DUKA PALESTINA: NESTAPA KAUM MUSLIMIN SEDUNIA

 


Oleh: Yeni Yulianti

       (Aktivis Islam Kaffah)


Palestina kembali berduka. Dan kembalinya perang di sana banyak yang menganggap dipicu oleh serangan Palestina (Milisi Mujahid HAMAS) kepada Israel. (https://www.voaindonesia.com/a/hamas-serang-israel-netanyahu-kita-sedang-berperang-/7300797.html)


Padahal sebenarnya adalah bentuk balasan atas kekejaman Israel selama bertahun-tahun kepada kaum muslimin Palestina. Bahkan Agresi Israel dengan biadabnya setiap hari melancarkan kekejiannya membantai kaum muslimin secara membabi buta kepada anak-anak, para wanita, dan orang tua, bahkan rumah tinggal warga sipil, juga fasilitas umum seperti rumah sakit, sekolah, dan yang lainnya luluh lantah karena dibombardir oleh Israel. (https://www.bbc.com/indonesia/dunia-67040893)


Israel melancarkan serangan rudal, roket dan senjata kimia bom fosfor di udara ke wilayah Gaza, sehingga banyak pemukiman warga yang hancur, dan sekitar 1.200 warga Palestina syahid. Innalillahi. Sejak berdirinya negara Israel tahun 1948 hingga saat ini, kezaliman penjahat perang Israel laknatullah kepada warga Palestina terus saja terjadi. Bahkan selain ditindas mereka diusir dari tanahnya sendiri.


Terasa sesak dada ini melihat tangisan dan jeritan saudara-saudara kita di Palestina. Jangankan untuk makan dan tidur, bahkan sekedar bisa hidup tenang pun rasa-rasanya teramat sulit. Karena ancaman rudal dan mortir selalu mengintai setiap saat. Hingga untuk ibadah sholat pun mereka harus bertaruh nyawa.


Ya Allah Ya Robb.. andai Baginda Rasulullah SAW masih hidup dan melihat kondisi umatnya, betapa sedihnya Beliau.


Mirisnya, dunia seolah tuli dan buta dengan kebrutalan agresor Israel. Bahkan, dunia seakan tak punya nyali untuk menindak tegas Israel. Padahal selama ini HAM selalu digembar-gemborkan, perdamaian dunia pun nyaring disuarakan PBB. Tapi semua seolah bisu jika korbannya adalah umat Islam. Para penguasa muslim pun, yang mestinya bisa memerintahkan dan bergerak menurunkan militer untuk memberangus para agresor laknatullah, nyatanya mereka hanya mencukupkan diri dengan sekedar kecaman.


Mereka disibukkan dengan pertemuan-pertemuan, solusi-solusi perdamaian yang hakikatnya tidak akan menyelesaikan masalah. Padahal, darah saudara muslim mereka sedang tertumpah di sana, kehormatan para wanita dan keselamatan anak-anak tak berdosa pun sedang dipertaruhkan. Berulang-ulang kali dibuat kesepakatan perdamaian, tapi berulang pula kaum muslim dikhianati. Tentu ini menjadi bukti nyata bahwa sang Yahudi laknatullah hanya bisa dihadapi dengan jihad fii sabilillah.


Dalam tetesan air mata, teringat bagaimana perjuangan para khalifah terdahulu dalam membebaskan negeri-negeri kaum muslim. Sholahudin Al Ayubi, siapa yang tak kenal dengan kehebatan dan kebijaksanaan beliau. Sejarah telah mencatat penaklukan Al Quds oleh beliau dan pasukannya. Beliau menjadi pahlawan kaum muslimin karena berhasil merebut kembali tanah Palestina dari tangan kaum salibis. Penaklukan yang berlangsung 3 bulan itu diakhiri dengan kemenangan pasukan Sholahudin. Sehingga tanah Palestina kembali ke pangkuan khilafah. Satu hal yang amat luar biasa ditunjukkan Sholahudin dan pasukannya pada dunia. Mereka melakukan penaklukan tanpa pembantaian, siksaan dan kedzoliman.


Bahkan, pada masa khalifah Abdul Hamid II, tanah kaum muslim tetap terjaga, meski kondisi kekhilafahan pada saat itu sedang terpuruk dan bangkrut sekali pun. Teringat ucapan Abdul Hamid II kepada Yahudi kala itu: 


"Aku tidak akan melepaskan walaupun sejengkal tanah ini (Palestina), karena ia bukan milikku. Tanah itu adalah hak umat Islam. Umat Islam telah berjihad demi kepentingan tanah ini dan mereka telah menyiraminya dengan darah mereka. Yahudi silakan menyimpan harta mereka. Jika Khilafah dimusnahkan pada suatu hari, maka mereka boleh mengambil Palestina tanpa membayar harganya. Akan tetapi, selama aku masih hidup, aku lebih rela menusukkan pedang ke tubuhku daripada melihat Tanah Palestina dikhianati dan dipisahkan dari Khilafah Islamiyah. Sungguh aku tidak setuju untuk mencabik-cabik tubuh kita sendiri, padahal kita masih hidup."


