MAKNA KEBERMANFAATAN


Oleh : Ustdzah Faizul Firdaus 




وَخَيْرُ النَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ

"Sebaik baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia yang lain" ( HR Ath Thabaraniy)


Berabad abad lalu Rasulullah SAW telah memberikan penjelasan bahwa kebermanfaatan diri itu haruslah terus di optimalisasi oleh setiap individu muslim. Karena Beliau SAW menjelaskan bahwa predikat manusia terbaik adalah yang paling bermanfaat untuk manusia yang lain. 


Dari sini Rasulullah memberikan konstruksi berfikir kepada kita, bahwa memang bisa jadi kita hari ini bukanlah orang yang bergelar tinggi, mungkin juga bukan orang yang berpengaruh luas. Akan tetapi sungguh predikat manusia terbaik dalam Islam tidak disematkan untuk ukuran yang demikian. Justru Rasulullah SAW memberikan petunjuk bahwa predikat manusia terbaik adalah untuk yang paling bermanfaat bagi sesama manusia. 


Kebermanfaatan ini tentu bukan asal bisa dimanfaatkan oleh orang lain. Akan tetapi kebermanfaatan ini ditimbang dari standar yang Rasulullah SAW bawa. Bahwa ukuran benar salah, tèpuji tercela, baik buruk tentu di kembalikan lagi pada apa yang memang dianggap baik ato buruk oleh Allah SWT. Kebermanfaatan yang diberikan oleh individu muslim untuk menegakkan segala perintah agama. 


Demikianlah kebermanfaatan yang dimaksud dalam hadis tersebut. Dan dalam prespektif inilah yang Islam mendorong agar setiap invidu muslim mengoptimalkan kebermanfaatan diri nya. Seorang muslim sadar bahwa dia tidak boleh tidak memiliki arti bagi orang-orang di sekitarnya.


Seorang muslim harus bisa terlibat dalam kebaikan dan keshalihan. Bahkan tidak hanya itu dia harus menjadi aktor yang bisa menebar kebaikan dan keshalihan tersebut kepada sesama manusia yang lain. Keberadaannya di tengah-tengah masyarakat benar-benar dirasakan kemanfaatannya oleh orang-orang di sekitarnya. Bahkan kehadirannya selalu dinanti dan dirindukan.


Bukan sebaliknya seorang muslim yang tidak memahami perintah dan larangan Allah. Sehingga menjadi pribadi yang justru menyusahkan masyarakat karena membawa keburukan prilaku, perkataan, maupun gagasan atau pemikiran.  Yang kehadirannya tidak diharapkan oleh orang-orang di sekitarnya. Naudzubillah min dzalik.


Di momentum Maulid Nabi ini mari kecinataan kita kepada Nabi juga kita wujudkan dengan bertambahnya kegigihan untuk menambah kefahaman terhadap Agama yang dibawa Nabi Muhammad SAW dan memprofiling diri menjadi pribadi muslim yang bermanfaat untuk sekitarnya.

_wallahu a'lam bisshowwab_

Post a Comment

Previous Post Next Post