DERITA PALESTINA, DERITA DUNIA ISLAM


Trialita Indrawati


Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal kasih sayang bagaikan satu tubuh, apabila satu anggota badan merintih kesakitan maka sekujur badan akan merasakan panas dan demam (HR. Muslim). Derita Palestina menjadi derita dunia islam, Inilah yang sekarang dirasakan oleh kaum muslim sedunia, hati menjerit, meronta dan kesedihan yang amat sangat. Melihat saudara kita di palestina hingga sekarang masih terus berjuang untuk kemerdekaan negaranya. Wahai kaum muslim??? Dimana kalian, sedang apa kalian, apakah tidur dengan nyenyak, makan kenyang. Perang Gaza yang terjadi sabtu (7/10/2023) hingga saat ini telah banyak menelan korba. Juru Bicara Kementerian Kesehatan Gaza Ashraf al-Qedra melaporkan, warga Palestina yang meninggal dunia imbas perang mencapai 7.326 jiwa. Dari total tersebut, sebanyak 3.038 di antaranya anak-anak, 1.726 wanita, dan 414 orang lanjut usia. Al-Qedra juga melaporkan 18.484 warga Gaza mengalami luka-luka akibat perang. Dia juga mencatat 41 pembantaian dalam beberapa jam terakhir, yang merenggut nyawa 298 orang. Berdasarkan data per 27 Oktober 2023 (Tribun Pontianak, 28 Oktober 2023)


Kondisi di palestina semakin hari semakin memburuk, hal ini disebabkan blockade total yang dilakukan oleh israel dengan cara mematikan aliran listrik, gas dan air bersih. Dan serangan-serangan terus dilakukan yang merusak rumah-rumah, Gedung-gedung, fasilitas umum dan Rumah sakit pun menjadi incaran. Sungguh kaum zionis Israel Laknatullah. Serangan brutal yang dilakukan Israel dengan pesawat tempurnya menyerang salah satu Rumah Sakit Indonesia di Beilt Lahia di Gaza Utara. Lahan pertanian pun tak luput dari serangan puluhan roket. Bahkan ancaman yang selalu dilakukan oleh Israel untuk melancarkan operasi darat di Gaza, dengan mengutus 360.000 tentara cadangan dan ratusan tank dan kendaraan militer di perbatasan jalur Gaza. 


Dalam peperangan ini Israel tidak sendiri akan tetapi dibantu oleh negara adidaya yaitu Amerika Serikat. Presiden AS, Harry Truman menjadi pemimpin dunia pertama yang mengakui Israel ketika baru didirikan pada tahun 1948. Langkah yang sama dilanjutkan hingga kepemimpinan Presiden Joe Biden, untuk selalu bergandengan tangan dengan Israel. Sikap AS kini semakin gencar setelah terjadi perang Israel melawan Hamas Palestina yang dimulai pada Sabtu, 7 Oktober 2023, hingga menelan ribuan korban jiwa dari masing-masing kubu. "Dalam beberapa hari ke depan, kami akan tetap bersatu dan terkoordinasi, bersama-sama sebagai sekutu dan sebagai teman Israel, memastikan Israel mampu mempertahankan diri dan menciptakan kondisi Timur Tengah yang damai dan terintegrasi," bunyi laman resmi White House, dalam pernyataan bersama antara AS, Prancis, Jerman, Italia, dan Inggris. "Negara-negara ini akan mendukung Israel dalam upaya membela diri dan rakyatnya dari kekejaman. Kami menekankan bahwa ini bukan momen bagi pihak mana pun yang memusuhi Israel untuk mengeksploitasi serangan-serangan demi mencari keuntungan," lanjutnya. Selama tahun 2022, AS telah memberikan bantuan militer sebesar $3,8 miliar untuk Israel. Mereka menjadi penerima bantuan militer utama, termasuk manfaat ekonomi sebesar $850 juta. Alasan Amerika Dukung Israel Hubungan mesra antara Amerika Serikat dengan Israel sudah lama terjalin. Washington selama ini mempertahankan tradisi dukungan militer, keuangan, dan diplomatik berskala besar bagi pendudukan Israel sejak negara tersebut berdiri. Mereka pun selalu memberikan bantuan senilai $3 miliar setiap tahunnya untuk Israel. Bantuan semakin meningkat setelah perang tahun 1967. Israel menunjukkan kekuatan di Timur Tengah usai mengalahkan negara-negara Arab serta menjadi penguasa utama di Palestina. Menurut Stephen Zunes dalam Why The US Supports Israel, sebagian besar bantuan militer AS itu tidak memiliki hubungan dengan upaya kontraterorisme yang dijalankan Israel.


