Jalan Rusak dan Berlubang Mengancam Nyawa, Islam Solusi Nyata




Oleh Tati Nurhayati 

Ibu Rumah Tangga dan Aktivis Muslimah



Jalan raya Cibiru, Kabupaten Bandung, merupakan jalan alternatif bagi pengendara untuk menghindari kemacetan yang terjadi di jalan protokol. Akan tetapi jalan alternatif yang digunakan itu nampak rusak dan begitu banyak lubang lebar dan cukup dalam. Kerusakan jalan alternatif itu terjadi tepatnya di wilayah Babakan Cimekar, Desa Cibiru Hilir, Kecamatan Cileunyi. Kerusakan jalan yang parah ini tentunya dikeluhkan oleh para pengendara sebab akan membahayakan pengguna jalan. Maka dari itu, masyarakat meminta agar pemerintah segera menindak lanjuti keluhan para pengguna jalan sehingga jalan alternatif tersebut bisa nyaman digunakan.


Jalan memang menjadi salah satu sarana prasarana yang sangat penting. Hal itu karena jalan menjadi sarana penghubung antarwilayah, dan juga jalan mampu mendukung perputaran ekonomi suatu daerah. Sehingga apabila jalan mengalami kerusakan tentulah hal itu akan mengancam keselamatan pengguna jalan dan bahkan bisa menimbulkan kecelakaan.


Saat ini upaya perbaikan jalan terasa begitu lamban, padahal kerusakan jalan tersebut tidak hanya terjadi di satu daerah saja. Tidak aneh memang dalam dunia kapitalis ini, karena sistem ini lahir dari rahim sekularisme, yakni sistem yang memisahkan agama dari kehidupan. Sistem ini memaknai pelayanan kepada masyarakat sebagai sesuatu yang harus ada timbal baliknya, manfaat ataupun nilai materi.


Berbeda dengan sistem Islam, sebagai agama yang sempurna, negara dalam sistem Islam akan mengurus segala urusan rakyat dan menjadi pelindung bagi mereka. Karena sistem Islam lahir dari hukum syarak. Sebagaimana sabda Rasulullah saw.

"Pemimpin suatu kaum adalah pelayan mereka." (HR. Ibnu majah dan Abu nuaim). 

Dalam riwayat lain Rasulullah saw. juga bersabda 

"Imam/Kholifah adalah pengurus rakyat dan dia bertanggung jawab atas rakyat yang diurus." 

(HR. Bukhori).  

Maka dari itu, perbaikan jalan dan infrastruktur pembangunan menjadi salah satu jaminan pemeliharaan pemerintah demi melayani masyarakat agar kesejahteraan terpenuhi. Kebetuhan rakyat akan tranfortasi dan jalanan yang baik itu akan dipermudah.


Tinta emas peradaban Islam mencatat sejarah pada masa kekhilafahan Umar bin Al Khatta, beliau begitu sedih ketika mendengar kabar bahwa di Irak ada seekor keledai yang tergelincir lalu terjatuh ke jurang karena jalan yang dilewatinya rusak dan berlubang. Melihat kesedihan khalifahnya membuat sang ajudan bertanya, “Wahai Amirul mukminin, bukankah yang mati hanya seekor keledai?” dengan nada serius dan wajah menahan marah Umar bin Khattab berkata: “Apakah engkau sanggup menjawab dihadapan Allah ketika ditanya tentang apa yang telah kau lakukan ketika memimpin rakyatmu?”


Lihatlah, betapa khawatirnya Umar apabila ada hewan yang terluka. Apalagi dengan nyawa manusia? Karena satu nyawa saja sangat berharga dalam Islam. Kita lihat bukankah korban yang terluka akibat kecelakaan di jalan yang rusak saat ini adalah manusia. Itulah sosok pemimpin hebat yang dilahirkan dari sistem Islam, Ia begitu serius memperhatikan keselamatan rakyatnya. Umar bin Khattab hebat bukan karena dirinya, tapi keislamannya dan sistem yang menaunginya, yaitu sistem Islam. 


Daulah Islam pun akan cepat tanggap dalam merespons setiap kebutuhan masyarakat. Apabila suatu daerah kekurangan dana, maka akan dibantu dari daerah lain yang surplus. Dalam hal keuangan negara pun akan dikelola dengan sangat ketat, sehingga hal tersebut mampu mencegah penyalahgunaan dana. Sanksi tegas tak segan-segan untuk diberikan bagi siapapun yang melanggar dan menyalahgunakan amanah dan kekuasaannya dalam melayani masyarakat.


Sosok pemimpin dalam Islam tidak akan memikirkan diri sendiri dan keuntungan pribadi atau kelompok saja. Namun, beliau (khalifah) akan berpikir bagaimana caranya agar rakyat terlayani dengan baik, baik rakyat muslim atau nonmuslim, semua mendapatkan perlakuan yang sama. Oleh sebab itu, satu-satunya solusi atas ketidakadilan dan ketidaksejahteraan umat saat ini adalah dengan diterapkannya kembali syariat Islam secara kaffah dalam setiap aspek kehidupan. Karena sudah jelas sistem Islam mampu mencetak tinta emas selama kurang lebih 13 abad lamanya. 


Wallahualam bissawab

Post a Comment

Previous Post Next Post