya. Dan orang yang mempekerjakan buruh kemudian dia menuntut kerja penuh tapi tidak memberikan upah pada buruh itu."
(H.R Bukhari dan Muslim).
Demikian Islam sangat mengatur semua urusan manusia termasuk mangatasi masalah penganiayaan, TPPO (Tindak Pidana Perdagangan Orang), solusi terbaik penanganan kasusnya hingga kesejahteraan bagi warganya. Allah ciptakan manusia berikut dengan aturannya. Sebab Allah maha pencipta (Al-Khalik) dan Allah juga maha pengatur (Al-Mudabir). Taat kepada Allah, maka sejahtera tanpa tapi.
Solusi tuntas hanya milik Islam, perisai (pelindung) umat pun hanya Islam. Saatnya kembali pada sistem Islam. Mengubah tatanan negara dengan aturan Islam kaffah (menyeluruh) niscaya tak ada tindak aniaya sedikitpun tanpa keadilan hakiki.
Syariah dan Islam kaffah solusi permanen yang pernah dicontohkan Rosul, terbukti keotentikannya, dijamin kejayaannya selama 14 abad. Mari bersama-sama melanjutkan kembali kehidupan Islam.
Wallahu'alam bissawab.
Post a Comment