Anggota Komunitas Muslimah Menulis Depok
Sosok Salwan Momika belakangan menjadi sorotan dunia setelah melakukan aksi kontroversial pembakaran kitab suci agama Islam, Al-Qur’an. Dia adalah seorang pria yang diidentifikasi sebagai pengungsi asal Irak yang melarikan diri ke Swedia. Pria berusia sekitar 37 tahun ini memiliki nama lengkap Salwan Sabah Matti Momika. Aksi yang dilakukannya atas nama kebebasan berpendapat dan berekspresi tersebut menuai kecaman di seluruh dunia, termasuk Indonesia, negara dengan populasi Muslim terbesar dunia. Pemerintah Indonesia mengecam keras aksi tersebut dan sejumlah kalangan, termasuk MUI dan warganet, mengutuknya.
Mengapa Al-Qur’an yang menjadi sasaran? Apakah ini menandakan Islamophobia terjadi lagi? Mengapa aksi pembakaran Al-Qur’an terus berulang? Pertanyaan ini seharusnya menjadi hal yang patut dipikirkan dan harus dicarikan solusinya oleh umat Islam, karena sudah berulang kali umat Islam dijadikan sasaran kebencian dengan alasan yang tidak pernah jelas. Apa yang salah dengan Al-Qur’an dan pemeluknya? Padahal, banyak fakta yang menunjukkan biang keladi dari kekacauan dan kesengsaraan dunia saat ini adalah Amerika, negara yang selalu mengaku sebagai pengusung HAM dan polisi dunia.
Tapi anehnya justru
yang sering terjadi penampakkan kebencian orang-orang kafir
terhadap Al-Qur’an dan umat Islam, sehingga umat
Islam menjadi korban penghinaan dan penyerangan. Apalagi, tidak
ada satu pun pemimpin yang menunjukkan pembelaan yang hakiki. Mereka hanya mencukupkan diri cukup mengecam tanpa tindakan nyata. Maka, sikap seperti apa yang seharusnya
ditunjukkan pada orang yang menghinakan dan melecehkan Al-Qur’an?
Oleh karenanya umat Islam harus membela Al-Qur’an dan melawan terhadap segala pelecehan dan penghinaan terhadap Al-Qur’an karena Al-Qur’an itu ibarat jantung bagi umat Islam. Al-Qur’an merupakan organ terpenting yang menentukan hidup tidaknya umat Islam. Rasulullah SAW sendiri telah mengingatkan kepada kita, agar selalu membela Al-Qur’an karena sebagai pedoman hidup dan sebagai sumber dari ajaran Islam. Maka, umat Islam tidak boleh diam dan harus melawan dengan pernyataan yang tegas dan jelas. Tunjukkan keberpihakan kalian sebagai umat Islam bahwa kalian membela Al-Qur’an, karena ini akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah SWT di akhirat kelak.
Kalau saja umat Islam bersatu dan kompak untuk melawan maka negara sebesar Swedia itu tidak ada apa-apanya bagi umat Islam. Tapi karena umat Islam dikerat-kerat oleh batas nasionalisme yang diciptakan oleh sistem kapitalis saat ini, akhirnya umat Islam seperti macan ompong yang tidak memiliki kekuatan. Inilah hipokritnya sistem demokrasi, HAM hanya omong kosong belaka karena ia hanya berlaku bagi umat lain tapi tidak bagi Umat Islam. Buktinya orang yang melakukan pembakaran Al-Qur’an tersebut tidak dikatakan sebagai teroris tapi terkesannya hanya dibiarkan.
Untuk itulah umat Islam butuh cara unutk menunjukkan jati diri, butuh cara untuk menghentikan penghinaan-penghinaan tersebut. Caranya yaitu harus adanya institusi politik yang menyatukan seluruh umat Islam di dunia dan juga harus adanya pemimpin yang bisa menyatukan seluruh umat Islam dunia sehingga bisa melindungi dan menjaga kehormatan umat Islam. Institusi yang bisa menyatukan tersebut adalah Khilafah Islamiyah yang dipimpin oleh seorang khalifah. Institusi inilah yang akan bisa menyatukan umat Islam di seluruh dunia dan akan mengomando Umat Islam untuk melawan setiap bentuk penghinaan dan pelecehan yang dilakukan oleh orang-orang yang membenci Islam, juga memberikan hukuman yang detimpal dan berefek jera.
Bersatulah saudaraku, kaum Muslim agar kita tidak terus dijadikan bulan-bulanan penghinaan dan pelecehan. Jika Umat Islam memiliki kekuatan maka tidak akan ada satu pun yang berani merendahkan dan menghinakan Al-Qur’an sebagaimana yang terjadi saat ini.[]
Post a Comment