Realita Kelam Kapitalisme
Anak yang seharusnya sedang aktif bermain dan belajar, sebagian dari mereka hari ini malah tenggelam dalam ruang yang kelam. Yaitu banyak dari mereka terus menerus menjadi korban eksploitasi dari berbagai mekanisme. Bahkan diperalat demi mengalirkan keuntungan materi oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
Sebagaimana yang terjadi di Kota Medan, sebanyak 41 anak menjadi korban kasus eksploitasi secara ekonomi untuk kepentingan pribadi. Yaitu sebanyak 26 orang dieksploitasi oleh pengelola Panti Asuhan Yayasan Tunas Kasih Olayama Raya dan 15 orang di Panti Asuhan Karya Putra Tunggal anak Indonesia. (Detik Sumut, 23/9/2023).
Tidak berhenti di situ, Polda Metro jaya pun menagkap seorang perempuan berinisial FEA (24 tahun). Ia adalah muncikari kasus prostitusi anak di bawah umur atau perdagangan orang melalui manusia. Diungkapkan pula bahwa ada dua anak terjerat kasus prostitusi ini, yaitu SM (14 tahun) dan DO (15 tahun). Di luar itu pun diduga ada 21 orang anak yang dieksploitasi secara seksual yang diduga anak di bawah umur. (Republika, 24/9/2023).
Realita ini menunjukkan bahwa anak berada dalam lingkungan yang tidak aman dan negara tidak mampu menjamin keamanan anak. Inilah buah dari sistem Kapitalisme yang tidak menjadikan rakyat sebagai sosok yang wajib dilindungi.
Pemisahan agama dari kehidupan, berpacu pada materi, dan kemiskinan yang menggurita membuat rakyat memilih jalan-jalan kotor dan keliru. Sebagaimana SM selaku pelaku yang melakukan pekerjaan ini dengan landasan ingin membantu neneknya dan dijanjikan akan mendapatkan uang sebanyak Rp 6 juta.
Sistem Kapitalisme ini layaknya mata rantai yang mengaitkan masalah tanpa ujung. Sudah seharusnya rakyat bangkit, peka, dan beranjak untuk mencampakkan sistem ini dengan beralih kepada sistem yang lebih baik.
Bila dilihat pada sistem hari ini, pelaku-pelaku yang tertangkap tetap saja tidak menjadikan terputuskan mata rantai kelam ini. Yang ada hanyalah terus menerusnya aksi dalam ruang-ruang lain atau tersembunyi. Maka, perlu diteaah mendalam lagi dan tidak bisa bila kita hanya terpaku pada solusi parsial yang menyelesaikan secuil persoalan tetapi membiarkan akarnya terus menerus berkembang.
Solusi Tuntas Islam
Dengan demikian diperlukan mekanisme yang mampu melindungi masyarakat terutama dalam kasus ini mampu melindungi anak-anak dari eksploitasi. Semua itu sudah tersedia di dalam aturan Islam. Yaitu Islam sebagai agama yang di dalamnya terdapat seperangkat aturan yang mampu menyelesaikan berbagai macam persoalan tanpa terkecuali.
Sebagaimana aturan yang diturunkan langsung dari Sang Pencipta, maka dapat dipastikan solusi yang tertuang adalah solusi tepat dan menyeluruh. Yaitu Allah SWT mengetahui apa yang dibutuhkan seorang hamba dengan sebaik-baiknya aturan.
Berikut adalah mekanisme Islam dalam melindungi anak: Islam membangun pendidikan berlandaskan akidah Islam, menerapkan syariat yang akan melindungi nyawa anak, menjamin pemenuhan hak anak sejak dalam kandungan sampai dewasa, mewajibkan bekerja bagi laki-laki, mengatur media massa dan sosial sehingga tidak melanggar hak-hak anak, melarang segala jenis prostitusi, termasuk pada anak, mengurusi anak-anak terlantar sehingga bisa hidup layak, mewujudkan kesejahteraan ekonomi, memberiman sanksi tegas bagi setiap orang yang merampas hak-hak anak, dan mendorong masyarakat untuk amar makruf nahi mungkar.
Semua itu hanya dapat terlaksana dengan penerapan Islam secara menyeluruh di bawah naungan Khilafah. Maka, sudah saatnya kita berusaha menerapkannya dengan menyebarkan Islam ke segala penjuru agar rakyat menjadi paham akan solusi nyata dan tidak terperangkap dengan Kapitalisme yang terus menerus mencekik rakyatnya dari segala sisi.
Dengan adanya penerapan Islam, pemimpin negara akan memastikan dan mengontrol ketat rakyatnya agar terbebas dari eksploitasi seperti saat ini. Karena semua berlandaskan kepada akidah, maka tidak akan ada sosok yang memenafaatkan sekitar demi kepentingan dan kerakusannya semata. Semua memiliki hubungan dengan Sang Pencipta yaitu diselimuti ketakwaan dan rasa takut kepada Allah semata. Semua akan memahami bahwa segala hal akan dipertanggungjawabkan kelak di hadapan Allah SWT, sehingga rakyat lebih bijak lagi dalam melangkah dan focus terhadap menjemput keridhaan Allah.
Sudah tidak ada lagi kata nanti untuk berusaha menjemput penerapan ini. Sampai kapan berdiam dan menunggu korban eksploitasi pada anak berjatuhan? Tidakkah realita ini menyayat hati akan betapa keosnya Kapitalsime memimpin negeri? Maka, berjuanglah sebagai eksekutor untuk menorehkan tinta penerapan Islam kembali hingga kita bisa melihat semua rakyat terutama anak-anak di dalamnya dapat hidup damai, menggapai kebahagiaan bukan hanya di dunia, tetapi juga hingga di surga-Nya Allah kelak.
Wallahu a’lam bishawab.
Post a Comment