Jaminan Keamanan: Islam VS Kapitalisme


Oleh Pipin

Aktivis Dakwah



Bung Karno pernah berkata tentang Jasmerah, yakni "Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah,” maka ungkapan ini sangat tepat untuk umat Islam yang makin jauh dari sejarahnya, bahwa Islam pernah berjaya selama lebih dari 13 abad lamanya memimpin dunia dengan sistem pemerintahannya khilafah.


Negara khilafah berbeda dengan bentuk negara apapun di dunia. Negara khilafah ada untuk mengurus urusan agama dan dunia. Kemaslahatan agama dan dunia terwujud di dalam naungan khilafah dengan menerapkan syariah. Dengan syariah pula, seluruh kemaslahatan rakyat, baik muslim maupun nonmuslim, terwujud dengan sempurna. Dengan syariah, negara khilafah bisa mewujudkan jaminan bagi seluruh kebutuhan rakyatnya, baik secara individu maupun kelompok.


Sandang, papan, dan pangan sebagai kebutuhan pokok individu dijamin oleh negara khilafah, melalui mekanisme syariah. Begitu juga kesehatan, pendidikan dan keamanan sebagai kebutuhan pokok kelompok juga dijamin oleh negara khilafah, melalui mekanisme yang sama. Dengan begitu, seluruh kebutuhan pokok rakyat, baik yang terkait dengan individu maupun kelompok, semuanya dijamin oleh negara.


Sebagai rakyat negara khilafah, baik muslim maupun nonmuslim, kaya, miskin, tua, muda, kuat, lemah, pria dan wanita, semuanya mempunyai hak yang sama. Begitu juga, negara khilafah mempunyai kewajiban yang sama kepada mereka. Karena itu, jaminan yang diberikan oleh negara khilafah kepada rakyatnya berbeda dengan jaminan yang diberikan oleh negara kapitalis.


Negara kapitalis tidak memberikan jaminan keamanan kepada rakyatnya. Karena tugas dan fungsi negara hanya sebagai wasit bagi rakyatnya. Negara baru bertindak jika ada masalah, hal nya kondisi saat ini, keamanan dunia sepertinya masih sebatas mimpi.


Pasalnya, kapitalisme yang menguasai dunia saat ini tidak menjamin keamanan seluruh dunia. Sebagaimana kita ketahui, kapitalisme memiliki standar kebahagiaan berupa materi, manusia akan merasa puas apabila mendapatkan kesenangan duniawi. Standar ini kemudian menjadi pendorong negara penganut kapitalisme untuk mencari keuntungan besar.


Selain masalah keamanan seperti perang, sejatinya masih banyak problem lainnya yang membuat dunia merasa tidak aman. Sebut saja, kemiskinan, kejahatan, hingga tagihan utang karena riba, membuat masyarakat tidak bisa tidur nyaman. Jumlah lapangan kerja pun minim. Kalaupun ada, upahnya murah. Bahkan, kebutuhan pokok yang mencekik membuat kemiskinan makin menjerit. 


Seperti dilansir oleh news.republika.co.id-Presiden Joko Widodo menyatakan saat ini dunia membutuhkan rumah yang aman. Faktanya Ada banyak problem dunia yang membuat rakyat tidak aman, bahkan justru sengsara.  Bukan hanya peperangan, tapi juga kemiskinan, yang merupakan konsekuensi penerapan sistem kapitalis. Falsafah ‘Satu Keluarga’ ini semestinya bukan semata jargon. Jelas ini semua mengakibatkan dunia tidak aman. 


Kalau ditelisik lebih dalam, penyebab semua masalah ini adalah kapitalisme. Sifat rakus manusia melahirkan kesenjangan antara si kaya dan si miskin. Tidak diragukan lagi, kapitalisme menyelesaikan masalah dengan melahirkan masalah baru.


Sejarah menunjukkan berbagai futuhat mengakibatkan tersebar dan meratanya kesejahteraan rakyat. Islam menjaga perdamaian dan keamanan dunia hanya terjadi ketika Islam memimpin peradaban. Selama 13 abad, Islam mampu menjaga perdamaian. Kalaupun ada peperangan, itu hanya terjadi saat kaum muslim melawan ketidakadilan para pemimpin zalim.


Selain itu, penerapan aturan Islam yang sempurna, seperti sistem pemerintahan Islam (khilafah), sistem ekonomi, pendidikan, sosial, hingga sanksi, akan membuat masyarakat merasa aman. Masyarakat di sini tidak hanya kaum muslim, tetapi juga nonmuslim yang berhak untuk mendapatkan keamanannya jika termasuk warga negara. 


Oleh karena itu, jika kita merindukan keamanan dunia, hanya pada Islam kita dapat berharap yang dengan sistem khilafahnya akan mengendalikan konstelasi dunia dengan aturan politik luar negerinya. Dunia secara nyata membutuhkan tegaknya khilafah.


Wallahualam bissawab

Post a Comment

Previous Post Next Post