Oleh Neneng Sriwidianti
Pengasuh Majelis Taklim
Umat Islam bagaikan satu tubuh. Saat ini, bagian dari tubuh kita, Palestina dalam kondisi menderita. Mereka dibantai, dibunuh, diusir, dan dirampas tanahnya. Pertanyaannya, bagaimana hujah kita di hadapan Allah Swt. kelak, ketika saudara-saudara kita di Palestina berteriak, "Wahai saudara-saudara seakidah, di mana kalian berada? Kami membutuhkan kalian."
Seperti yang kita ketahui, perang di Gaza yang terjadi sejak Sabtu (7/10) hingga saat ini telah menewaskan 1.500 warga Palestina dan melukai 5.339 lainnya. Sementara di pihak Israel, sedikitnya 1300 orang tewas akibat serbuan pasukan Hamas dan jihad Islam. Jumlahnya terus bertambah sampai saat ini. Menurut Abdillah Onim, penggiat kemanusiaan asal Indonesia yang tinggal di Jalur Gaza menjelaskan bagaimana Israel selalu melanggar hukum internasional dan berbagai perjanjian yang telah ditandatangani. Israel terus memperluas wilayahnya dan sekarang sudah menguasai lebih dari 80 persen dari wilayah Palestina yang dicaploknya, namun dunia tampaknya membutakan mata atas kondisi yang terjadi. (voaindonesoa.com, 14/10/2023)
Zionis Israel laknatullah, terus melancarkan serangan bebas dengan arogan. Bukan hanya terhadap pejuang Palestina, tetapi juga warga sipil, anak-anak, perempuan, tenaga medis, juga jurnalis. Reaksi pun muncul dari berbagai bangsa yang menyerukan penghentian perang dan mengecam zionis Israel.
Sayangnya, banyak kaum muslimin yang tidak memahami akar persoalan peperangan antara Palestina dan Israel tersebut. Sehingga, negeri-negeri muslim hanya mengecam, dan mengirimkan bantuan makanan ataupun obat-obatan. Padahal, kaum muslimin Palestina, butuh bantuan pasukan untuk membantu mengusir Zionis Israel. Sekat nasionalisme telah menghilangkan ikatan akidah antara sesama muslim. Kaum muslimin bagaikan satu tubuh, hanyalah slogan kosong tanpa makna. Sistem kapitalisme yang dianut oleh semua negeri muslim telah menghilangkan rasa persaudaraan di antara mereka.
Sudah menjadi kewajiban kita untuk membantu saudara-saudara di Palestina yang saat ini terzalimi. Apa yang dilakukan Hamas dan rakyat Palestina adalah bentuk perlawanan atas apa yang dilakukan Israel. Selama 75 tahun Palestina berada di bawah pendudukan dan penjajahan Israel. Mereka merampas tanah dan mengusir penduduknya, menghancurkan kota-kota dan desa-desa. Melakukan genoside terhadap anak-anak, wanita, dan orang tua. Bahkan memberlakukan kebijakan blokade yang bertentangan dengan norma kemanusiaan dan mengebiri tradisi hukum internasional.
Oleh karena itu, satu-satunya untuk membebaskan Palestina adalah wajib hadirnya kembali sebuah negara super power yang melebihi kekuatan Amerika Serikat saat ini sebagai negara adi daya. Negara tersebut adalah khilafah, yang pernah menjadi peradaban gemilang selama hampir 14 abad. Karena, bercita-cita untuk membebaskan Palestina tanpa khilafah bagai menegakkan benang basah, tidak mungkin bisa berhasil secara hakiki. Walaupun begitu, bantuan yang diberikan oleh saudara-saudara kaum muslimin di dunia patut diapresiasi.
Keberadaan khilafah akan menyatukan kembali umat Islam dalam satu kepemimpinan. Khilafah dan seorang khalifah yang akan menggerakkan umat dan tentara yang gagah berani untuk menyerukan jihad fisabilillah dan mengusir zionis penjajah dari bumi Palestina selama-lamanya. Karena hanya dengan cara itu penjajah bisa dienyahkan. Umat jangan pernah berharap kepada PBB atau solusi dua negara untuk masalah Palestina.
Umat seharusnya mengambil pelajaran dari khalifah Al-Mu'tashim Billah, ketika membebaskan wanita muslim keturunan Fathimah yang ditawan oleh penguasa Amuriyah dan akhirnya Kota Amuriah pun bisa ditaklukan di bawah kepemimpinan Al-Mu'tashim. Sekitar 30 ribu tentaranya berhasil dibunuh, dan 30 ribu lainnya ditawan oleh pasukan kaum muslimin.
Umat harus yakin, kemenangan itu akan segera tiba. Daulah Khilafah Islamiyah akan segera tegak. Karena hal itu, merupakan janji Allah Swt. dan bisyarah dari Rasulullah saw.. Umat tinggal berjuang melipatgandakan ikhtiar untuk menyambut tegaknya institusi pemersatu umat ini. Semoga aktivitas yang kita lakukan akan menjadi hujah di hadapan Allah Swt. kelak di hari penghisaban. "Ya Allah, saksikanlah, kami sedang berjuang untuk tegaknya khilafah."
"Kemudian akan datang kembali masa khilafah yang mengikuti metode kenabian ... " (HR. Ahmad)
Wallahu a'lam bishshawab
Post a Comment