Niat Menyejahterakan, Berujung Menyengsarakan




Oleh Lia Nurjanah

Ibu Rumah Tangga dan Aktivis Muslimah


Nama Pulau Rempang tiba-tiba muncul ke permukaan pada kamis (7 September 2023), pihak aparat gabungan (TNI, Polri, Satpol PP dan BP Batam) datang ke lokasi untuk melakukan pengosongan lahan atas perintah BP Batam. Namun, warga menolak penggusuran sehingga akhirnya terjadi bentrokan. Aparat gabungan dengan beringas menghadapi warga, bahkan murid-murid SD di kawasan Rempang terkena gas air mata.


Masyarakat Rempang menolak pembangunan Proyek Strategi Nasional (PSN) Rempang Eco City berupa kawasan Industri, perdagangan, agro wisata dan jasa dengan nilai investasi 381 T di atas lahan mereka. Dan investasi pertama yang akan masuk adalah pembangunan pabrik kaca dan panel surya terintegrasi terbesar di Asia tenggara. Usaha milik Xinyi International Investment Limited dari China itu diperoleh usai kunjungan Presiden Jokowi berkunjung ke China pada Juli 2023 lalu. Pemerintah menyatakan di media menawarkan ganti rugi dan tempat relokasi bagi warga Rempang. Namun, hal itu dibantah oleh warga setempat.


Tanggal 28 September 2023 Pulau Rempang harus clean and clear untuk diserahkan kepada pengembang PT MEG. Warga cemas saat aparat gabungan menyiagakan pasukan, bahkan sudah menahan 8 orang warga.


Melihat tragedi yang saat ini ramai diperbincangkan adalah sekelumit derita rakyat yang terjadi di tanah air. Masih banyak lagi hal yang tentunya merugikan rakyat salah satunya kasus rempang yang menjadi bukti rakyat terzalimi. Mengapa demikian, karena Langkah negara membela investasi ini tentu menzalimi rakyatnya. 


Sudah sangat jelas di sini bahwa tidak ada peran negara untuk meriayah rakyatnya, melainkan menyengsarakan rakyatnya. Masyarakat Rempang menolak pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN), karena banyak hal hanti rugi yang tidak sesuai. Selain itu mereka sebelum merdeka pun sudah tinggal di sana sejak tahun 1720. Secara tiba-tiba tempat singgah mereka harus ditinggalkan, sungguh mereka kaget akan hal itu. Sangat disayangkan juga ketika ada pejabat publik yang mengatakan bahwa ini memang ada lahan yang harus dikosongkan, ini tidak bersertifikat. Harusnya yang dikatakan negara itu adalah jangan direlokasi tetapi dilegalisasi karena mereka sudah ada sejak indonesia merdeka. Atas hal ini sudah jelas bahwa negara tidak memihak kepada rakyat, melainkan korporasi Asing. 


Bagaimana pandangan Islam terkait hal ini?


Kalau dalam sistem kapitalisme itu, tujuan bernegara untuk mengejar pertumbuhan ekonomi. Sehingga fokusnya itu mengejar materi sebanyak-banyaknya, itu menjadi target negara. Dan posisi negara sebagai regulator, agar target pertumbuhan ekonomi bisa tercapai. Sehingga bisa dikatakan investasi ini penjajahan gaya baru secara tidak sadar. Bukan manfaat yang dirasakan masyarakat melainkan residu. Lebih berambisi pada investasi tapi tega terhadap rakyat. Sehingga berani menggusur masyarakat Rempang dari tempat singgahnya. Inilah kegagalan dalam sistem kapitalisme untuk membangun ekonomi yang nyatanya tidak menyejahterakan rakyat. 


Beda halnya dengan sistem Islam tujuan bernegara itu untuk menjadi rahmat seluruh alam, rahmatan lil'alamiin. Sehingga fokusnya itu kepada manusia. Karena manusia yang akan menjalankan kehidupan di dunia. Dari peran negaranya pun untuk melayani urusan masyarakat. Jadi seperti hak-hak masyarakat harus dipenuhi pemerintah. Dalam Islam standar kesejahteraan itu terpenuhinya kebutuhan pokok individu per individu, mulai dari sandang, pangan, papan termasuk sekolah, keamanan dan kesehatan itu menjadi hak bagi masyarakat. Sudah jelas dari perbedaan tujuan dan peran bernegara dalam sistem kapitalis dan sistem Islam, yang tentunya akan menyejahterakan rakyat.


Solusinya sudah saatnya umat menjadikan Islam sebagai dasar keyakinan dan aturan kehidupan dalam semua aspek, ekonomi, sosial, militer, politik dan kenegaraan. Ini karena Islam adalah ideologi yang benar dan sempurna. Syariahnya memberikan perlindungan terhadap jiwa, harta, akal, kelahiran dan nasab, kehormatan, akidah, keamanan dan negara. 


Begitupun umat harus dicerdaskan yaitu dengan sistem Islam yang bertujuan membangun manusia, bukan materi saja. Sebagai rakyat kita tidak boleh berdiam diri, cukup bersabar, berempati. Harus ada langkah nyata yang kita lakukan yaitu amar makruf nahi munkar dan memperjuangkan, agar sistem terbaik yang diberlakukan di negeri ini yaitu sistem Islam dalam naungan khilafah.

 

Wallahualam bissawab

Post a Comment

Previous Post Next Post