Masya Allah, begitu luar biasa penjagaan para khalifah. Dan fakta pun menunjukkan bahwa hanya dalam sistem khilafah-lah warga Palestina bisa hidup dengan tentram. Begitu pula dengan penganut agama lainnya seperti Nasrani dan Yahudi. Mereka bisa hidup berdampingan dengan aman.


Berbanding terbalik dengan kondisi saat ini. Dimana para penguasa muslim yang sudah disekat-sekat oleh nasionalisme, seakan tak berdaya. Bahkan seolah tak peduli dengan nasib saudara muslimnya sendiri. Padahal Rasulullah bersabda:


“Perumpamaan orang-orang beriman dalam kecintaan, kelembutan dan kasih sayang di antara mereka ibarat satu tubuh. Jika salah satu anggota sakit, maka seluruh anggota turut merasakannya dengan tetap berjaga dan demam.” (HR. Muslim dan Ahmad)


Derita Palestina pasca runtuhnya khilafah tak pernah berhenti, tragedi kemanusiaan terbesar dan terlama sepanjang sejarah, entah sampai kapan akan berakhir. Di bawah sistem Demokrasi, nasib Palestina kian hancur. Israel perampas negeri Palestina malah didaulat sebagai penguasa sah Palestina.


Bandingkan bagaimana ketika Palestina di bawah sistem khilafah. Tiga agama hidup berdampingan dan sejahtera dalam jaminan keamanan khilafah. Sungguh, khilafah satu-satunya pelindung nyata bagi negeri para nabi. Dengan begitu, jelaslah bahwa solusi masalah Palestina adalah Khilafah. 


Karena jika tetap berharap kepada resolusi perdamaian Israel-Palestina dari PBB, sampai kapanpun tidak akan menyelesaikan masalah, yang ada hanya akan memberikan keleluasaan agresor Israel membantai umat Islam. Begitupun berharap kepada dukungan dan pembelaan persatuan pemimpin negara-negara Islam (OKI), karena faktanya malah mendukung dan mengakui eksistensi negara Israel di tanah Palestina. Dan tidak ada satupun negara kaum muslimin yg riil membantu dengan mengirimkan pasukan militernya untuk mengusir dan memerangi Israel dan melindungi kaum muslimin Palestina. Subhanallah.


Semakin kuatlah keyakinan kita bahwa tidak akan lama lagi Khilafah Tsaniyah dengan izin dan pertolongan Allah. persatuan umat di dunia akan segera tegak kembali. Dalam sebuah hadits sebagaimana dikutip oleh Ibnu Asakir dalam tarikhnya dari Yunus bin Maisaroh bin Halbas dia berkata: 


 «هَذَا الأَمْرُ كَائِنٌ بَعْدِي بِالْمَدِينَةِ، ثُمَّ بِالشَّامِ، ثُمَّ بِالْجَزِيرَةِ، ثُمَّ بِالْعِرَاقِ، ثُمَّ بِالْمَدِينَةِ، ثُمَّ بِبَيْتِ الْمَقْدِسِ، فَإِذَا كَانَ بِبَيْتِ الْمَقْدِسِ فَثَمَّ عُقْرُ دَارِهَا، وَلَنْ يُخْرِجَهَا قَوْمٌ فَتَعُودَ إِلَيْهِمْ أَبَدًا»


"Urusan ini (pemerintahan Islam/Khilafah) setelahku akan berada di Madinah (al Munawwaroh), kemudian di Syam (Damaskus) kemudian di Jazirah (sebelah utara Suriah, ini sudah terjadi di masa khalifah Marwan), kemudian di Iraq (di masa Abasiyah), kemudian di Madinah (yaitu Madinah Heraqlius yang dilakukan oleh Muhammad al Fatih, Konstantinopel/Istanbul),  kemudian di Baitul Maqdis. Jika telah berada di Baitul Maqdis maka disitulah Ibu kotanya. Dan setelah itu tidak akan dikeluarkan dari sana oleh satu kaum pun, kemudian kembali kepada mereka selamanya."


Hadits ini menjelaskan fase kota-kota yang menjadi Ibu Kota Khilafah. Maka Ibu Kota yang terakhir adalah di Baitul Maqdis. Ini berarti Palestina akan kembali kepangkuan kaum Muslimin, dan tidak ada yang bisa mengembalikannya kecuali dengan kekuatan militer.


Palestina butuh kekuatan politik umat Islam, itulah kekuatan Negara Khilafah Islam melawan Negara Zionis Israel dan kekuatan negara kafir. Palestina juga butuh solidaritas dan persatuan umat Islam dalam naungan Khilafah. Ini hanya bisa diwujudkan dengan jihad dan tegaknya Khilafah.


Semoga Khilafah segera hadir kembali menebar rahmat bagi semesta, dan duka Palestina serta negeri-negeri kaum muslimin lainnya yg masih terjajah oleh kafir barat dan sistem kufur akan berakhir. Ya Rabb segerakanlah tegaknya Khilafah 'alaa minhajin Nubuwwah.


Wallahu 'alam bish showwab

Post a Comment

Previous Post Next Post