BRI, APAKAH BETUL UNTUK KEPENTINGAN NKRI?

 


BRI, Belt and Road Initiative atau proyek 'Jalur Sutra Modern China'. Indonesia termasuk salah satu negara yang melibatkan diri dalam proyek tersebut. Bahkan Indonesia adalah negara penerima investasi terbesar dari China. 


Pada Senin 16 Oktober 2023 lalu Jokowi tiba di Beijing guna menghadiri serangkaian agenda penting seperti Indonesia -China Business Forum di China World Hotel. Dalam pertemuan itu Jokowi membicarakan soal investasi cina di Indonesia dan meyakinkan para investor untuk menanamkan modalnya pada sejumlah proyek utama pemerintah, seperti hilirisasi energi baru terbarukan hingga ibu kota baru Nusantara


Kerjasama ini dibuktikan dengan menyepakati 11 penandatanganan dokumen yang artinya China siap menjadi investor mendukung suksesnya proyek-proyek BRI di IndonesiaAdapun kesepakatan tersebut senilai US$ 12,6 miliar atau Rp 197,8 triliun dalam kurs rupiah 15.700/US$, dari sektor energi hingga teknologi kesehatan.


China yang menggagas pembangunannya, melakukan pembiayaan untuk negara-negara berkembang, China juga yang berinisiatif membangun infrastrukturnya seperti membangun pembangkit listrik, jalan raya, rel kereta api, pelabuhan jadi sudah sangat jelas sekali BRI untuk siapa


Seharusnya negara ini belajar dari kesalahan negara-negara yang sudah bangkrut akibat berkerjasama dengan negara yang menganut sistem demokrasi kapitalis komunis tersebut Kerjasama ini sangat membahayakan kedaulatan negara.  Lihatlah Srilangka yang harus rela melepas pelabuhan ke China. Hal serupa bisa saja menimpa Indonesia kalau negara ini tidak mampu membayar hutang dengan tempo yang sudah ditetapkan. Negara ini sebenarnya mampu berdiri di kakinya sendiri, tanpa hutang luar negeri.


Negara ini kaya, sumber daya alam melimpah. Namun sayangnya salah kelola menjadikan negara ini tidak berdaya. Untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri saja tidak mampu dipakai kata investor  untuk membangun negeri. Investasi dijadikan alasan menguras habis kekayaan energi. Menggeser keberadaan warga pribumi demi menyediakan tempat bagi pemodal dengan bantuan pengkhianat NKRI. Apakah petinggi negeri ini hatinya sudah pada mati, telingganya tuli hingga tidak lagi mendengar jeritan, rintihan hati, menolak untuk direlokasi. Kemana lagi harus pergi. Kemana mereka mengadukan nasibnya kalau pemilik kepentingan bangsa ini hanya memiliki perutnya sendiri. Negara ini seharusnya wajib menjadi pelindung pelayan masyarakat bukan pelayan segelintir manusia yang tidak memanusiakan manusia lainnya. Pemangku kepentingan-kepentingan sibuk berdalih investasi demi negeri yang dipenuhi kantongnya sendiri 


Negara yang mayoritas penduduknya Muslim ini belum memahami dan menjadikan syariat Islam Kaffa sebagai dasar kepengurusan negara dan umatnya. Kalaulah negara ini sudah menjadikan Islam sebagai solusi tuntas problematika kehidupan umat dan urusan negaranya sudah barang tentu negara ini tidak akan mengemis bantuan dana dari asing apalagi negara yang menerapkan sistem yang jauh bahkan tidak mempercayai adanya hari kematian.


Adalah suatu kesalahan bahkan haram,  bertentangan dengan syariat Islam. Karena negara saat ini masih menerapkan sistem demokrasi kapitalisme sekuler, kerjasama dengan negara manapun dalam hal apapun selama mendapat nilai manfaat atau ada keuntungannya akan terus dijalankan tanpa memperdulikan resikonya buruk di kemudian hari. Inilah cerminan penguasa yang menerapkan sistem buatan manusia, selama menghasilkan haram halal hantam 



Wallahu a'lam


27 Oktober 2023

Post a Comment

Previous Post Next Post