Oleh Hidayati
Lagi-lagi terjadi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)di tengah kenaikan barang-barang kebutuhan masyarakat . Faktanya baru selang empat bulan ribuan pekerja pabrik sepatu di Jabar telah di PHK masal, kini giliran industri tekstil yang ikut merumahkan dan bahkan melakukan PHK para karyawannya.
Menurut Ristadi Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Nusantara, pemicu gelombang PHK yang terus berlanjut karena ada berbagai faktor, dimulai dari serbuan produk impor dan anjloknya kinerja ekspor.(cnnindonesia, 06/10/2023).
Melansir kanal YouTube CNBC ( 7/10/2023) Ristadi memaparkan panjang lebar bahwa penyebab perusahaan gulung tikar dan merumahkan pekerja dan memicu ke arah PHK karena kekurangan order yang menyebabkan anjloknya kinerja ekspor. Di sisi lain banjirnya serbuan produk impor yang tak bisa terkendali dengan harga yang timpang beredar di berbagai e-commerce serta pasar-pasar tradisional sehingga produk lokal pun gagal bersaing.
Sungguh miris nasib para pekerja yang tiba-tiba terpaksa berhenti dari pekerjaannya di sisi lain tanggung jawab menafkahi keluarga tetap harus di jalankan. Mengapa arus PHK terus-menerus berulang? Bagaimana seharusnya peran negara mengatasi hal ini?
Jika fenomena PHK ini terus menerus terjadi maka jumlah pengangguran pun akan makin meningkat. Berarti jumlah kepala keluarga yang tidak bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarganya juga akan makin banyak. Hal demikian akan mengancam tatanan sosial di masyarakat karena tingkat kemiskinan yang tinggi, konflik dengan istri, biaya pendidikan dan kesehatan anak tidak bisa dibayarkan dan tidak menutup kemungkinan juga dapat terjadi tindak kriminalitas yang tinggi..
Inilah potret buramnya kehidupan dalam sistem kapitalis, di mana negara tidak memikirkan dampak yang akan terjadi apabila memutus tali rantai pekerjaan bagi para pencari nafkah. Di tengah sulitnya ekonomi masyarakat dalam memenuhi kebutuhan dasar kemudian diperparah dengan hilangnya pekerjaan, tentu masyarakat akan semakin merasakan betapa beratnya hidup mereka.
Adanya regulasi dengan para kapitalis menjadikan negara lebih berpihak kepada para pemilik modal dibandingkan dengan kesejahteraan rakyatnya sendiri. Seolah kesejahteraan rakyat hanyalah menjadi tanggung jawab tempat mereka bekerja saja. Seperti pendapatan pekerja harus diselaraskan dengan biaya hidup, sementara di sisi lain para penguasa tidak mengimbanginya dengan kebijakan yang memudahkan rakyatnya dalam memenuhi kebutuhan hidup.
Sistem ekonomi kapitalis jelas hanya ingin mengambil keuntungan para pemilik modal dan tidak akan pernah bisa berpihak pada rakyat kecil.
Inilah wajah asli kapitalisme, di mana hanya keuntungan semata yang diutamakan. Negara menjadi abai dalam mengurus rakyatnya sendiri, sehingga rakyat pun jauh dari kesejahteraan.
Persoalan PHK dan pengangguran adalah efek domino dari penerapan kapitalisme.
Fakta yang terjadi sangat jauh berbeda dengan sistem Islam yang apabila diterapkan. Penerapan sistem politik dan ekonomi Islam tentu memiliki keadilan yang luar biasa. Karena didasari oleh akidah yang sahih dan berasal dari Allah Swt.
Dalam sistem Islam negara wajib memberikan lapangan pekerjaan seluas-luasnya bagi setiap laki-laki yang telah mencapai usia baligh yang memiliki tanggungan keluarga dan juga yang sudah berumah tangga serta memberikan upah yang layak sesuai dengan pekerjaannya.
Islam juga memberikan solusi, bagaimana bisa bertahan serta menjalankan perekonomian yang kondusif dan stabil, yaitu dengan membangun ekonomi makro di mana sektor riil ekonomi akan lebih dikembangkan. Pendanaan yang maksimal tanpa birokrasi berbelit bagi masyarakat juga akan dilakukan, kebijakan ekspor akan diminimalkan bahkan ditiadakan jika dalam negeri masih membutuhkan yang tentunya akan mengurangi angka impor.
Jika suatu saat terjadi sesuatu pada perusahaan tersebut yang bisa menyebabkan terjadinya PHK, maka permasalahanya pun tidak akan meluas ke mana-mana. Sebab negara akan selalu memenuhi kebutuhan hidup rakyatnya. Misalnya akan dibuka peluang kerja yang seluas-luasnya, atau diberikan modal berupa tanah agar bisa digarap dan menghasilkan.
Sungguh Allah telah menjanjikan kehidupan yang tentram dan sejahtera serta diberkahi jika penduduk di suatu negeri mengambil hukum yang Allah berikan.
Maka sudah saatnya kita bersegera kembali kepada sistem Islam kafah yang pasti akan membawa kesejahteraaan rakyat baik dalam hal pekerjaan dan lainnya.
Wallahu a'lam bishawab
Post a Comment