Saat ini total penduduk Indonesia di dominasi generasi Z, dengan prosentase 27,94% namun dengan jumlah yang banyak itu membuat kita prihatin, karena generasi Z hari ini justru mengalami krisis moral.
Hal ini senada dengan apa yang disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menilai generasi Z sekarang hanya cenderung berpikir logis namun mengabaikan etika. Menurutnya, penilaian mengenai baik atau buruk sudah mulai terabaikan.
"Jadi di Indonesia ini ada kecenderungan terlalu banyak yakin dengan kecerdasan logikanya tapi mengabaikan dari aspek etika, sehingga untuk mengukur nilai tentang kepatutan yang diukur baik dan buruk itu sudah mulai terabaikan," kata Muhadjir di Istana Negara, Jakarta Pusat, Selasa (15/8).
Dari pernyataan tesebut terbukti penguasa negeri ini pun memfaktai akan krisis moral pada generasi, tapi apakah cukup hanya dengan memberikan pesan? Lalu apa sebenanya akar masalah terjadinya krisis moral pada generasi saat ini? Apakah krisis ini semata2 karena individu generasi Z? atau ada pangkal kerusakan yang membuat krisis moral pada generasi Z
Sistem Sekuler Pangkal Krisis Moral Generasi
Sistem sekulerisme (memisahkan agama dari kehidupan) saat ini merupakan pangkal krisis moral generasi, di mana saat ini tercabutnya nilai agama Islam pada generasi di masanya secara lembut, samar, invinsible sehingga setiap generasi tidak merasa telah masuk ke atmosfer kehidupan yang hedonis; liberal dan individualis. Hal tersebut juga ikut berkontribusi dalam perusakan kepribadian generasi seperti rapuh tanpa akhlak dan adab, liberal dalam berpendapat maupun berperilaku. Hasilnya rendah akhlak dan kurang adab, bahkan kepribadiannya sekuler. Situasi yang dimaksud tersebut dipastikan buah dari sistem sekularisme yang membiarkan Generasi Z terpapar pemikiran sekularime.
Sudah semestinya penguasa dan para pejabat mencampakkan sekularisme sebagai sumber krisis etika Generasi Z. Sekularisme telah mencerabut nilai-nilai agama Islam, melahirkan generasi rapuh tanpa adab, serta manusia yang merasa bebas berbuat, memiliki, beragama, dan berpendapat. Semua itu berkontribusi merusak kepribadian seluruh generasi, bukan hanya Generasi Z.
Kembali Kepada Islam Adalah Solusi Atas Krisis Moral Generasi
Solusi pada generasi muda saat ini tentulah tidak cukup hanya dengan mengeluh dan memberikan pesan saja, tapi juga perlu ada solusi konkrit yang dilakukan sehingga bisa memebebaskan generasi dari kriris moral, Cobalah belajar dari generasi muda para sahabat Nabi saw. yang berakhlak mulia dan luhur. Mereka dibesarkan dengan akidah Islam dan pemikiran yang cemerlang.
Akhlak para sahabat Rasulullah yang mulia dan luhur tidak terbentuk melalui proses instan. Namun, dibentuk dengan pemahaman akidah Islam dan pemikiran yang cemerlang sehingga terbentuklah kepribadian Islam yang hakiki. Akhlak dalam Islam adalah buah dari keterikatan hukum syariat, bukan sifat yang berdiri sendiri. Artinya penerapan syariat oleh tiap muslim membentuk kepribadian dan akhlak yang khas pada dirinya. Menyadari bahwa krisis akhlak dan adab pada generasi muda di setiap masanya tidak bisa dipisahkan dari keberadaan sistem yang baik nan sempurna, yakni Islam.
Seperti yang telah dicontohkan oleh generasi muda para sahabat Nabi Saw yang di hidup dengan aturan Islam seluruh aspek kehidupan. Terutamnya dalam hal Pendidikan, mempunyai tujuan yang jelas, yaitu mencetak kepribadian Islam (syakhsiyyah islâmiyyah). Bukan untuk mencetak para pekerja di dunia industri atau menjadi para pengusaha. Kelak mereka diarahkan menjadi pribadi yang memiliki kecerdasan beragam untuk berkontribusi bagi umat. Nabi saw. bersabda.
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.” (HR Ahmad)
Para pelajar dibentuk pola pikir dan pola sikapnya agar senantiasa selaras dengan Islam. Untuk itu pengajaran Islam diberikan kepada mereka bukan untuk menjadi hafalan atau teori semata, tetapi untuk menjadi petunjuk kehidupan yang praktis/amaliah.
Nabi saw, pada saat mendidik para sahabat, selalu menekankan kepraktisan ajaran Islam. Untuk menjaga akhlak para pemuda, Rasulullah saw. misalnya, pernah memalingkan wajah Fadhl bin Abbas ra. yang memandangi wajah seorang perempuan terus-menerus. Kepada dia Nabi saw. memberikan nasihat.
“Anak saudaraku, pada hari ini siapa saja yang mampu mengendalikan pendengaran, penglihatan, dan lisannya, niscaya ia akan diampuni Allah.” (HR Ibnu Khuzaimah)
Oleh karena itu, kembali pada aturan Islam kaffah adalah Kebutuhan kita saat ini , dunia penuh krisis akibat abainya manusia dari aturan Sang Khalik. Allah Taala berfirman.
“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.
Post a Comment