Oleh Mahrita Julia Hapsari
(Aktivis Muslimah)
Dunia Barat tersentak, Israel yang dianakemaskan oleh mereka dibombardir Hamas. Ribuan rudal serentak diarahkan ke Tel Aviv dan Yerussalem termasuk Iron dome yang digadang-gadang sebagai pertahanan terkuat di dunia. Iron dome yang selama ini melindungi zionis Israel pun jebol dan rudal menghantam bangunan.
Pertempuran mujahidin Palestina melawan teroris Israel pun pecah. Sejak melancarkan serangan di hari Sabtu (07/10/2023) dini hari, korban jiwa telah mencapai lebih dari 1.100 orang, dengan sekitar 700 di antara berasal dari pihak Israel (cnbcindonesia, 09/10/2023).
Israel yang kalang-kabut melawan kelompok Hamas direspon Amerika dengan bantuan militer berupa kapal dan pesawat tempur. Negara-negara Barat seperti Jerman dan Austria menghentikan bantuan kemanusiaan untuk Palestina. Lihatlah, Barat bersatu mendukung teroris Israel.
Di satu sisi mereka berkoar-koar menjunjung tinggi nilai-nilai HAM dan menjaga perdamaian. Di sisi lain mereka justru mendukung zionis Israel laknatullah yang telah puluhan tahun menjajah Palestina, mencaplok dan merebut tanah kaum muslimin, membunuh dan membombardir muslim Palestina. Hipokrit.
Sungguh kita tak bisa mengharapkan lembaga dunia seperti PBB menyelesaikan konflik abadi ini. Sebab PBB pun berada di bawah ketek Amerika. Sekali veto, Amerika bisa membatalkan sanksi PBB atas kejahatan perang Israel.
Kita juga tak bisa menerima solusi dua negara yaitu Palestina dan Israel. Sebab sesungguhnya Israel tak punya hak atas tanah Palestina, tidak sama sekali, meskipun hanya sejengkal. Tanah Palestina adalah milik kaum muslimin dan Israel hadir sebagai penjajah yang dilindungi oleh Amerika dan antek-anteknya.
Jika Hamas menyebut serangannya sebagai "Operasi Banjir Al-Aqsa" dan menyerukan "pejuang perlawanan di Tepi Barat" serta di "negara-negara Arab dan Islam" untuk bergabung dalam pertempuran tersebut. Maka Hamas benar, sangat benar.
Sudah semestinya para pemimpin negeri Arab dan Islam satu sikap yaitu mengirimkan bantuan militer juga kemanusiaan. Bukan pasukan perdamaian yang menjaga perbatasan Gaza dan menyebabkan terpenjaranya dua juta Muslim di Gaza. Namun pasukan militer yang lengkap dengan persenjataan siap perang melawan Israel.
Amerika bisa dengan mudah memberi bantuan militer pada Israel, mengapa negeri-negeri Islam tak melakukan hal yang sama? Jika membandingkan jumlah pasukan seluruh negeri muslim di dunia, jelas akan mengalahkan jumlah pasukan Amerika dan antek-anteknya. Senjata canggih pun dimiliki oleh negeri-negeri Muslim.
Wahai pemimpin negeri-negeri Islam, jangan hanya bisa mengutuk dan menyuruh berdamai. Konflik Palestina vs Israel adalah konflik abadi, percuma seruan damai. Sebab hanya muslim Palestina yang disuruh mengalah, sementara zionis Israel terus menjajah dan mengusir kaum muslimin dari bumi Palestina.
Teringat dengan ketegasan Khalifatul muslimin, Sultan Abdul Hamid II. Saat utusan zionis Yahudi Theodore Herzl membujuk Sultan Abdul Hamid II agar mengizinkan kedatangan imigran Yahudi di Palestina. Theodore Herzl membawa sejumlah tawaran menggiurkan yaitu memberikan hadiah, membayarkan semua utang pemerintah Turki Usmani, memberikan utang tanpa bunga, membangunkan kapal induk dan universitas. Namun semua ditolak oleh sang Khalifah.
''Sesungguhnya, saya tidak sanggup melepaskan kendati hanya satu jengkal tanah Palestina. Sebab ini bukan milik pribadiku, tetapi milik rakyat. Rakyatku telah berjuang untuk memperolehnya sehingga mereka siram dengan darah mereka. Silakan Yahudi menyimpan kekayaan mereka yang miliaran itu. Bila pemerintahanku ini tercabik-cabik, saat itu baru mereka dapat menduduki Palestina dengan gratis. Adapun, jika saya masih hidup, maka (meskipun) tubuhku terpotong-potong adalah lebih ringan ketimbang Palestina terlepas dari pemerintahanku,'' kata Sultan Abdul Hamid II yang ditujukan kepada Theodore Herzl (republika, 17/12/2017).
Sungguh kita sangat memerlukan perisai yang bisa melindungi kaum muslimin seluruh dunia, termasuk Muslim Palestina. Seorang pemimpin pemerintahan yang menjamin keamanan bagi seluruh manusia di bawah naungan kepemimpinannya. Seorang pemimpin politik yang menjaga izzul Islam wal muslimun. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : “Sesungguhnya al-imam (khalifah) itu (laksana) perisai, dimana (orang-orang) akan berperang di belakangnya (mendukung) dan berlindung (dari musuh) dengan (kekuasaan)nya."
Wallahu a'lam bishawwab
Post a Comment