Presiden AS, Joe Biden, menilai serangan Hamas yang meluncurkan ribuan roket ke wilayah Israel pada Sabtu (7/10), sudah setara dengan tindakan ISIS. "Saya ingin membedakannya dengan konflik-konflik yang pernah terjadi antara Israel dan Hamas di Gaza. Ini adalah kebiadaban setingkat ISIS yang kami lihat dilakukan terhadap warga sipil Israel, rumah-rumah dibakar habis, anak-anak muda dibantai di festival musik," beber Biden, seperti dikutip dari laman Kementerian Pertahanan AS. Pemerintah AS, melalui Menteri Pertahanan, Lloyd J. Austin lantas menegaskan dukungannya untuk Israel dalam upaya tetap mempertahankan diri. Lloyd J. Austin juga mengaku sudah menghubungi Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant. AS langsung mengirimkan sejumlah peralatan militer serta amunisi terhadap Israel. Tak hanya itu, mereka juga menggeser posisi Kapal Induk USS Gerald R. Ford ke Laut Mediterania Timur. USS Gerald R. Ford berisikan sejumlah pesawat tempur dan disertai kapal penjelajah hingga kapal perusak. Sejumlah jet yang dikirim AS di antaranya ialah pesawat tempur F-35, F-15, F-16, dan A-10/ Hal ini turut menjadi "sinyal" bagi sejumlah rival lainnya di kawasan Timur Tengah. "Peningkatan itu dimaksudkan sebagai demonstrasi dukungan AS untuk pertahanan Israel dan berfungsi sebagai sinyal pencegah bagi Iran, Hizbullah Lebanon, dan proksi lain di seluruh wilayah itu agar tidak mengambil keuntungan dari konflik yang terjadi saat ini," ujar pejabat senior Pentagon. (Tirto)


Disisi lain HAM  terus digaungkan namun tetap saja hal ini tak berlaku bagi Palestina.  Keberdaaan PBB terbukti tidak mampu mengatasi konflik Israel-Palestina, harusnya PBB sebagai wadah perdamaian dunia mampu mengatasi hal tersebut. Justru negara adikuasa penggerak PBB yakni Amerika condong kepada Israel memberikan dukungan untuk melancarkan serangan. Lantas apa yang bisa kita harapkan dari PBB untuk menolong rakyat Palestina.


Sesungguhnya negeri kufur Barat tidak akan pernah diam melihat kaum muslimin terbebas dari penderitaan. Sistem kapitalisme yang menjadi ideologi Barat bahkan mendominasi dunia pada dasarnya selalu membawa malapetaka bagi umat. Kapitalisme melahirkan nation state yang melahirkan ketimpangan serta menyebabkan sekat-sekat diantara negara. Tujuan dari nationstate tidak lain untuk memecah belah persatuan Islam dan kaum muslim.


Indonesia sebagai negara muslim terbesar di dunia sudah semestinya menjadi pionir untuk misi pembebasan Palestina. Sementara negeri-negeri kaum muslim lainnya masih terlena berada dibalik layar. Meskipun Komunitas muslim yang tergabung dalam Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) mengutuk Israel namun  tetap saja tidak berdampak apapun.


Derita yang dirasakan rakyat Palestinaterasa lebih berat dibanding masa sebelumnya. Saat ini kita bisa melihat dengan jelas bagaimana kaum muslimin mayoritas  di dunia hanya diam tanpa melakukan perlawanan fisik terhadap Israel. Melihat penderitaan Palestina tidak cukup hanya dengan mengutuk, mengirimkan doa dan bantuan. Butuh solusi fundamental untuk mengahiri derita kamu muslimin Palestina.


