POTRET BURAM GENERASI, KAPAN NEGARA TEGAS MEMBERI SOLUSI?


Oleh : Melagustina Dewi S.Sos.I 
(Aktifis Muslimah Peduli Ibu dan Generasi)


DetikSumut, Medan - Ketua Forum Panti Kota Medan Besri Ritonga mengatakan sebanyak 41 anak menjadi korban eksploitasi oleh pengelola dua panti asuhan di Kota Medan. Besri menjelaskan untuk kasus di Panti Asuhan Yayasan Tunas Kasih Olayama Raya yang beralamat di Jalan Pelita didapati ada 26 anak. Sedangkan di Panti Asuhan Karya Putra Tunggal Anak Indonesia yang terletak di Jalan Rinte ditemukan ada 15 anak.


Panti tersebut tidak memiliki izin atau ilegal dan sudah beroperasi sekitar 8 bulan. Ia pun menduga ada keterkaitan antara panti di Jalan Pelita dan di Jalan Rinte. Sementara itu, polisi telah menetapkan pengelola panti asuhan di Jalan Pelita bernama Zamanueli Zebua atau ZZ sebagai tersangka karena mengeksploitasi anak.


Dari hasil interogasi, ZZ mengaku panti itu sudah beroperasi sejak awal tahun 2023. Namun baru 4 bulan terakhir ZZ gencar melakukan eksploitasi melalui media sosial TikTok.


Masih dikasus yang sama eksploitasi anak. REPUBLIKA.COID, JAKARTA -- Polda Metro Jaya menangkap seorang perempuan berinisial FEA (24 tahun), mucikari pada kasus prostitusi anak di bawah umur atau perdagangan orang melalui media sosial.


Ade menyebutkan, dua anak terjerat dalam kasus prostitusi tersebut, yakni SM (14) dan DO (15) yang mengenal pelaku dari jaringan pergaulan. Pelaku ditangkap pada Kamis (14/9).


SM mengaku melakukan pekerjaan tersebut dengan tujuan ingin membantu neneknya. Korban dijanjikan mendapatkan uang sebesar Rp 6 juta. Kemudian, DO juga pertama kali dipekerjakan oleh pelaku yang menjanjikan diberikan uang sebesar Rp 1 juta.


Ilusi Negara Kapitalis Menyolusi?


Di Medan, Jakarta, dan di belahan dunia lain seperti di Ukraina, Etiopia, Afganistan dan masih banyak wilayah lain yang mengalami kondisi sama yakni eksploitasi anak berkepanjangan. Seolah menjadi cerita dongeng yang akan meninabobokan siapapun yang membaca dan mendengarnya. 


Hanya sebatas itu, sebab dongeng versi ini bukanlah cerita si kaya dan si miskin atau si kancil yang cerdik. Tapi ceritanya mengarah kepada ranah banyak pemberitaan yang seliweran dengan macam-macam judul menggammbarkan kondisi memprihatinkan anak-anak bangsa yang terancam punah namun masyarakat hanya menyaksikan, diam tanpa ada niatan untuk melakukan perubahan.


Kasus ekploitasi anak merupakan satu diantara banyak kasus yang menjadi aib negara kapitalis. Alih-alih menyolusi kasus nya malah semakin marak dikarenakan tidak adanya pengaturan yang baik serta sangksi yang berefek. Wajar, kasusnya tidak pernah berhenti, malah semakin bertambah saja.


Negara Kapitalis dengan Demokrasi sebagai asasnya berusaha memberikan solusi, mulai dengan dibentuknya Komisi Perlindungan Anak sampai edukasi orang tua, revisi kurikulum sampai pemberdayaan anak. namun sampai detik ini belum menunjukkan tanda-tanda penurunan tingkat kriminal terhadap anak.


Faktor Ekonomi menjadi satu alasan terkuat munculnya eksploitasi anak ini, dengan harapan mampu memenuhi kebutuhan hari-hari dan menanggung biaya lain-lain. Karena tidak terpenuhi secara layak akhirnya menghalalkan segala cara bahkan sesutu yang diharamkan pun termasuk memanfaatkan anak-anak yang dibawah pengasuhannya untuk meraup keuntungan besar. Baik  secara langsung  maupun online.


