Aroma Harum Syahid di Tanah Al Quds


 Oleh: Erni Yuwana 

(Aktivis Muslimah)


Tujuh puluh tahun lebih, Israel menjajah Palestina. Namun, dunia seolah bungkam. PBB dan HAM tidak berkutik, seolah mengamini segala pelanggaran hukum internasional yang dilakukan oleh Israel. 


Dilansir dari situs Sindonews.com (15/10/2023), Setidaknya 2.269 warga Palestina tewas dan 9.814 lainnya terluka akibat serangan Israel di Tepi Barat dan Jalur Gaza. Kementerian Kesehatan Gaza pada Sabtu melaporkan serangan udara Israel di Jalur Gaza selama 24 jam terakhir telah menewaskan sedikitnya 324 warga Palestina dan melukai 1.000 lainnya, menambahkan bahwa korban tewas termasuk sedikitnya 126 anak-anak dan 88 wanita. 


Kini, Palestina tidak menyisakan aroma lain, kecuali aroma darah, kematian dan kehancuran. Ribuan anak-anak dan ibu di palestina kian tertindas, tercabik, terluka, disusul dengan syahidnya para suami, ayah, kakak, keluarga di bawah penjajahan Israel. Umat Muslim di seluruh dunia kian terluka dan berduka melihat penderitaan rakyat Palestina yang tiada henti.


Turut merasakan kepedihan yang dialami warga Palestina adalah sesuatu yang wajar, lumrah dan biasa. Tidak perlu bergelar ustadz, profesor, guru, syaikh atau apapun untuk dapat merasakan penjajahan di Palestina, cukup menjadi seorang manusia yang tidak mati akal dan perasaannya. Bagaimana mungkin kita menyukai dan menikmati adegan kedzaliman yang luar biasa? Sedangkan krisis kemanusiaan di palestina telah nampak nyata di depan mata. Dunia telah menyaksikan dengan jelas.


Para pemimpin negara muslim pun berlomba untuk mengecam keras dan mengutuk sikap Israel. Namun, kecaman dan kutukan yang dilakukan oleh pemimpin dan penguasa negeri muslim tidak berpengaruh apa-apa terhadap nasib Palestina. Hal tersebut tidak lebih hanya merupakan retorika-retorika belaka untuk menenangkan kemarahan umat muslim. Nyatanya, para pemimpin dan penguasa negeri-negeri muslim tidak melakukan tindakan apapun, padahal kekuatan politik dan militer ada dalam genggaman tangan mereka.


Kebebasan terhadap rakyat Palestina bukan hal yang utopis. Bukan hanya sekedar mimpi. Kebebasan hakiki tersebut wajib untuk direalisasikan di dunia ini. Krisis kemanusiaan di Palestina harus segera dihentikan. Solusi yang sanggup kita lakukan sampai saat ini adalah pertama, terus bersuara menyampaikan kebenaran. Kebenaran bahwa zionis Israel telah menjajah Palestina. Kebebasan terhadap rakyat Palestina harus segera direalisasikan. Menyadarkan umat bahwa al Quds adalah milik umat Islam. Hal ini wajib disuarakan di seluruh media, baik lewat aksi sosial, media sosial, media cetak, dll.


Kedua, menentang solusi dua negara. Ini bukanlah solusi. Hal ini merupakan cara untuk menyerahkan tanah Palestina kepada penjajah (Israel) secara sah.


Ketiga, mendesak pemimpin negeri muslim untuk bertindak nyata, mengerahkan segala kemampuannya, baik militer maupun kekuatan politiknya untuk membebaskan Palestina dari Zionis Israel.


Keempat, Khilafah Solusi Hakiki. Kita membutuhkan hadirnya kepemimpinan umat Islam yang akan benar-benar membawa misi pembebasan dan menggunakan militer dan kekuatan politiknya untuk membebaskan Al-Quds, Rohingya, Uighur dan semua negeri Islam yang saat ini dirampas dan diduduki penjajah. 


Maka perjuangan umat muslim untuk tegaknya khilafah harus semakin kita kobarkan. Penjajahan Israel terhadap Palestina yang sungguh menyakitkan ini, kita jadikan pelecut untuk persatuan umat Islam. Ini adalah momen terbaik menyatukan sikap dan langkah kita mengakhiri penderitaan kaum muslim di seluruh dunia dan mewujudkan izzah Islam dan kaum muslim.


إنما الإمام جنة يقاتل من ورائه ويتقى به 

"Sesungguhnya Imam adalah perisai di mana mereka (Muslim) berperang di belakangnya dan dengannya Muslim dilindungi". [HR Muslim]

Wallahu'alam bi shawab.



Post a Comment

Previous Post Next Post