Program Pemuda Ekonomi Biru, Disaat Kekayaan Dalam Dominasi Asing


Oleh: Yuni Yartina
(Aktivis Muslimah) 


Wakil Bupati Berau, Gamalis melangsungkan diskusi Pemuda Blue Economy Maratua pada Selasa, 12/8/2023 dimana beliau menyampaikan harapan pada peran pemuda agar bersinergi dengan pemerintah daerah dalam pengoptimalan seluruh potensi di daerah Maratua. 


Menurutnya, masih banyak titik-titik pulau di Berau yang belum diidentifikasi untuk dijadikan penopang Ekonomi Biru. Serta keinginan untuk mendorong masyarakat sekitar mengembangkan mata pencaharian berbasis kelautan semisal peluang karang hias maupun rehabilitasi karang. (Berauterkini.coid, 13 September 2023) 


Pemerintah sedang menjalankan amanah RPJMN 2020-2024 (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional) yang salah satunya adalah memperkuat ketahanan ekonomi. Dimana jika kita tarik garis secara internasional, program ini selaras dengan program PBB yakni SDGs yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat. Adalah hal wajar pemerintah membuat program hingga ke daerah. Namun jika kita telisik pula, Kabupaten Berau saat ini sedang membuka investasi diluar sektor tambang. Tidakkah terlihat kontradiktif, saat pemuda diminta terlibat dalam pembangunan ekonomi namun disisi lain investasi dibuka bahkan terhadap asing. 


Walhasil, pemuda hanya dibajak perannya untuk menjalankan kemauan investor. Disaat kreativitas pemuda tinggi, sudah seharusnya diarahkan kepada praktek rill. Bukan hanya menjadi buruh yang mengikuti arahan. Sebab hal yang demikian itu akan menumpulkan kreativitas dan kekritisan pemuda. Inilah negara dalam penerapan sistem sekuler yang memisahkan aturan Allah dari kehidupan. Negara hanya menjadi regulator bisnis dari investor-investor yang takut mengalami kerugian. Sangat disayangkan jika potensi masyarakat terutama pemuda hanya dikerahkan untuk jalan investasi. 


Lantas, harusnya seperti apa mengerahkan potensi pemuda dan mengelola sumber daya alam yang ada? 


Islam memandang standar pemuda adalah dibawah usia 40 tahun. Dimana hingga usia tersebut pemuda masih memiliki banyak energi. Untuk menghasilkan pemuda yang berpotensi, maka harus dibentuk sejak dini. Yakni dengan sistem pendidikan yang berbasis aqidah, dimana ditanamkan posisinya adalah seorang hamba yang harus taat dan terikat disetiap aspek termasuk nantinya ketika ia bekerja. Kemudian penanaman semangat agar bermanfaat bagi masyarakat dan negara. Sesuai sabda Rasulullah riwayat ath thabrani yang berbunyi “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain”. Sehingga saat ingin mengerahkan tenaga pemuda pun, dorongannya adalah ketakwaan kepada Allah, bukan sekedar dorongan materialistis semata. Seperti halnya Islam di era kekhilafahan mampu menghasilkan banyak ilmuwan-ilmuwan muda yang karyanya bermanfaat hingga kemajuan era saat ini. Seperti Al Khawarismi yang menciptakan angka 0, Ibnu Sina yang ilmu kedokterannya terus dipakai hingga kini, Abbas ibn Firnas yang membuat konsep pesawat terbang, dan masih banyak yang lain lagi. 


Disisi lain, dalam memanfaatkan kekayaan alam. Islam telah menetapkan bahwa ada 3 hal yang merupakan kekayaan milik umum, yakni haram kekayaan tersebut untuk diserahkan kepada individu, apalagi asing. Sebagaimana sabda rasulullah dalam riwayat Abu Daud dan Ahmad yang berbunyi “Kaum Muslim berserikat dalam tiga perkara yaitu padang rumput, air dan api”. Dari hadist tersebut, lautan merupakan kekayaan milik umum yang semestinya tidak boleh diserahkan kepada asing. Sehingga Islam akan mengelola lautan yang hasilnya akan dikembalikan untuk kemanfaatan masyarakat. Dalam pengelolaan, tentunya Daulah Islam akan melibatkan pemuda tanpa mematikan kreativitasnya sebab tidak ada dominasi investor atau asing manapun atas kepemilikan laut tersebut. 


Kalaupun ingin mengembangkan objek wisata, maka tujuannya adalah sebagai tadabbur alam, mensyukuri ciptaan Allah Maha Besar dengan penyaringan ketat agar tidak terjadi aktivitas bebas disekitar tempat wisata seperti minuman keras, perzinaan, maupun menyerap budaya atau pemikiran luar yang tidak sesuai dengan Islam. 


Demikianlah Islam mengatur dan menjaga tidak hanya manusia melainkan juga lingkungan. Tidak ada satupun yang rusak dan dirusak jika kita taat kepada aturan yang Allah turunkan. Masya Allah, wallahualam bish shawwab

Post a Comment

Previous Post Next Post