Cegah Kekerasan dengan Kelembutan dari Islam

 


Oleh: Siti Aisyah, S. Pd.I 

(Guru RA di Rancaekek)


Kasus penganiayaan dan pembunuhan kembali mencuat. Saat ini kita banyak mendengar kasus, atau kejadian yang menunjukan pasangan suami istri melakukan kekerasan kepada pasangannya, hal itu dilakukan karena hal sepele namun bisa berakibat fatal. Sungguh ironis, padahal sejatinya pasangan itu adalah ibarat selimut yang harus saling menjaga, melindungi dan menghangatkan. 


Seorang suami bernama Nando (25 tahun) tega membunuh istrinya Mega Suryani Dewi (24) di rumah kontrakannya di Kampung Cikedokan, RT 01, RW 04, Desa Sukadanau, Kecamatan Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, pada Kamis (7/9/2023) sekitar pukul 22.00 WIB. (news.republika.co.id, 12/9/23)


Jika kita telisik, mengapa hal ini terjadi? Ada beberapa hal yang melatarbelakangi perbuatan itu, diantaranya adalah karena beratnya beban kehidupan yang harus ditanggung dalam kehidupan ini yang menjadi penyebab orang tega melakukan kekerasan pada pasangannya. Bisa jadi karena himpitan ekonomi atau karena cemburu dan lain sebagainya.


Jika kita telisik sebagai seorang muslim, bagaimana sebaiknya kita menyikapi masalah tersebut? Apakah pantas dengan alasan himpitan ekonomi, kita menjadi pihak yang kalang kabut melakukan perbuatan yang menyakiti? Sungguh alasan ekonomi ini tidak bisa dijadikan kambing hitam. Sebagai seorang muslim, sudah seyogyanya menjadikan Al Quran dan As Sunnah sebagai pedoman. Dalam Islam, kita dituntut untuk senantiasa bersabar dalam menghadapi ujian hidup. Memang, keadaan ekonomi saat ini sungguhlah berat, belum lagi beban ekonomi yang harus ditanggung oleh keluarga, sehingga harus ada sikap saling menguatkan di tengah kondisi tersebut dengan senantiasa mengingat Allah SWT. Dengan cara berupaya untuk berjuang dalam memenuhi kebutuhan ekonomi sembari berdoa kepada Allah SWT.  Semoga Allah SWT memberikan jalan keluar atas kehidupan yang kita hadapi, sembari berusaha menjadi hamba Allah SWT yang senantiasa bertawakal pada Allah SWT.  


Maka dengan itu, kita akan menjadi pihak yang kuat dalam menghadapi ujian kehidupan.  Berpasrah ketika hasil tdk sesuai perjuangan dan menyerahkan setiap kejadian kepada Allah SWT serta meminta pertolongan dari nya. Sehingga yakin kita bisa mengahadapi ujian yang Allah SWT berikan, sebagaimana firman Allah dalam Al Quran Surah Al-Baqarah ayat 286:

لَا يُكَلِّفُ ٱللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا ۚ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا ٱكْتَسَبَتْ ۗ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَآ إِن نَّسِينَآ أَوْ أَخْطَأْنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَآ إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُۥ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِۦ ۖ وَٱعْفُ عَنَّا وَٱغْفِرْ لَنَا وَٱرْحَمْنَآ ۚ أَنتَ مَوْلَىٰنَا فَٱنصُرْنَا عَلَى ٱلْقَوْمِ ٱلْكَٰفِرِين

Artinya: "Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. Mereka berdoa: ‘Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau membebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau membebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaf kami, ampuni kami, dan rahmati kami. Engkaulah penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir.’"


Maka, dengan memahami secara benar dan mengamalkannya, niscaya kita akan menjadi orang yang tenang dan yakin bisa menjalani setiap ujian yang Allah SWT berikan. Sembari tentunya kita berdoa agar dijauhkan dari segala dosa dan diberikan kekuatan dalam menghadapi ujian tersebut. Sehingga jadilah kita muslim yang kuat dan bertaqwa dengan datangnya ujian, bukan malah menjadi rusak dengan datangnya ujian ini. Semoga ayat di atas dapat menjadi pengingat untuk kita agar senantiasa menjadikan Allah SWT dan Rasul-Nya sebagai pegangan pedoman dalam kehidupan kita. Sehingga kita bisa menjadi pribadi yang kokoh dalam menghadapi ujian. Seorang muslim harus yakin bahwa kekuatan itu pasti datang dari sang pencipta, Allah SWT, karena sejatinya kekuatan itu milik Allah SWT semata. Menjadikan Allah SWT sebagai penolong kehidupan kita, akan menjadikan kita selalu menaati aturannya serta yakin Allah akan beri jalan keluar terbaik bukan dengan marah dan putus asa.


Wallahu a’lam bish shawab

Post a Comment

Previous Post Next Post