Oleh Farah Friyanti
(Aktivis Muslimah)
Moderasi beragama kembali digaungkan. Bukan sekadar wacana lagi. Presiden Jokowi telah menandatangi Peraturan Presiden (Pepres) Nomor 58 tahun 2023 tentang penguatan moderasi beragama. Perpres ini mengatur untuk pembentukan sekretariat bersama guna penguatan moderasi beragama dengan Menteri Agama sebagai Ketua Pelaksana.
Melansir dari CNN Indonesia (23/09/23), Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas ditunjuk Jokowi menjadi ketua pelaksana penguat moderasi beragama baik di Instansi pusat dan daerah. Tugasnya adalah mengevaluasi, memantau dan mengkoordinasikan penguatan moderasi beragama. Beberapa Menteri juga ditunjuk untuk membantu penyelenggaran Pepres ini.
Presiden Jokowi mengajak para pemuka agama bisa beragama secara moderat. Sehingga bisa tercipta kehidupan beragama yang toleran dan nyaman. Pemerintah akan terus berupaya agar masyarakat bisa teredukasi dengan moderasi beragama sehingga tercipta bangsa yang bersatu.
Moderasi beragama bukanlah berasal dari Islam. Istilah ini merupakan gagasan pemikiran sekuler Barat yang mengatasnamakan toleransi dan kesetaraan antar umat beragama. Namun dibalik ini semua adalah keinginan untuk mereduksi ajaran Islam yang sebenarnya.
Belakangan ini umat Islam sudah mulai sadar akan kewajibannya sebagai seorang Muslim. Gelombang hijrah bermunculan di mana-mana. Kesadaran untuk berislam kafah sudah mulai muncul dalam benak kaum muslim. Munculnya gerakan Islam untuk mengajak hidup sesuai syariat dan bersatu dibawah kepemimpinan Islam.
Usaha mencerdaskan umat ini justru dihadang dengan moderasi beragama. Ide ini diaruskan untuk mengembalikan kehidupan umat Islam yang terkenal moderat, toleran dan bermartabat. Istilah moderat terkesan rancu. Umat Islam dipaksa untuk bersikap adil dan toleran. Namun pada praktiknya umat Islam harus menerima ide liberal yang buruk dan menyesatkan. Misalnya L967 yang dalam Islam diharamkan. Apabila dilarang maka umat Islam akan dianggap intoleran. Maka umat Islam akan dipaksa meyakini L967 itu halal, baik dan wajib ditoleransi. Ini merupakan penjajahan pemikiran sekular.
Sejarah munculnya Istilah moderasi beragama dikaitkan dengan peledakan gedung WTC 11 September 2011. AS memanfaatkan tragedi ini sebagai bentuk serangan terorisme juga merupakan skenario global melemahkan Islam dan kaum Muslim. Sehingga AS mempromosikan jaringan Islam moderat untuk melawan gagasan Islam radikal.
Presiden Josh W. Bush menyebutkan ideologi Islam sebagai ideologi para ekstrimis dan Perdana Menteri Inggris juga menyebutkan ideologi Islam sebagai ideologi setan. Oleh karena itu barat berusaha mengubah pemikiran kaum Muslim agar mau menerima ide barat ini yaitu demokrasi dan kebebasan. Islam moderat adalah kunci ideologi ini bisa eksis.
Jika umat Islam kembali pada ajarannya secara menyeluruh maka akan sangat berbahaya bagi barat. Barat memanfaatkan ide ini untuk mengeksploitasi negara jajahannya yang mengemban ideologi kapitalisme sekularisme. Islam moderat dikemas untuk menghalangi tegaknya syariah Islam. Pemerintah harus adil melihat persoalan yang dihadapi negeri ini. Padahal sejatinya Persoalan utama justru tingginya kemiskinan dan stunting, rusaknya generasi, tingginya kekerasan harus menjadi fokus pemerintah. Karena sebenarnya moderasi beragama bukanlah urgensitas yang menjadi fokus saat ini.
Allah Swt berfirman:
الْÙŠَÙˆْÙ…َ Ø£َÙƒْÙ…َÙ„ْتُ Ù„َÙƒُÙ…ْ دِينَÙƒُÙ…ْ ÙˆَØ£َتْÙ…َÙ…ْتُ عَÙ„َÙŠْÙƒُÙ…ْ Ù†ِعْÙ…َتِÙŠ Ùˆَرَضِيتُ Ù„َÙƒُÙ…ُ الْØ¥ِسْÙ„َامَ دِينًا
Artinya: "Pada hari ini telah Aku sempurnakan untuk kalian agama kalian, telah Aku cukupkan nikmat-Ku kepada kalian dan telah Aku ridai Islam itu menjadi agama kalian" (QS al-Maidah [5]: 3).
Islam moderat bukan merupakan ajaran Islam. Moderat artinya bisa mengompromikan yang hak dan yang batil. Ini jelas suatu kesalahan persepsi. Sehingga jika arti radikal, fundamentalis dan ekstrem justru dicitraburukkan karena tidak bersifat terbuka dan tidak bisa mengompromikan Islam dan barat. Moderasi beragama bukan solusi karena tidak bisa di terima secara akal dan ketentuan syariat.
Umat Islam harus menolak ide batil ini. Karena akan melanggengkan kekuasaan barat atas Negeri ini. Umat harus lebih bijak membaca permasalahan dengan kaca mata Islam. Hanya Islam yang memiliki solusi tuntas terhadap permasalahan umat karena hukumnya berasal dari sang Pencipta.
Wallahu a'lam bishawwab
Post a Comment