(Freelance Writer)
Ketua Forum Panti Kota Medan Besri Ritonga mengatakan sebanyak 41 anak menjadi korban eksploitasi oleh pengelola dua panti asuhan di Kota Medan. Kini, polisi masih mendalami persoalan tersebut.
Besri menjelaskan untuk kasus di Panti Asuhan Yayasan Tunas Kasih Olayama Raya yang beralamat di Jalan Pelita didapati ada 26 anak. Sedangkan di Panti Asuhan Karya Putra Tunggal Anak Indonesia yang terletak di Jalan Rinte ditemukan ada 15 anak.
Besri menjelaskan ada lima orang pengurus yang didapati dari panti asuhan di Jalan Rinte. Panti tersebut tidak memiliki izin atau ilegal dan sudah beroperasi sekitar 8 bulan. Ia pun menduga ada keterkaitan antara panti di Jalan Pelita dan di Jalan Rinte.
Sebelumnya diberitakan, PS Kasat Reskrim Polrestabes Medan Kompol Teuku Fathir Mustafa mengatakan saat ini masih memeriksa pengelola panti di Jalan Rinte serta sejumlah saksi.
Dari hasil interogasi, ZZ mengaku panti itu sudah beroperasi sejak awal tahun 2023. Namun baru 4 bulan terakhir ZZ gencar melakukan eksploitasi melalui media sosial TikTok.
"Itu satu bulan bisa Rp 20 juta - Rp 50 juta yang didapatnya. Jadi, anak-anak ini pada momen tertentu, disyuting agar bisa menggugah hati netizen untuk memberikan donasi," sebutnya.
"Dari itu, dia meminta semacam donasi dan itu berdatangan. Bahkan tidak hanya dari Indonesia tapi juga dari luar negeri," sambungnya.
Dari pihak TikTok sendiri memberikan penjelasan bahwa tidak mengizinkan konten yang mengeksploitasi orang, akan menghapus konten yang melanggar kebijakan ini, membatasi akses Live bagi akun yang melanggar, dan menghapus permanen akun yang berulang kali melanggar kebijakan kami (Detik. 23/09/2023).
Dari contoh kasus di atas, hal itu merupakan sebagian kecil dari banyaknya kasus yang jarang diketahui oleh khalayak ramai, karena kurang di-up ke permukaan sebagai penyalahgunaan media sosial.
Pun tidak dipungkiri dengan berbagai macam aplikasi di dalamnya, salah satunya aplikasi dengan penggunaan paling banyak diunduh secara global pada tahun 2022 adalah TikTok dengan 672 juta kali unduhan dengan beberapa keunggulan seperti popularitas yang tinggi, fokus pada konten kreatif dan singkat, musik dan efek visual yang kaya, algoritma rekomendasi yang kuat, kesempatan vitalitas yang tinggi, dukungan untuk bisnis dan pemasaran dan lainnya.
Namun, dampak negatifnya pula sangat banyak dan khusus meninjau dari segi dampak pada anak sangatlah mengkhawatirkan bahkan miris. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, eksploitasi anak terus terjadi dengan berbagai mekanisme termasuk cara yang tak patut demi mendapatkan keuntungan. Aplikasi yang seharusnya dapat berguna untuk beberapa hal, dipakai oleh oknum tak bertanggung jawab untuk melakukan tindakan yang tak patut, realita ini menunjukkan bahwa anak berada dalam lingkungan yang tidak aman.
Mengapa hal ini bisa terjadi dan bagaimana solusinya? Sedang tidak dipungkiri peran negara sebagai kekuasaan tertinggi dalam kehidupan sangat dibutuhkan.
Apalagi dalam sistem sekuler liberal tolok ukur perbuatan dalam kehidupan ialah asas manfaat. Semakin bermanfaat yang dirasakan seseorang, apapun akan dilakukan. Maka tak jarang halal haram dan baik buruk seolah tak lagi jadi patokan.
Sementara dalam sistem islam sangatlah jauh berbeda, di mana anak-anak usia dini, dijadikan bibit unggul untuk masa depan yang gemilang. Dimulai dari lingkunga keluarga, di mana orang tua sebagai sekolah pertama dan utama sebelum memasuki sekolah. Di mana orang tua menanamkan akidah dan tauhid, salat, dan menghafal Al-Qur'an dan lain sebagainya. Pun negara membantu menopang pendidikan generasi lewat sistem pendidikan yang diberikan kepada rakyat.
Adapun bagi orang tua yang menelantarkan anaknya. Sungguh, sangat berat pertanggungjawabannya kelak. Karena jika Allah Swt. sudah menetapkan hukum, maka tidak ada pilihan bagi manusia. Pun Rasulullah Saw. mengingatkan, “Sesungguhnya pada hari kiamat ada manusia yang tidak akan diajak bicara, tidak disucikan dan tidak dilihat”. Kemudian Nabi ditanya “Siapakah orang-orang itu?” Nabi Muhammad SAW lalu menjawab “Anak yang berlepas diri dari orang tuanya dan orang tua yang berlepas diri dari anaknya,” (HR Ahmad).
Selain itu, didiklah anakmu, karena sesungguhnya engkau akan dimintai pertanggungjawaban mengenai pendidikan dan pengajaran yang telah engkau berikan kepadanya. Dan dia juga akan ditanya mengenai kebaikan dirimu kepadanya serta ketaatannya kepada dirimu.”(Tuhfah al Maudud hal. 123)
Di dalam Islam pun, negara menerapkan jaminan berlapis untuk anak. Jaminan tersebut, yakni jaminan perlindungan, yaitu jaminan nasab, jaminan perwalian dan nafkah, jaminan pengasuhan, jaminan penyusuan, jaminan pendidikan, jaminan kesehatan, jaminan keamanan, jaminan kesehatan, jaminan sosial, jaminan keamanan, jaminan ramah lingkungan, dan jaminan kesalihan. Hal itu sebagai bentuk tanggung jawab negara mengurus urusan umat dengan adil.
Oleh karena itu, sungguh tidak ada sistem sesempurna kecuali islam. Karena pembuatnya bukanlah makhluk yang senantiasa mempertimbangkan kemaslahatan diri pribadi. Sebab, sistem islam tercipta dari zat yang mulia, Allah Swt. Wallahu a'lambisawwab.
Post a Comment