Tingginya Angka Perceraian, Bukti Rapuhnya Pondasi Keluarga


Oleh: Leni Ariyana

 

Kasus perceraian semakin tinggi namun angka pernikahan tak bertambah, apa sih penyebabnya?


Kasus perceraian di Indonesia terbilang tinggi. Setidaknya ada 516 ribu pasangan yang bercerai setiap tahun. Di sisi lainya, angka pernikahan justru mengalami penurunan. Dirjen Bimas Islam kementrian Agama prof Dr Kamaruddin Amin menjelaskan, jumlah perceraian terbilang fantastis. Kenaikan angka perceraian di Indonesia, katanya, menjadi 516 ribu setiap tahun. Sementara angka pernikahan semakin menurun, dari 2 juta menjadi 1,8 juta peristiwa nikah setiap tahun (Replubika 22-9-2023).

 

Menurutnya perceraian tersebut melahirkan 516 ribu duda dan janda setiap tahun di Indonesia. Ia juga mengungkap, realitas ini menimbulkan masalah sistemis sehingga perlu ada bimbingan atau konsultasi keluarga diseluruh wilayah Indonesia baik dari para penghulu maupun penyuluh agama. 



Mirisnya lagi, hal yang diungkapkan oleh kepala kanwil kementrian Agama atau kakanwil kemenag Aceh, Drs Azhari saat bersilahturahmi ke Kantor 

Serambi Indonesia, jumat (25-8-2023) siang.


Menyatakan bahwa belakangan ini bukan karena persoalan Ekonomi atau kekerasan dalam rumah tangga atau KDRT,  melainkan karena si suami seorang penyuka sesama jenis atau homoseksual.


Ada berbagai sebab yang menjadi pemicu perceraian.


Sering sekali kita melihat kasus-kasus perceraian yang sering sekali terjadi adalah Ekonomi dan KDRT menjadi pemicu utama sebab musabab perceraian terjadi, Namun yang sekarang terjadi ialah 

Si suami yang digugat cerai karena penyuka sesama jenis atau homoseksual.


Astagfirullahaladzim, sangat miris melihat kasus ini terjadi kepada para pria saat ini, peristiwa kaum Nabi luth kembali terjadi,  seperti yang kita ketahui penyuka sesama jenis atau homoseksual adalah perbuatan Maksiat, bukan hanya doaa tapi juah dapat menyebabkan penyakit mematikan yaitu HIV AIDS  dan menjadi kasus kematian yang cukup tinggi.


Namun herannya lagi mengapa malah pemerintah melegalkan pernikahan sesama jenis. Inilah bukti bobroknya sistem  sekulerisme yang sekarang diterapkan yang membebaskan semua pergaulan. Dampaknya adalah semakin banyaknya individu yang terjerumus didalam kemaksiatan, minimnya ketakwaan individu saat ini juga menjadi sebab, mengapa individu saat ini mengalami kemerosotan keimanan? Sebab musababnya adalah semakin dijauhkannya setiap individu dari pemahaman agama yang jelas-jelas menjadi petunjuk jalan kebaikan bagi manusia.


Sistem sekulerisme yang diterapkan saat ini hanyalah memberikan masalah bagi setiap individu bahkan menciptakan generasi bobrok yang tak mempunyai arah tujuan atau pandangan hidup mereka. Dan menghasilkan generasi yang tak taat dan gampang terjerumus kejurang kemaksiatan.


Semua ini menegaskan rapuhnya bangunan keluarga diera yang semakin modern ini sungguh tidak sekedar retorika. Ini masih belum tantangan kehidupan serba duniawi yang menyilaukan pandangan akan kehidupan sehingga orientasi hidup menjadi bergeser bahkan kosong dari misi visi hakiki, yakni misi visi akhirat.


Padahal Allah taala berfirman, " Dan diantara tanda-tanda kekuasaannya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikannya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada demikian itu terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir (Qs. Ar-Ruum (30):21).


Juga bersabda Rasulullah saw, wahai para pemuda, siapa saja diantara kalian yang telah mampu menanggung beban, hendaklah menundukan pandangan dan lebih memelihara kemaluan. Siapa saja yang belum mampu menikah, hendaklah ia berpuasa, karena puasa adalah perisai baginya. (Mutaffaq alaihi).


Dengan adanya ketetapan dari Allah tentang kepemimpinan seorang suami terhadap isterinya, aturan Islam mengharuskan para suami untuk berbuat baik memuliakan dan lembut kepada mereka. Sebab, isteri solehah adalah mereka yang menunaikan hak-hak Allah dengan menaati Allah dan Rasulnya serta menunaikan hak suami dengan ketaatan, penghormatan dan khidmat kepada suami.


Ini sebagaimana sabda Rasulullah saw. " Orang yang paling baik diantara kalian adalah yang paling baik kepada keluarga (isterinya). Dan aku adalah orang yang paling baik dari kalian terhadap keluargaku (isteriku). "(HR AL-Hakim dan Ibnu Hibban dari jalur Aisyah ra).

Wallahu a'lam.

Post a Comment

Previous Post Next Post