Waspada Potensi Konflik Menjelang Pemilu


Oleh: Sri Fitria Rizki S.AB


Bertepatan pada 15/10/2023 terjadi kerusuhan di Magelang,Jawa Tengah, yang diakibatkan oleh 2 kelompok simpatisan partai politik, dimana kerusuhan ini terjadi akibat salah satu kelompok yang bersinggungan dengan kelompok lain, sehingga terjadilah kesalahpahaman/ gesekan di lapangan yang menimbulkan kericuhan di Muntilan (Jateng). 


Dalam kericuhan ini sempat ada aksi saling lempar batu antara kelompok massa. sehingga akibat dari kericuhan tersebut salah satu warga menjadi korban hingga dirawat di Rumah Sakit lantaran terkena lemparan batu.



hal ini menujukan bahwa keberpihakan rakyat kepada partai politik saat ini, umumnya hanya didasari oleh faktor emosional dan figuritas saja, tanpa mengetahui kemana arah dan tujuan partai tersebut, sehingga keterikatan ini lebih berpotensi terjadinya gesekan antar individu/ kelompok lantaran tingginya ego, sehingga sangat mudah terjadinya gesekan meskipun dalam masalah sepele.

Momen pemilu memang berpotensi menyebabkan terjadinya gesekan atau konflik antar pendukung.

Bahkan bisa menumbuhkan kecintaan pada figur yang mereka dukung secara berlebihan. Ketika sang figur dihujat atau dikritik oleh kubu yang berlawanan, emosi pun bisa diluar kendali, hingga mengeluarkan umpatan atau olok-olok yang tidak semestinya.



Dengan fakta ini umat harus paham betul tujuan yang hendak diraih dan senantiasa waspada akan pihak-pihak yang memanfaatan suara rakyat untuk kepentingan individu /kelompok. 

Karna pada kenyataannya partai politik dalam sistem demokrasi saat ini hanya bersifat pragmatis, sebab yang menjadi pertimbangan dalam setiap kebijakan partai politik, lebih kepada manfaat yang dapat diambil oleh partai politik.

Oleh karena itu umat harus tau realitas politik demokrasi agar tidak terjebak polarisasi yang memunculkan perselisihan.



Berbeda dengan sistem politik islam, kekuasaan atau kepemimpinan dalam islam bukan prestise apalagi alat untuk mengumpulkan kekayaan.

Tujuan berdirinya parpol dalam Islam adalah untuk membina dan mendidik umat dengan pemahaman yang lurus sesuai dengan pandangan Islam, bukan hanya sekedar apresiasi dan suara rakyat.

Mereka juga melakukan koreksi terhadap kebijakan penguasa.



Sudah semestinya parpol berdiri untuk membela kepentingan dan kemaslahatan masyarakat.

Dalam Islam politik mewujud dalam aktivitas Amar Makruf nahi mungkar, artinya tugas parpol sebagai penyambung Aspirasi rakyat dalam rangka membangun kesadaran penguasa ketika menjalankan tugas dan amanahnya.

Dengan kata lain perjuangan parpol haruslah terikat dengan aturan Islam (syariat Islam) bukan kepentingan individu atau kelompok. 

 oleh karna itu kepemimpinan islam benar-benar akan mendedikasikan dirinya demi kepentingan rakyat sesuai dengan tuntunan syariat.

Allahu a'lam bishawwab

Post a Comment

Previous Post Next Post