Tanah Palestina Milik Kaum Muslimin

Melihat kembali sejarah Palestina dikuasai oleh umat Islam pada masa pemerintahan Khalifah Umar ibnu Al-khaththab pada tahun 637 M. Dengan kekuatan Iman, militer dan strategi perang yang gemilang menghantarkan kemenangan kaum muslimin di perang Yarmuk melawan ratusan ribu kaum romawi. Inilah awal kemenangan Al-Quds, setelah dikepung selama 6 bulan oleh Abu Ubaidah, akhirnya kunci kota Al Quds diserahkan kepada Khalifah Umar oleh pemimpin gereja kristen Patriach Sophoronius dengan jaminan perlindungan.


Palestina sempat dirampas oleh pasukan salib pada tahun 1099 Masehi dengan pembantaian, dan dikuasai selama 88 tahun. Tetapi  akhirnya tanah Palestina kembali di bebaskan oleh Salahuddin Al Ayyubi pada tahun 1187 Masehi. Beliau kembali memuliakan Al Quds dan mengembalikan masjid Al Aqsa kepada kaum muslimin. Sampai saat ini umat Islam kehilangan institusi politiknya yang dihancurkan oleh kaum barat yang sangat membenci Islam, maka Palestina tidak lagi mempunyai pemimpin yang melindungi tanah kaum muslimin.


Maka lewat deklarasi Balfour orang-orang Yahudi Israel bermigrasi ketanah Palestina yang sudah mendapatkan restu dari Inggris, kemudian PBB mengumumkan pendirian negara Israel di tanah Palestina. Hingga akhirnya mereka terus mengokohkan keberadaannya. Padahal sebenarnya mereka adalah perampok yang merampok wilayah-wilayah di Palestina untuk menjadi tempat tinggal mereka.

 

Disisi lain memori masa kekhilafan Sultan Abdul Hamid II salah satu bukti bahwasanya dahulu Palestina sangat dijaga. “Tanah itu bukan milikku, tetapi milik umatku. Aku tidak akan melepaskan walaupun segenggam tanah ini (Palestina), karena ia bukan milikku. Tanah itu adalah hak umat Islam. Umat Islam telah berjihad demi kepentingan tanah ini dan mereka telah menyiraminya dengan darah mereka. Karena itu, silakan Yahudi menyimpan saja harta mereka. Jika Khilafah Utsmaniyah dimusnahkan pada suatu hari maka mereka boleh mengambil Palestina tanpa membayar harganya. Namun, sementara aku masih hidup, aku lebih rela menusukkan pedang ke tubuhku daripada melihat Tanah Palestina dikhianati dan dipisahkan dari Khilafah Islamiyah.”(Khalifah Abdul Hamid II, 1902).


Inilah  yang dilakukan oleh khalifah Abdul Hamid II untuk mempertahankan tanah Palestina saat daulah Khilafah islam masih tegak berdiri, tanah yang diklaim oleh presiden Amerika saat ini Donald Trump Baitul Maqdis (Yerusalem) sebagai ibukota Israel. Pernyataan yang dilontarkan presiden Amerika ini memicu kemarahan kaum muslim di dunia karena sejatinya Palestina adalah tanah kaum muslimin yang dimuliakan dan harus dipertahankan.


Sudah saatnya umat muslim dunia bersatu untuk membebaskan Al Quds dari cengkraman zionis Israel dengan mengambil islam sebagai solusi yang akan menolong seluruh muslim Palestina. Solusi yang ditawarkan tentu solusi yang menuntaskan sampai ke akarnya, bukan mengharapkan solusi dari PBB, OKI maupun negara muslim umumnya.


Satu-satunya solusi tuntas bagi Konflik Israel-Palestina dan seluruh  muslim dunia ialah sistem Islam Khilafah. Sebagaimana sistem ini telah terbukti pernah berhasil melumpuhkan rencana kafir untuk menduduki Palestina. Dalam kondisi carut marut kaum muslimin butuh khalifah untuk menggerakan umat.


Selama kaum muslimin bersatu maka musuh-musuh Islam akan meredup tak punya nyali untuk melawan ataupun menghinakan kaum muslimin. Penerapan Islam secara kaffah telah dijanjikan langsung oleh Allah Swt akan diraih melalui jalan dakwah yang ditempuh Rasulullah saw serta para sahabat terdahulu. Maka sudah seharusnya seluruh kaum muslimin memperjuangkannya dalam aktivitas dakwah Islam. Wallahualam bishowab.

Post a Comment

Previous Post Next Post