Bentrok warga dengan aparat kepolisian akhir akhir ini kian marak. Seperti yang sama-sama kita ketahui bersama bentrok warga vs aparat ini juga menimpa warga Pulau Rempang Batam, Riau. Seakan luput dari pengetahuan masyarakat luas, karena beritanya tidak wara-wiri atau viral di sosial media. Bentrok wargapun terjadi di Kabupaten BANYUASIN Sumatra Selatan.
Seperti yang dilansir oleh Tribunsumsel. Com. BANYUASIN. Kronologi bentrok antara warga dan polisi di dusun IV Desa Paldas, kecamatan Rantau Bayur Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan pada Selasa 12 September 2023 pukul 19.20 Wib
Informasi yang di peroleh pemicu bentrokan ini adalah terkait tambang batubara. Ada dua warga yang dilaporkan mengalami luka tembak dan satu warga lagi kaki kanannya patah terlindas mobil. Tiga warga tersebut bernama Yadi 40 tahun, luka tembak di lengan kanan. Badar 44 tahun, mengalami luka tembak di bagian telinga kiri dan Anton alias Marlinton 39 tahun, luka terlindas ban mobil kaki kanan
Situasi menenggangkan ini bermula pada saat ada anggota Jatanras Polda Sumsel yang akan menangkap terduga pelaku pengerusakan mobil pengangkut bahan tambang batubara beberapa waktu lalu. Lagi lagi soal tambang menelan korban meski bukan korban nyawa namun kenyamanan warga lagi-lagi terusik
Beberapa hari sebelum bentrokan antara warga dan polisi ini terjadi ternyata sudah terjadi bentrok antara warga dan pihak perusahaan yakni para pekerja tambang batubara di Tanjung Agung Barat, Jumat 1 September 2023. Sala satu sopir dump truk dan mobil Doble kabin lainnya menjadi sasaran warga yang sudah tersulut emosi.
Kisruh warga desa dengan pihak tambang batubara ini mencerminkan bahwa tidak adanya solusi dari negara. Seharusnya negara hadir menengahi agar keluhan warga setempat mendapat solusi tepat jangan menunggu sampai bentrok baru butuh buru menengahi itupun bukan mencabut akar permasalahannya. Pengangkutan bahan tambang yakni batubara ini lalu-lalang di tengah masyarakat, kondisi semakin parah. Membuat warga kian resah. Kapitalisme membuat pihak perusahaan dan negara abai akan kondisi masyarakat sekitar pabrik tambang. Jalan-jalan jadi banyak rusak, keamanan sesama penguna jalan belum lagi berbicara soal debu asap kendaraan truk yang lewat asap pabriknya yang menyumbang polusi terbanyak.
Negara harusnya membela rakyat melalu pihak aparat keamanan bukannya membela dan menjadi kaki-tangan perusahaan dan pengusaha. Masyarakat tentunya tidak akan bertindak berlebihan apabila sampai membuat keributan kalau pihak tambang juga tidak keterlaluan. Pihak perusahaan tidak merespon baik bahkan terkesan cuek terhadap keluhan warga. Warga sudah beberapa kali memberikan peringatan namun tidak ada tanggapan sampai akhirnya terjadilah bentrokan ini
Sekali lagi inilah buah karma dari penerapan sistem buatan manusia dalam kepengurusan negara. Berbeda halnya jika negara itu menerapkan syariat Islam Kaffa dalam mengurus segala aspek kehidupan umat manusia. Dalam Islam pengelolaan bahan tambang yang termasuk kepemilikan umum, batubara tidak boleh di kuasai individu, perorangan atau pengelolaannya diserahkan pada pihak swasta apalagi asing. Namun negaralah yang mengelolanya. Dan diperuntukkan sepenuhnya untuk kemaslahatan umat atau warga negara tersebut
Karena dalam Islam umat berserikat dalam tiga hal yakni air, tanah dan Padang pengembalaan(hutan). Artinya ketiga sumber daya alam ini tidak boleh dikuasai oleh segelintir orang seperti pemodal besar Asing dan Aseng. Islam memberikan solusi tuntas untuk mengatasi atau mencegah terjadinya celah, cikal-bakal peluang ketidakadilan dan kezaliman, hanya dengan penerapan syariat Islam umat manusia akan mendapatkan perlindungan di dunia dan tentunya akan menyelamatkan jiwanya dari siksa neraka
Wallahu a'lam
Palembang 22 September 2023
Post a Comment