Marak Kasus KDRT Berujung Nyawa Melayang, Bagaimana Islam Memandangnya?


Oleh : Fifi Dwiyanti R


Keluarga merupakan satu kesatuan hubungan antara laki-laki dan perempuan melalui akad nikah. Di dalam keluarga diharapkan menjadi keluarga yang bahagia, penuh kasih dan memperoleh rahmat Allah.


Namun tampaknya keluarga saat ini tidak sejalan dengan definisi diatas.


7 september 2023 lalu terjadi pembunuhan di Cikarang barat. Suami tega membunuh sang istri karena cekcok masalah ekonomi. Sungguh kejam, seorang pasangan hidup yang diharapkan mampu memberikan kasih sayang kepada pasangan justru tanpa rasa iba, dengan teganya memukul, menyeret, hingga menggorok istrinya sendiri hingga tewas.


Pada hari yang sama, kasus serupa terjadi di Singkawang, Kalimantan Barat. Hal ini terjadi Ketika si istri minta cerai, sang suami tak terima dan langsung naik pitam dengan menikamnya dengan pisau sebanyak 4-5 kali. Tiga hari kemudian, kejadian yang sama terjadi lagi, kali ini di Ciamis, Jawa Barat. Berawal dari percakapan masalah uang parkir, kemudian terjadi pertengkaran, setelah itu dengan tega sang suami menjambak rambut dan membentur kepala istrinya hingga tewas.


Sungguh tragis kasus pembunuhan yang terjadi belakangan ini. Tiga kasus ini bukanlah kali pertama. Masih banyak kasus lainnya yang bisa jadi tidak tertangkap media. Seperti gunung es, yang tidak terlihat mungkin lebih banyak daripada yang tampak.


Penyebabnya pun bermacam-macam, mulai dari masalah ekonomi, harta kekayaan, perceraian, hingga perselingkuhan. Semua itu membuat mereka kalut dan melakukan tindakan kejam tanpa rasa iba.


Penyebab utama dari permasalahan ini bukanlah dari penyebab diatas, melinkan akibat dari adanya penerapan ideologi sekuler kapitalis. Adanya ideologi ini membuat manusia memisahkann agama dari aktivitas kehidupan sehari-hari. Hal ini yang membuat manusia menjalani hidup dengan penuh tekanan yang menumpuk.


Sebut saja, masalah ekonomi, adanya inflasi yang tinggi saat ini karena pemerintah menerapkan aturan ekonomi kapitalis. Besarnya inflasi membuat harga kebutuhan pokok naik. Kenaikan ini tidak sejalan dengan naiknya gaji, malah banyak kasus PHK. Kondisi ini tentu memengaruhi kemampuan sebuah keluarga untuk memenuhi kebutuhannya.


Dengan pendapatan yang serba kecukupan atau bahkan mungkin berkurang, mereka harus membeli kebutuhan pokok yang mahal. Hasilnya, mereka akan meminimalkan pengeluaran agar mampu bertahan dala krisis yang berkepanjangan. Sayangnya, tidak semua keluarga mampu bertahan dan banyak dari mereka justru kekurangan. Akhirnya, di tengah terpaan kesulitan, mereka meluapkannya pada pasangan.


Penyebab utama pertengkaran dalam rumah tangga bukanlah faktor, melainkan dari penerapan kapitalisme. Adanya paham kebebasan juga membuat suami istri merasa bebas bergaul dengan yang bukan pasangannya, hingga akhirnya selingkuh pun menjadi jalan tengahnya. 


Fenomena marahnya suami yang mengakibatkan hilangnya nyawa pasangan memperlihatkan bahwa si pelaku tidak mampu mengontrol emosi. Ketika melihat istrinya yang emosian, teriak-teriak, bahkan berkata tidak pantas, seketika itu sang suami naik pitam dan main tangan.


Emosi ini sebenarnya adalah bagian dari gharizah baqa’ (naluri untuk memperyahankan diri). Saat suami merasa direndahkan oleh pasangannya, hatinya tersakiti dan tidak mau menerima. Lantas ia marah dan melampiaskan amarahnya. Sayangnya, tidak ada kontrol membuatnya kacau.


Fakta ini harusnya membuat kita terbuka bahwa kapitalisme membuat hidup kapitalisme membuat hidup makin redup. Pasangan seperti mainan yang jika tidak nyaman langsung dibuang. Inilah potret rusaknya kaptalisme, ideologi yang tidak lagi mampu menciptakan rumah tangga yang Sakinah, mawaddah, dan Rahmah.


Segala sesuatu pasti ada penciptanya, dan ada aturan yang disertakan, seperti handphone yang diciptakan lengkap dengan buku panduan aturan pemakaian. Begitupun manusia, sesuatu yang mampu mengatur dan mengontrol naluri manusia adalah aturan dari Pencipta, yaitu agama. Sebagai muslim, kita wajib meyakini bahwa islam mampu menyelesaikan masalah. Termasuk mengatasi kemarahan. Islam mengajarkan cara mengontrol nalurinya.


Akidah islam adalah landasan utama bagi mukmin yang mengikuti aturan Allah. Apabila keyakinannya kepada Allah sangat kuat, suami istri akan senantiasa bersabar dalam segala kesulitan yang dihadapi, mereka yakin, segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan ini merupakan kehendak dari Allah. Mereka akan paham bahwa kesabaran atas segala sesuatu yang menimpanya akan membuahkan pahala dan keridhaan Allah.


Islam memiliki solusi yang paripurna atas segala permasalahan yang ada. Ketika marah, Islam menganjurkan untuk duduk, bahkan memerintahkan berwdhu agar kemarahan mereda. Hubungan suami istri pun diatur dalam islam, suami yang harus mengayomi istri dan istri harus taat kepada suaminya.


Untuk permasalahan ekonomi, islam memilki solusi tuntas dalam hal ini. Penerapan sistem ekonomi Islam membuat hidup tercukupi sehingga tidak akan muncul masalah ekonomi yang sesulit sekarang. Penerapan aturan sosial juga akan meminimalkan perceraian, perselingkuhan, maupun masalah lainnya.


Semua pemenuhan ini merupakan tanggung jawab penuh pemerintah. Negara harus menjadikan islam sebagai rujukan dan menerapkan aturan secara keseluruhan. Negara merupakan pelindung bagi rakyatnya. Oleh karena itu, dengan adanya islam diterapkan dalam segala aspek kehidupan, Masyarakat senantiasa akan terjaga baik dari keimanan, ekonomi, sosial, dan aspek lainnya. Termasuk dalam berumah tangga. Negara akan senantiasa menjaga keimanan masyarakatnya. Wallahu alam bishshawwab.

Post a Comment

Previous Post Next Post