Kondisi ini menunjukkan bahwa anak masih berada dalam lingkungan yang tidak aman. Negara masih berada di posisi gagal dalam menjamin keamanan anak. kalau bisa kita berandai, andai saja negara mampu memenuhi kebutuhan ekonomi rakyatnya maka para orang tua akan fokus mendidik dan menjaga keamanan anaknya masing-masing.


Tentu ini menjadi mimpi yang sulit sekali diwujudkan, ilusi yang berkepanjangan sebab negara ini seolah enggan untuk memberi kenyaman kepada rakyatnya baik dari segi ekonomi, pendidikan, kesehatan, social, peradilan, pemerintahan dsb. 


Rakyat di paksa untuk memenuhi kebutuhannya sendiri. Ada yang tetap bertahan dengan akal sehatnya agar tidak melakukan diluar nalar. Tidak sedikit juga yang mengambil jalan yang tidak biasa dan diluar akal sehat termasuklah eksploitasi anak ini. Ini adalah potret buram masa depan generasi bangsa. 


Hanya Islami Solusi yang tepat


Islam menetapkan negara sebagai pihak yang berkewajiban menjamin keamanan anak, dimana islam memandang bahwa anak adalah calon generasi bangsa, pencetak peradaban gemilang, menjadi generasi cemerlang yang akan meneruskan perjuangan para pendahulu. Masa depan bangsa ada ditangannya. 


Berdasarkan cara pandang inilah islam menganggap bahwa proses untuk mencetak generasi cemerlang harus mendapatkan perhatian khusus. Termasuk keamanan anak baik dalam lingkup keluarga, masyarakat dan negara. Negara memiliki kewajiban untuk menjamin semua hal itu.


Bahkan islam menetapkan bahwa negara harus memiliki mekanisme perlindungan anak yang mumpuni, sehingga cita-cita mencetak generasi gemilang itu terwujud. Diantaranya: Pertama, negara memastikan jaminan kesejahteraan bagi setiap keluarga dengan cara pengelolahan sda yang baik serta penyaluran yang tepat sasaran tanpa ada biaya yang membebani sehingga tidak ada celah kriminal untuk keluarga memenuhi kebutuhan dasarnya termasuk dalam menjaga kesehatan fisik dan psikis keluarganya termasuk anaknya.


Kedua, negara harus memastikan kurikulum pendidikan yang dijalankan sesuai dengan syara’ dimana islam memiliki cara tersendiri dalam membentuk kepribadian islam anak. pendidikan dasar yang dimulai dengan pembentukan aqidah yang kokoh serta menerapkan syariat secara kaffah menjadi modal utama untuk mengembangkan ilmu-ilmu lain seperti kemajuan ilmu sanis dan teknologi yang terus berkembang dari zaman ke zaman dsb.


Ketiga, Jika ditemukan adanya kasus yang sama yaitu eksploitasi anak, maka negara harus mampu memberikan sanksi tegas yang menjerakan bagi pelaku kejahatan. Di dalam islam tidak berlaku istilah hukum bisa dibeli, hukum tumpul keatas tajam kebawah, keringanan masa hukuman dsb. Karena setiap tindak kriminal haruslah dihukumi sesuai dengan apa yang telah disyariatkan oleh Allah swt.


Bisa dipastikan apabila islam berdiri dalam sebuah institusi, maka kebaikan itu akan dapat dirasakan. Selain kewajiban semua muslimin untuk menerapkan islam secara kaffah. Maka keberkahannya pun akan dirasakan oleh orang-orang non muslim. Karna negara dalam islam memastikan adanya jaminan keamanan dan kenyamanan siapapun yang berada dibawah perlindungannya termasuk calon-calon generasi peradaban gemilang. 

Wallahu’alam bi sahwab.

Post a Comment

Previous Post Next Post