Sekuler Pangkal Kerapuhan Institusi Pernikahan


Oleh : Faizul Firdaus,S.Si

(Pemerhati keluarga dan kebijakan publik)


Sekali lagi fakta begitu murahnya harga nyawa. Seorang ibu rumah tangga di bekasi jawa barat, meregang nyawa akibat dianiaya oleh suaminya sendiri. Mega Suryani, 24 tahun ditemukan tewas dengan luka sayatan di leher dan luka lebam di sekujur badannya.


Fakta penganiayaan yang berujung pembunuhan ini bukan kali ini saja. Sudah tak terhitung jumlah kasus serupa ditahun 2023 ini. Sungguh sangat memprihatinkan justru seringkali penganiayaan tersebut dilakukan oleh orang dekat. Terkadang suami kepada istri, terkadang di beberapa kasus yang lain penganiayaan oleh orang tua kepada anaknya.


Fakta-fakta tersebut menunjukkan kepada kita bahwa ada yang tidak baik baik saja di masyarakat kita. Keluarga yang seharusnya menjadi tempat ternyaman bagi setiap anggota keluarganya untuk mendapatkan perlindungan, kadih sayang justru menjadi tempat meregang nyawa. Hubungan orang tua dan anak yang harusnya pepnuh kasih sayang, hari ini diwatnai dengan kenestapapan. Ayah bekerja , ibu pun bekerja, anak tidak ada tang mengurus. Tangki kaksih sayang yang harusnya diisi oleh orang tua tak didapatkan oleh anak, sehingga anak akhirnya mencarinya di luar dengan orang lain. Suami yang seharusnya tempat istri untuk mendapatkan kasih sayang dan bimbingan kini kerap hanya menjadi teman untuk bertengkar. 


Hari ini, dalam masyarakat yang sekuler kapitalis institusi pernikahan dan institusi keluarga menjadi begitu rapuh. Angka perceraian menjadi tinggi, angka KDRT pun juga terus naik. Anak anak yang terjebak dalam pusaran miras, narkoba dan pergaulan bebas juga semakin banyak.  Apa yang akan terjadi pada bangsa ini di hari esok bila generasi penerusnya semacam ini?


Hal ini berbeda pada masa lalu saat Syariat Islam menjadi hukum publik di dalam institusi Khilafah Islam. Kaum muslimin hidup dalam kesadaran untuk menjadi hamba Allah yang paling bertaqwa. Sehingga perintah agama dijalankan dalam keluarga, masyarakat, maupun negara. Suami akan memperkakukan istri dan anak-anaknya dengan baik sebagaimana yang diperintahkan Allah dan RasulNya. Negara akan memenuhi tanggung jawabnya untuk menyediakan kebutuhan pokok rakyat secara terjangkau atau bahkan gratis. 


Kerapuhan institusi pernikahan hari ini di tengah-tengah masyarakat kita merupakan problem berlapis. Individu masyarakat yang tidak faham agama. Karena kurikulum sekuler yang diadopsi negeri ini meniscayakan seorang muslim yang tidak merasa harus untuk mendalami agamanya. Selain individu yang kurang atau bahkan tidak bertaqwa, negara juga mengadopsi madzah ekonomi liberal, dimana rakyat diharuskan bertahan sendiri untuk hidup. Di waktu yang sama dalam pandangan politik ekonomi liberal, negara juga sah untuk menjual aset Sumber Daya Alam kepada swasta atau swasta asing. Sehingga akibatnya negara tidak bisa mengatur keterjangkauan harga kebutuhan terlebih kebutuhan pokok. Inilah yang membuat keluarga dihimpit dengan kebutuhan yang semakin hahri semakin mahal. 


Dari sini semakin jelas bahwa sistem sekuler kapitalis yang dianut negeri ini menjadi biang keladi berbagai maslaaah sosial. Sehingga sudah saatnya masyarakat sadar dan mendorong negeri ini untuk menata kehidupan dan siatem publik nya berdasarkan Islam. Wallahua'lam bisshowab

Post a Comment

Previous Post Next Post